Saturday, May 5, 2007

Wafatnya Ali Bin Abu Tholib

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ada pertanyaan yang selalu menjadi ganjalan kami karena tak ada jawaban yang tuntas. Dalm sejarah, tercatat, Sayidina Ali bin Abu Thalib karamallahu wajhah adalah panglima besar Islam. Beliau hebat, cerdas, dan "sakti". Pertanyaannya, mengapa wafatnya justru karena dibunuh. Pernah ada jawaban yang menyatakan bahwa Sayidina Ali selalu berdoa minta wafat dalam keadaan syahid. Benarkah jawaban itu? Terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Mulyono

Jawaban:

Waalaikumsalam Warahmatullahi wabarakatuh. Untuk menjawab pertanyaan Saudara, saya lebih baik mendasarkan jawaban pada hakikat. Saya tidak mengembalikan masalah ini pada syariat.

Pernahkah kita membaca riwayat Nabiyullah Zakaria dan Nabiyullah Yahya. Keduanya gugur terbunuh. Padahal keduanya jelas-jelas mempunyai mukjizat. Apakah dengan terbunuhnya Nabi Yahya dan Nabi Zakaria mengurangi kedudukan mukjizat, kenabian, dan kerasulan mereka? Tidak. Apalagi Ali bin Abu Thalib, yang hanya sahabat Rasulullah, bukan nabi. Sayidina Ali tentu bukan bandingan Nabiyullah Zakaria dan Nabiyullah Yahya.

Dan, masih banyak lagi sahabat Nabi yang matinya syahid. Seperti Sayidina Umar, yang begitu hebat, adilnya luar biasa tapi matinya malah dibunuh oleh anak umur belasaan tahun. Sayidina Utsman dibunuh saat membaca Al-Qur'an. Bahkan, dalam suatu riwayat, Sayidina Abu Bakar pun, penyebab meninggalnya sengatan binatang beracun. Jadi, sahabat yang gugur karena dibunuh, derajat dan martabatnya meningkat di sisi Allah.