Tuhan, biarkanlah sekuncup mawar harapan mekar dan taman-taman abadi, demi merahmati tamanku dengan senyum dan harumnya yang membawa perasaanku kepada kebahagiaan.
Dalam kediaman penderitaan yang tak berkesudahan ini, biarkanlah kiranya aku selalu ingat akan rahmat-Mu. Tak adalah sesuatu dalam hatiku selain syukur kepadaMu, tiada kerja bagi lidahku kecuali mengucapkan pujian kepada-Mu.
Engkau telah membuat hatiku bak rumah perbendaharaan dan permata kata bagi lidah untuk memilih. Pisahkanlah hingga terbuka kantong kesturi dari kepandaianku, dan sebarkanlah harumnya dari timur ke barat. Berikan kepada pena bambuku manisnya batang tebu. Harumilah dengan wewangian, buku yang mulai kutulis ini. Karena ini adalah tema yang masih harus disempurnakan, selain judulnya, tak ada yang tertinggal dalam ceritanya. Di kedai ini, di mana amat banyak riwayat indah dinyanyikan, tak dapat aku dengar suatu gema pun dari melodi ini. Teman-temanku telah minum sepuasnya dan telah pergi tanpa meninggalkan apa pun kecuali kendi-kendinya yang kosong, tidak aku lihat yang matang dan pesta pora mentah ini, yang memegang sebuah mangkuk dan anggur ini dalam tangannya. Mereka telah meninggalkan kita tanpa kendi, tanpa mangkok, tanpa Saki, tak ada selain kesedihan yang kini tertinggal.
Tetapi, berbesar hatilah! Janganlah kehilangan percaya diri! Apakah itu sampan makanan atau anggur yang paling jernih, bawa kemari minumanmu! Betapa menakjubkan Yang Maha Kuasa, Kekal dan Bijaksana, Yang memberikan kepada makhluk-makhluk lemah segala kekuatan-Nya! Ialah yang menolong mengangkat manusia ke cita-cita tinggi, dan oleh-Nya orang-orang tamak direndahkan. Ia sangat pemurah kepada si munafik tua yang saleh dan si pemabuk dengan minumannya. Ia sahabat orang yang terus berjaga sepanjang malam, dan orang yang bekerja sepanjang hari.
Alangkah manis rasanya di mulut orang yang mengakui terima kasihnya kepada-Nya. Bukanlah kepada diri kita sendiri kita berhutang keberadaan kita, hanya Dia-lah pemberi semua keberadaan dan ketidakberadaan.
Hakikat-Nya terpisah dari sifat, jumlah, dan atribut yang setengah-setengah. Pikiran tercengang di hadapan hakikat-Nya. Apabila dalam belas kasih-Nya, Dia tidak mendekati kita, jarak kita dengan-Nya hanya mungkin bertambah. Maka sebaiknya bagi kita, sebagai bongkah hawa nafsu, untuk membersihkan karat nafsu dari cermin kita, untuk melupakan keberadaan kita, dan selanjutnya berlutut diam-diam.
***
Berapa lama, wahai jiwaku yang kekanak-kanakan, engkau akan bermain dengan kue lumpur di tempat kediaman berpenampilan sia-sia ini? Engkau, seekor burung sombong, yang diangkat dengan tangan dalam suatu sangkak di balik dunia rendah ini, mengapa engkau telah meninggalkan sangkakmu sendiri untuk menjadi si punguk rendah yang menghantui reruntuhan ini?
Berapa lama engkau akan memberi kendali bebas kepada keraguan, dan mengatakan, sebagaimana yang mula-mula dilakukan Ibrahim pada setiap bintang yang baru dilihatnya, "Inilah Tuhanku."(QS. 6:76) Seperti sahabat Tuhan itu, ketuklah pintu kepastian, dan katakanlah, "Aku tidak mencitai yang terbenam." Buanglah ilusi dan keraguan dan hatimu, dan palingkanlah wajahmu kepada Yang Satu. Dari setiap satu atom, suatu jalan menuju kepada-Nya dan merupakan bukti keberadaanNya. Apabila ada suatu gagasan di hati setiap makhluk berakal, ialah bahwa setiap lukisan ada pelukisnya. Dan karyanya, simpulkanlah penciptanya.
Pada saat yang tak terelakkan itu, ketika engkau menghembuskan napas terakhirmu, nasibmu bergantung kepada Dia saja, maka jadikanlah Dia tujuan tunggal aspirasimu, dan carilah dari-Nya buah hasil kerjamu: kebahagiaan abadi!
***
Tuhan, kami tak mengetahui tentang kehidupan maupun ngerinya kematian. Mula-mula Engkau jadikan kami melintas dari tak ada menjadi ada dan memenjarakan kami dalam lempung, kemudian Engkau keluarkan kami dari kelemahan kepada kekuatan, dan akhirnya dari ketidaktahuan kepada pengetahuan.
Kami tak dapat membedakan antara yang baik dan buruk, kadang berbuat dosa melalui kelebihan-kelebihan, kadang karena tidak melakukan sesuatu. Kami tidak berjalan pada perintah-Mu, tetapi melangkah pada jalan yang Engkau larang. Tetapi tidak juga Engkau menarik rahmat-Mu dari kami, dan tak pernah menyembunyikan dari kami cahaya petunjuk. Tetapi, apa gunanya, karena kami sendiri tidak berusaha!
Karena kelalaian kamilah, maka sekarang kami berteriak dalam kesusahan, anugerahilah kami daya kehendak untuk melakukan usaha. Kami melihat si bijak menyerah kepada si jahil: maka apa bedanya antara kebijaksanaan dan kejahilan? Janganlah membiarkan perpecahan busuk dari keserakahan itu menyesatkan kami dari jalan sulit kebajikan. Di sini keluhan pedih kami, dan dalam rahmat-Mu, bersihkanlah kiranya sebuah jalan bagi kami. Panggilah kami kepada-Mu dan tuntunlah kami kepada iman. Demikianlah kemurahan-Mu, Engkau menerima baktiku, dalam bersujud di hadapan-Mu, aku dimuliakan. Sekalipun dosa-dosaku tak dapat dihitung, kebaikan-Mu seribu kali melimpah, sekiranya di sana ada berkas tak terhitung dari dosaku. Engkau dapat membakar semuanya dengan panasnya keluhanku, apabila diperlukan seratus buku untuk mencatat perbuatan durhakaku, Engkau dapat mencucinya dengan air mataku.
Tak seorang pun pernah menderita di jalan keimanan yang tidak mendapatkan obat untuk sakitnya. Biarlah obat bagi sakitnya Jami adalah sakit itu sendiri: jadikanlah obatnya adalah hatinya yang selalu bersedih itu sendiri.
***
Setiap makhluk dihiasi dengan atribut-atribut kecantikan dan cinta adalah burung yang telah terbang dari sangkak kesatuan dan bertengger di cabang penampilan dan keanekaragaman. Dan itu kecerlangan megah si kekasih, dan dari itu pula ratapan sedih si pecinta.
Dalam kekosongan itu, hampa dari segala jejak keberadaan, di mana alam semesta tersembunyi dalam lipatan-lipatan ketiadaan, di sana ada suatu wujud, kosong dari kegandaan, untuk siapa kata "aku" dan "engkau" tak bermakna apa-apa. Keindahan mutlak, bebas dari segala ikatan penampilan, hanya terwujud pada diri-Nya sendiri, berkat cahaya-Nya sendiri. Laksana seorang perempuan cantik dalam rahasia kamar pengantinnya, jubahnya murni dari ketidaksempurnaan sekecil apa pun. Tak ada cermin yang pernah memantulkan wajah-Nya, tak ada mata yang pernah menatap-Nya, sekalipun dalam khayalan. Ia menyanyikan pada dirinya sendiri nyanyian-nyanyian merdu dari keindahan yang mempesona hati, dan memainkan permainan cinta dalam dirinya sendiri.
Tetapi adalah suatu asas keindahan bahwa suatu wajah cantik tak dapat tetap tersimpan di balik tirai, tak mungkin tetap dalam kesederhanaan, dan apabila engkau menutup pintu atasnya, ia hanya muncul di jendela. Seperti engkau sendiri mengetahuinya, apabila suatu gagasan yang langka dan menakjubkan timbul dalam pikiranmu, engkau terpikat dengannya dan harus mengungkapkannya dalam ucapan atau tulisan. Ini selalu telah menjadi dorongan alami sejak ia pertama muncul dalam keindahan azali.
Ketika keindahan abadi merasakan dorongan ini dan muncul dari wilayah suci untuk bersinar pada semua cakrawala dan seluruh jiwa, di mana saja ia mengungkapkan pantulannya, desas-desus tentang itu segera berada di bibir setiap orang. Satu percikan darinya memancar dan menerangi langit dan bumi. Para malaikat tersilau olehnya, dan menyanyikan pujian-pujiannya sampai ke titik kebingungan. Dari para penyelam kedalaman samudera langit muncul seruan, "Terpujilah Tuhan."
Semua atom dari alam semesta ini menjadi demikian banyak cermin, masing-masing memantulkan suatu segi dari kecerlangan abadi itu. Sebagian dari cahaya itu menimpa mawar, yang mendorong si punguk menjadi gila oleh cinta. Kegairahannya menyalakan pipi lilin, dan ratusan anai-anai datang dari setiap penjuru serta membakar diri atasnya. Ia membuat matahari menyala, dan membuat bunga teratai muncul dari kedalaman. Laila berhutang mimpi kepadanya, sehingga hati Majnun terbangkit oleh setiap helai rambutnya. Ia memberikan kemanisan kepada bibir Syirin yang demikian memikat Parviz dan Farhad. dan melalui Yusuf, si bulan dari Kanaan, ia menantang dan menaklukan jiwa Zulaikha.
Demikianlah keindahan yang gairahnya di mana-mana, dan karenanya para kekasih ditabiri dari penglihatan. Bila saja engkau melihat suatu tirai, di situlah sesuatu sedang disembunyikan: itulah yang menyebabkan setiap hati yang tertawan bergetar. Kecintaan kepada keindahan itulah yang menghidupkan hati dan mengisi jiwa dengan pesona. Dengan sadar atau tidak, setiap hati yang memiliki cinta, mesti sedang bercinta dengannya saja.
Dan janganlah membuat kekeliruan besar, dengan mengkhayalkan bahwa apabila keindahan memancar dari sana, maka cinta berasal di sini dalam diri kita sendiri. Keindahan dan cinta bukanlah derajat yang sama tinggi: apabila cinta mewujudkan dirinya pada dirimu, ia bersumber dari keindahan. Engkau hanyalah cermin dari keindahan yang dipantulkan. Karena keindahan maupun pantulannya sama-sama dari satu sumber, keduanya merupakan perbendaharaan dari rumah perbendaharaan.
Tetapi engkau dan aku tak ada urusannya di sini, ini tak lain dari tipu daya lancang. Baiklah kita berdiam diri, karena cerita ini tidak berkesudahan dan tak ada bahasa maupun penyair yang setanding dengannya. Maka lebih baik bagi kita sekadar terlibat dalam cinta, karena tanpa cinta kita bukanlah apa-apa, sama sekali bukan apa-apa!
***
Hati yang bebas dari sakit cinta bukanlah hati sama sekali, tubuh yang kehilangan cinta tak lain dari lempung dan air. Berpalinglah dari dunia kepada wilayah cinta yang sangat menyenangkan. Jangan biarkan hati luput dari siksaan cinta yang manis! Putaran roda apa yang memusingkan selain kepeningan cinta? Dan mana datangnya bencana gejolak dunia apabila bukan dari gejolak cinta?
Apabila engkau hendak bebas, jadilah tawanan cinta! Apabila engkau menginginkan kegembiraan, bukalah hatimu bagi penderitan cinta. Dan anggur cinta datang kehangatan dan pesona, tanpa itu hanya ada kesusahan dan keakuan dingin. Ingatan kepada cinta menyegarkan hati si pecinta, dan kejayaan datang kepada dia yang menjayakannya. Apabila Majnun tidak minum anggur dari mangkoknya, apakah yang membuatnya menjadi terkenal di dunia ini dan di dunia kemudian? Ribuan orang yang berbakat cemerlang, tetapi asing terhadap cinta, telah lenyap tanpa meninggalkan riwayat atau peninggalan yang mengabadikan namanya. Engkau boleh mencoba seratus hal, tetapi hanya cinta yang akan membebaskan engkau dari dirimu sendiri. Maka janganlah melarikan diri dari cinta—jangan, sekalipun dari cinta dalam samaran duniawi—karena ia merupakan persiapan bagi kebenaran tertinggi. Bagaimana engkau akan membaca Al-Qur'an tanpa mempelajari abjad? Aku dengar kisah seorang pencari yang pergi kepada seorang arif meminta petunjuk jalan sufi. Orang arif tua itu berkata kepadanya, "Apabila engkau belum pernah menginjak jalan cinta, pergilah dan jatuh cintalah, Kemudian kembalilah menemui kami."
Tanpa mula-mula minum anggur dari mangkok penampilan, engkau tak akan pernah merasakan kehausan akan minuman sufi. Tetapi jangan berlama-lama dalam kediaman penampilan, seberangilah jembatan itu cepat-cepat apabila engkau hendak mencapai tujuan tertinggi.
Aku bersyukur kepada Tuhan bahwa sejak saat aku tiba di dunia, aku telah selalu mengikuti jalan cinta dengan bersemangat. Segera setelah aku lahir, ibuku menyusukan aku dengan cinta. Dan sekarang, setelah rambutku seputih susu itu, aku masih memelihara dalam kedalaman hatiku rasa lezat susu cinta itu. Tak ada sesuatu—dalam usia lanjut atau muda—yang dapat dibandingkan dengan cinta. Dan setiap saat cinta memohon dengan sungguh-sungguh kepadaku,
"Jami, engkau telah menjadi tua dalam cinta, semoga engkau bertahan dan meninggal dengan sungguh-sungguh dalam cinta, tetapi pertama-tama, tuliskanlah suatu cerita tentang permainan cinta, sehingga dapat terpelihara satu jejak dari dirimu sendiri di dunia. Gambarkanlah dengan pena halusmu suatu lukisan yang akan tinggal setelah engkau pergi."
Dengan gembira aku sambut tantangan cinta kepada pikiranku. Segera aku ambil taruhan itu dan memberikan suatu bentuk baru kepada cerita lama yang memikat ini.
Dengan rahmat Tuhan aku berharap kiranya pohon kurmaku akan berbuah kebenaran, dan terilhami oleh bakaran-bakaran yang telah diciptakan oleh cinta kepadaku, akan kuciptakan sebuah karya yang kehalusan syair akan membakar khayal orang yang paling berpikir, sehingga api dirinya menaklukan angkasa dan membawa air mata kepada mata binatang sekalipun, dan agar aku boleh membawa kebanggaan semacam itu pada seni bicara, sehingga langit sendiri akan menyambutku dengan gembira karenanya.
***
Melihat kekuasaan Ilahi yang tinggal dalam ucapan, betapa aku akan menahan diri dari memanfaatkannya? Aku telah menjadi tua karena menyibukkan diri dengan anggur ini, sekarang akan kujadikan urusanku mengebaskan usia tua dan memberikan angin kepada rahasia-rahasia hatiku. Mulutku akan dihiasi dengan kata-kata semanis madu, bila aku bercerita tentang keindahan Yusuf dan nafsu Zulaikha.
Tuhan sendiri menamakannya "cerita yang paling indah."(QS. 12:3) Tak pernah ada seorang kekasih yang dapat dibandingkan dengan Yusuf, yang keindahannya melebihi semua orang, bila kita hendak menggambarkan seorang pemuda yang tampan luar biasa, kita menamakannya "Yusuf dan Zulaikha". Di antara para pecinta tak ada yang dapat disamakan dengan Zulaikha, yang gairah nafsunya sangat khas. Ia menyintai sejak kanak-kanak hingga usia tua, dalam keadaan sangat berkuasa dan dalam keadaan papa sama sekali. Tak pernah ia berhenti mengabdikan diri pada cinta: ia lahir, hidup dan mati dalam cinta.