Saturday, March 10, 2007

20. Y&Z - Epilog



Bilamana dirimu terpaut pada seseorang, hasilnya yang tak terelakkan ialah perpisahan. Lengkungan langit berputar terus, matahari, bulan dan bintang mencurahkan demikian banyak cahaya, sehingga unsur-unsur yang putus asa dapat disatukan dan dijalin dalam suatu jaring untuk menangkap burung jiwa, tetapi pada akhirnya unggas celaka ini tak berhasil mematuk kepuasan barang sebutir pun. Unsur-unsur terserak dan kembali ke sumbernya, sementara burung malang itu dibiarkan jauh dari sarangnya, disiksa oleh lapar dan haus.

Palingkan matamu menjauh dari cakrawala, dengan mataharinya yang menyala dan tindakannya yang terang-terangan dari kebencian! Tak seorang pun pernah terpukau padanya di pagi hari, dan di sore hari tidak mandi darah seperti matahari yang sedang tenggelam. Sekalipun untuk sesaat seseorang luput dari apinya, ia harus membayar masa hidup dengan kepedihan.

Masuklah ke dalam taman di musim semi, atau berkelanalah di tepian sungai, dan katakan kepadaku mengapa kuncup mawar telah merobek jubahnya? Mengapa maka bunga bakung demikian kusut? Mengapa maka ada tetesan air mata embun di mata bakung? Mengapa maka violet dalam pakaian kabung janda? Mengapa maka pohon-pohon bergetar dengan kesedihan dalam bayu, dan dari mana datangnya kesedihan burung penyanyi yang menyayat hati dan jiwa?

Engkau telah melihat dunia yang diluaskan oleh musim semi. Sekarang lihatlah ia di musim gugur, dan tandailah pelajaran yang diberikannya. Rasakan angin musim gugur yang sejuk. Lihatlah dedaunan kuning yang berserakan. Bayu dingin itu datang dari perpisahan oleh sahabat dan pasangannya. Pucatnya daun disebabkan oleh sedihnya ketidakhadiran. Taman megah itu telah kehilangan warnanya yang cemerlang, dan hanya gagak yang tertinggal untuk berkabung atas kehilangan itu. Lihatlah buah quince dengan jubahnya yang kuning, pipinya pucat tertutup debu, karena dalam kesendirian tertolak dari melihat wajah sang kekasih. Salju dikolam mencegah angin menyulam lambang di atas permukaannya.

Musim semi dan musim gugur, masing-masing darinya lebih sedih dari yang satunya! Betapa seseorang dapat hidup dalam damai dan ceria di suatu tempat membosankan dan menyedihkan? Tak ada kesenangan di dunia ini. Apabila ada, maka ia tidak tersedia bagi manusia. Dengan kepalanya yang terisi penuh oleh belaian manis dari si kekasih, bagaimana mungkin nasib seseorang di muka bumi mencapai sesuatu selain dari keputus-asaan?

Oleh karena itu, kosongkanlah hatimu dari semua hasrat untuk bersenang-senang, dan bersihkan pikiranmu dari harapan sia-sia akan kebebasan. Namun, bergembiralah dalam goresan-goresan kekecewaan, meski dalam belenggu perbudakan. Jadilah bebas! Segala sesuatu yang tampaknya patut diinginkan bagimu dan menawan hatimu, pada akhimya hanyalah akan direnggut dengan menyedihkan darimu dengan seratus penyesalan. Maka bertindaklah dengan teguh, dan hancurkanlah belenggu sekeliling kakimu. Putuskan semua ketertautan pada hal-hal sepele yang sia-sia. Apabila engkau tidak melakukannya, maka wujud yang mula-mula mengikatkannya kepadamu telah siap untuk menangkapnya kembali darimu.

Kekuatan pukulanmu telah dilemahkan, dan persediaan kekuatanmu telah direnggut dari tanganmu. Engkau mencoba melakukan segala macam usaha, tetapi usahamu tak pernah keluar dari tanah. Ketika pergelangan tanganmu telah kehilangan kekuatannya, engkau hanya akan menyakiti dirimu sendiri apabila engkau mencoba menggunakannya. Pada setiap sisimu tidak melihat apa-apa selain kegagalan, namun engkau bersikeras membuat lebih banyak kesusahan bagi dirimu sendiri ke mana saja engkau pergi. Setelah melihat kehilangan-kehilangan yang telah menimpa tubuh dan jiwamu, apakah engkau masih juga ragu tentang cara kerja dunia ini? Tidak pernahkah engkau mempertimbangkan, bahwa semuanya telah diambil kembali darimu justru oleh wujud yang memberikannya kepadamu pada awalnya?

Engkau telah membuat dunia menjadi sempit bagi dirimu sendiri, itu yang telah menjadi satu-satunya maksudmu di dunia. Engkau tak sadar akan keberadaan suatu dunia lain, dari mana segala sesuatu muncul, besar dan kecil. Aku khawatir jangan-jangan, di saat kematianmu, engkau tak mampu menyobek hatimu dari dunia fana ini, bahwa engkau akan berangkat dari sini dengan hati penuh khayalan sia-sia, dan kepalamu tergantung karena malu, dan bahwa ketika si pembawa mangkuk surga menuangkan bagimu minuman maut, engkau masih merindukan tumpukan reruntuhan sia-sia ini.

Bukalah jalan ke istana menawan, agar bahkan hatimu pun merenungkan kesenangan hari esok, Hendaknya janganlah pernah memasuki pikiranmu untuk sekadar memandang sesaat pada dunia sekarang ini. Ia seperti sepatu yang melecetkan kaki, lebih baik engkau membuangnya daripada kakimu terluka karenanya. Sisihkanlah tirai yang menaburi langit dari matamu. Mengapa tetap terpencil sejenak lebih lama lagi? Di balik tirai itu bersinar cahaya yang abadi, seberkas cahaya saja darinya adalah matahari kebahagiaan. Tolaklah hawa nafsumu dan hilangkanlah dirimu dalam kecerlangan itu laksana anai-anai di cahaya matahari. Dengan hilang seperti itu, pada akhirnya engkau akan dibebaskan dari siksaan perpisahan dan kehilangan.
***

Semoga Tuhan menyayangi dan melindungimu, dan memberikan kepadamu bagianmu dari nasihat yang berguna dan tepat waktu. Bagimu, kemakmuran sedang mendekat, sementara bagiku ia sedang mundur. Aku tak punya lagi benih berbuah untuk ditabur. Sekarang adalah bagimu untuk bekerja dengan rajin sementara engkau mempunyai segalanya. Semoga pekerjaanmu bermanfaat dan membawakan kepadamu hujan rahmat Ilahi!

Di atas segalanya, semoga engkau memilih untuk mendapatkan kebijaksanaan, dan melepaskan diri dari kota kejahilan. Orang jahil adalah laksana orang mati, hanya orang bijaksana yang sesungguhnya hidup. Maka bagaimana mungkin orang yang berpura-pura bijaksana akan berpasangan dengan orang mati?

Ingatlah bahwa ilmu itu luas dan kehidupan sangatlah singkat. Hidup tak datang lagi bagi siapa pun, maka pergilah mencari ilmu yang amat perlu. Dan sekali engkau mendapatkannya, berjuanglah untuk mengamalkannya, karena ilmu tanpa amal sama artinya dengan racun tanpa penawar. Setelah memakai jubah amal kehormatan, hiasilah diri dengan tulus, karena adalah kegiatan yang menyesalkan, walaupun oleh yang matang, apabila kosong dari ketulusan. Hal itu tak ada gunanya bagi siapa pun, bagai kue yang setengah matang yang menyebabkan gangguan pencernaan. Di samping ketulusan, engkau harus berlaku bijaksana, karena ketulusan dapat menimbulkan seratus bahaya di jalan.

Jauhilah bergelimang dalam kemewahan, dan janganlah menumpuk pakaian dan makanan mewah. Maksud satu-satunya dari pakaian ialah untuk melindungi diri. Tak ada laki-laki yang pantas di sebut laki-laki yang memerlukan perhiasan. Suatu pakaian yang sekasar pakaian landak adalah benteng terhadap bencana. Tetapi apabila seperti seekor serigala, yaitu engkau senang terhadap bulu halus, engkau mungkin akan mendapatkan dirimu dikupas oleh anjing. Jangan mencari-cari manisan seperti lalat, kecuali apabila engkau menghendaki kakimu melekat dalam madu. Jangan sekali-kali membentuk jemarimu menjadi pukulan. Berpuas dirilah bagai ketam, dengan air pahit dari samudera yang tak berbelas kasih, engkau akan menjadi sebagai halnya mutiara.

Apabila seseorang mengundangmu untuk mencelupkan empat jari ke dalam hidangan di mejanya, jangan sekali-kali engkau membentuk jari-jari itu menjadi tinju untuk melakukan kekerasan. Dan apabila engkau mengambil garam untuk menyedapkan makananmu, jangan merusak tempat garamnya. Bukalah tanganmu lebar-lebar dalam kedermawanan kepada sahabat-sahabatmu. Jangan sekali-kali melangkah di jalan sempit kekikiran. Tetapi janganlah meminjamkan atau meminjam sebanyak satu sen, seperti bunyi pepatah Arab: pinjaman adalah gunting persahabatan. Tolonglah sahabatmu dengan pemberian untuk meringankan beban mereka, ketimbang membebani mereka dengan hutang.

Bersedialah menawarkan hidupmu kepada sahabat-sahabatmu, tetapi pertama-tama yakinlah bahwa engkau dapat membedakan antara sahabat dan musuh. Siapakah yang pantas disebut sahabat? Seorang teman rohani, adalah yang hatinya disinari cahaya melalui perkenalan dengan Tuhan, yang menolongmu, yang memikul beban ketika engkau sedang berat, yang berdiri untukmu bilamana urusanmu memburuk. Ketika engkau dalam kesusahan, dengan halus ia mengangkat tanganmu, dengan air nasihat ia mematikan api yang hendak membakarmu. Apabila ia perlu menolong ketika engkau terbenam dalam situasi terjepit, ia menarikmu darinya sama bersihnya laksana sehelai rambut dari ragi.

Apabila engkau mendapatkan seorang sahabat seperti itu, melekatlah padanya bagai debu, jadilah bagai tawanan yang terikat pada pelananya. Apabila engkau gagal berlaku demikian, maka palingkanlah wajahmu ke tembok, dan, dengan menyingkirkan semua yang lainnya, jadikanlah dirimu sendiri "sahabat kedai", yang tak sadar akan kesengsaraan zaman dan semua penderitaan dunia. Janganlah engkau menimbun untuk dirimu sendiri semua jutaan kecemasan dunia. Taruhlah keprihatinanmu semata-mata pada Satu Wujud, dan tetapkanlah hatimu pada-Nya malam dan siang. Namun, apabila kebahagiaan semacam itu di luar jangkauanmu, sekurang-kurangnya janganlah lewatkan hidupmu dalam kelalaian yang memalukan.

Berpalinglah dari bengkel sibuk ini ke dunia pustaka, dan kembangkanlah imajinasimu dengan membacanya. Seperti ucapan termasyhur yang dikatakan dengan bijaksana: kebijaksanaan berdiam dalam buku, sekalipun si bijak sedang dalam kubur.

Buku adalah sahabat orang yang sendiri. Cahaya cemerlang dari fajar kebijaksanaan. Yang selalu membuka pandangan baru segala pengetahuan. Ia penasihat yang disukai, berbusana kulit hewan, penuh pengertian baik, yang dengan diam-diam menasihati tuannya. Ia merupakan tandu dari kulit Maroko yang penuh corak warna, melindungi dua ratus orang cantik berbusana jingga dengan wajah harum kesturi, semuanya terbaring dengan halus bersanding pipi. Apabila seseorang meletakkan sebuah jari ke bibir mereka, mereka membukanya dan memperlihatkan ribuan permata halus dari makna batin. Kadang-kadang mereka mengungkapkan hikmah Al-Qur'an, kadang-kadang ucapan nabi. Terkadang mereka laksana pandu-pandu berhati suci penuntun kepada cahaya kebenaran. Kadang-kadang, dengan bahasanya yang terbungkus dalam kiasan, mereka menyinggung kebijaksanaan Yunani. Mereka mengatakan kepada kita riwayat kaum-kaum yang telah terlupakan, mereka juga meramalkan masa depan. Dan terkadang, dari samudera puisi, mereka mencurahkan mutiara-mutiara tersembunyi ke dalam pikiran.

Namun, bilamana engkau meminjamkan telinga kepada keberhasilan agung ini, janganlah melupakan tujuan dasar itu, dan sekalipun bila engkau tidak dapat langsung menuju kepada tujuan itu. Setidaknya jangan sia-siakan waktumu mencari-cari sesuatu yang lain.

Janganlah bercampur gaul dengan para sufi tak berpengalaman, hanya kementahan yang datang dari yang tidak matang. Mereka tak mengetahui metode yang benar untuk mencapai kematangan, dan hanya akan memetik buah dari tamanmu sementara belum matang: sekali terputus dari sumbernya, ia akan tetap hijau hingga hari kiamat. Kosongkan tanganmu dari emas dan perak, tempatkanlah hanya di tangan orang bijaksana yang menyuguhi mutiara hikmah. Letakkan di tangannya tangan-tangan disiplin, dan tangan-tangan itu akan diisi dengan perbendaharaan kebahagiaan.

Sepanjang, seperti Isa, engkau dapat tidur tanpa pasangan, janganlah dengan malas menyerahkan kekayaan kesendirianmu. Lebih baik melewati malam-malam yang tak terbawa tidur daripada tidur bersama bidadari. Namun, apabila engkau takut kalau hasrat keakuan mungkin tiba-tiba menjerumuskanmu ke jalan dosa, maka masukkan kakimu ke dalam belenggu perkawinan, supaya dirimu tidak lagi bergerak dari tempat itu. Dalam mencari istri, mula-mula carilah yang bajik, bukan yang cantik: wanita pemalu sederhana tidak membutuhkan kosmetik lain.

Pergaulan dengan raja-raja adalah api yang berkobar, larilah darinya laksana asap. Namun, apabila engkau memerlukan sesuatu dari api itu untuk menyalakan obormu sendiri, maka gunakanlah itu, tetapi tetaplah menjauh, karena aku khawatir apabila engkau mendekat terlalu rapat, mungkin engkau akan kehilangan cahaya diri. Janganlah menerima jabatan resmi yang akan membuatmu menjadi sasaran dan pemecatan. Jauhilah kemewahan dari kasur lembut itu, orang lain pasti akan datang mengatakan supaya engkau pindah. Kehidupan biasa lebih baik daripada memegang jabatan.

Sucikanlah pikiranmu dari kesombongan, dan bersikaplah santun terhadap siapa saja yang engkau temui. Biarlah kehebatanmu sendiri menjadi nyata, sebagai lawan terhadap hampanya kesombongan. Jangan, seperti apa yang dilakukan para pandir, terus terikat pada ayahmu, tinggalkanlah ayahmu, dan jadilah putra dari kebaikan. Selama asap tidak mengeluarkan cahaya sendiri, apa untungnya ia dilahirkan oleh api?

Bilamana engkau diberi nasihat baik, sediakanlah tempat untuknya dalam jiwamu, jangan seperti orang tolol, yang membiarkannya masuk di satu telinga dan keluar di telinga yang lain. Waktu diperlukan bagi benih untuk berkuncup atau mutiara untuk berbentuk. Apabila seseorang sadar, sepatah kata sudah cukup. Tetapi bilamana samudera diguncang badai, apa gunanya suara katak yang tanpa makna? Di kediaman khayalan sia-sia ini, yang terbaik ialah bertawakal kepada rahmat Allah.
***

Dan engkau, Jami! Berhentilah bertindak sebagai ahli yang mentah, dan berpalinglah kepada perburuan orang yang berpengalaman matang. Apakah tanda kematangan sempurna? Tidakkah engkau perhatikan bahwa buah tetap terpaut pada cabang karena kurang kematangan? Segera setelah matang, buah itu jatuh dengan sendirinya hingga tak perlu seorang anak nakal untuk melemparnya dengan batu!

Persenjatailah dirimu dengan perbekalan dari meja orang-orang berpengalaman, dan mundurlah sampai keluar dari jangkauan permusuhan orang-orang yang mentah. Cabutlah keluar gulma dan hawa nafsu dalam dirimu dengan jalan merasa puas dengan nasibmu dan mengundurkan diri menuju kepada kehendak Tuhan. Buatlah kediamanmu di benteng usaha yang tinggi.

Janganlah sekali-kali membuka mulutmu dalam memuji yang tak patut, dan jangan menyabari hujatan mereka demi sepotong roti. Tunjukkan tumit kakimu kepada yang berkuasa di dunia ini.

Pertimbangkanlah lingkaran musim, bagaimana musim semi tahun ini sama dengan yang di tahun lalu, musim tahun lalu dengan yang sekarang. Aku tak mengerti bagaimana engkau dapat mengambil kesenangan dalam peristiwa yang berulang-ulang, tak peduli betapa besar ia mungkin bercampur dengan kesenangan, ulangan semacam itu adalah sumber kebosanan bagi watak manusia.

Potonglah segala kerugianmu, dan pertimbangkanlah keuntunganmu sendiri. Berpalinglah dari keberadaan kepada kemusnahan. Usirlah dari hatimu semua yang disenangi bayangan. Akhirilah dengan mengajari kehalusan cinta yang menawan dalam dunia fana. Berhentilah menyalakan obor bagi orang buta!

Hati-hatilah, jangan menggunakan habis nafasmu dalam obrolan sia-sia, karena penting sekali bagi seorang musafir untuk memelihara nafasnya. Bernafas tanpa sadar tidaklah dihitung untuk memperpanjang keberadaan kita yang sadar, tetapi tiupkanlah obor kehidupan dan isilah akal dengan asap penyesalan.

Kemud ahan telah meninggalkanmu dan membawa kegelapan bersamanya. Hari-harimu dicahayai oleh pengalaman usia lanjut. Telah pergi bayangan gelap kebutaan dan keterasingan. Tak satu pun hasrat yang pernah diberikan kepadamu di dalam kegelapan itu.

Maka melangkahlah sekarang ke dalam cahaya cemerlang, barangkali ia akan menolongmu mendapatkan jalan suatu tempat yang engkau dapat bernafas dengan wewangian iman. Sebenarnyalah, usia lanjut telah menutupi kepalamu dengan salju, dan air mata yang engkau tangiskan dalam kesedihan atas kekuatan adalah air yang meleleh dari salju itu. Masukilah jalan tobat, dan dengan air mata itu cucilah kehitaman hatimu. Bila tidak demikian, maka siapa tahu ke mana kehitaman itu akan mengantarkan?

Lemparlah pena dan kertasmu, karena tanganmu sedang gemetar, dan penggunaan pikiranmu menjadi sia-sia. Lampu pikiranmu telah menjadi suram. Taman puisimu telah mengering. Di tanganmu aku tidak melihat sesuatu selain kuku gagak, maka bagaimana engkau akan menggunakannya untuk menelusuri cita-cita cenderawasih yang gemerlap? Bagaimana engkau dapat menggunakannya untuk mendapatkan jalan keluar dari penjara ini? Satu-satunya keselamatanmu terletak pada penolakan terhadap khayalan-khayalan serakah.

Di mana Nizami kini, dan ciptaan-ciptaan amat berharga dari makhluk jenius itu? Ia telah berlalu di balik tirai, meninggalkan semua yang ditulisnya di sini, di luar. Satu-satunya bagian yang dapat digunakannya adalah hikmah yang ia bawa bersamanya. Karena itulah suatu hikmah adalah:

"Yang mengetahuinya hanyalah orang yang telah pergi kepada Tuhan dengan hati yang kosong dari segala sesuatu yang bukan Tuhan."

Apabila engkau tidak mempunyai dalam dirimu hati heroik semacam itu, maka mengapa engkau tidak berpaling dari dirimu sendiri dalam tobat, dan meletakkan dirimu di tangan seorang dari kalangan ahlinya. Sebagai satu jiwa dalam kekayaan pengetahuan itu, telah mengungkapkannya dengan begitu sempurna,

"Berpuasa hanyalah menabung roti. Dan setiap perempuan tua dapat berdoa, karena ketidakberdayaan dan ketidakmampuan adalah bagian dari dirinya."

Tetapi apabila engkau seorang laki-laki untuk jalan ini, engkau harus membawa hatimu di tangan. Hal itu, demikian kata para ahli, adalah satu-satunya pekerjaan yang patut menyandang nama tersebut. Aku maksudkan hati seperti yang aku punyai, dalam memilah-milah mutiara hikmah ini, yang telah digambarkan kepadamu. Maka berusahalah untuk menyerahkan dirimu kepada orang tua bijak dan penuntun rohani yang sempurna, karena itulah arti "membawa hatimu di tanganmu".
***

Aku bersyukur kepada Tuhan bahwa walaupun adanya segala rintangan, telah mungkin bagiku untuk menyelesaikan cerita yang menyenangkan ini, dan bahwa sekarang, dengan bersandar kepada tembok kemalasan, akhirnya aku dapat bersantai setelah berusaha keras. Buku yang engkau lihat ini ditulis dengan pena ketulusan, dan membawa nama si pecinta dan tercinta, nama-nama yang demikian manis di bibir: Yusuf dan Zulaikha.

Sebagaimana Tuhan adalah saksiku, karyaku adalah sesegar sumber yang baru. Setiap babnya adalah taman harum, dengan mawar indah di setiap rangkaian bunga. Di sana pohon-pohon saling menjalin cabang-cabangnya, dan mendapatkan ungkapan dalam melodi-melodi nyanyian burung yang penuh semangat untuk berkicau. Huruf-huruf menonjol dalam hitam di atas dasar putih dari setiap halamannya, laksana bayang-bayang yang bermain di kaki pepohonan. Setiap kata adalah sumber dari mana makna memancar keluar, dan berhubungan dengan yang lain demi membentuk sebuah sungai kehalusan.

Betapa bahagianya si musafir yang diizinkan nasibnya untuk duduk di tepi sungai ini, dan yang sambil menatap airnya yang jernih, dapat mencuci debu dari hatinya yang bingung! Maka semoga hikmah ketulusan menjadi nyata dalam jiwanya, dan semoga ia merentangkan tangannya kepada Tuhan dan mengucapkan doanya bagi si pengarang, semoga lidahnya yang melekat dapat disegarkan dengan setetes air dari samudera rahmat Ilahi yang melimpah. Ketika ia mendekapkan mawar segar ini ke dadanya, kiranya ia tidak melupakan si pekebun.

Buluh yang merajut tenunan yang amat berharga ini menyelesaikannya dalam satu tahun, dan tahun yang menyusulnya adalah kesembilan dari dasawarsa kesembilan dari abad kesembilan.
Tuhan, ketika para pahlawan di jalan cinta meletakkan beban mereka pada persinggahan kafilah cinta, semoga pengantin muda ini, yang menanti di balik tabir rahasia, dapat terbukti suci dari segala kesalahan dan noda! Sekarang Jami, engkau harus meminta ampun. Janganlah, seperti penamu, melakukan lagi perbuatan hitam, dengan air matamu sendiri, cuci bersihlah buku kehidupanmu. Ambillah penamu dari bidang gersang halaman itu, dan tutuplah bukumu dari urusan menulis yang menyedihkan. Suruhlah lidahmu untuk diam, karena diam lebih berharga daripada apa pun yang dapat engkau katakan.