Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pada suatu hari saya diajak guru saya K.H. Syech Abdul Jalil Thoyyib Assa'id (Gus Jalil) Kudus, untuk menghadiri undangan haul. Pada waktu itu beliau ikut membakar kemenyan. Adakah dasarnya membakar kemenyan itu? Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
A. Rohim
Jawaban:
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Perlu saya beri tahukan lebih dahulu latar belakangnya. Ini kembali kepada tradisi Rasulullah (saw), beliau adalah seorang pencinta harum-haruman. Sedang pada waktu itu, belum ada wangi-wangian atau parfum seperti sekarang. Karena saat itu untuk wangi-wangian yang ada hanya kayu garu yang dibakar (bukan kemenyan), ya benda itulah yang digunakan sebagai pengharum. Bukankah sekarang mobil-mobil juga diberi parfum di dekat AC-nya? Ini kan tujuannya untuk mengharumkan ruang mobil.
Cuma, dalam hal kemenyan, ada yang digunakan untuk kepentingan sakral secara ritual. Dalam hal ini, kita memanfaatkan harum-haruman itu untuk mengikuti sunnah Nabi.