Saking agung dan besarnya ampunan Allah kepada hamba-hamba-Nya, sampai-sampai Nabi Muhammad SAW, bersabda; "Seandainya seluruh muka bumi ini tak ada manusia yang berdosa, maka Allah akan menciptakan makhluk manusia lain yang akan berbuat dosa. Dan ketika manusia itu bertobat, Allah pun terus mengampuni."
Betapa dahsyatnya ampunan Allah dan kekuasaan Allah. Seandainya manusia model Bush pun sirna di muka bumi, bahkan seluruh muka bumi bertobat kepada Allah, maka tak ada lagi perang, penjahat, dan preman.
Bahkan tak ada lagi pelacuran, perselingkuhan, perjudian, pembantaian, dan pemerkosaan. Allah akan tetap menciptakan manusia-manusia model Bush baru. Manusia-manusia Dajjal baru, bahkan para pemaksiat lainnya.
Inilah kebesaran Allah. Kebesaran bukan saja berujung basa-basi ritual, tetapi fakta semesta. Betapa memang peluang dan pintu taubat itu terbuka lebar-lebar, selebar keluasan Ilahi.
Anda jangan menyesali perbuatan keji Anda jika penyesalan Anda hanyalah ungkapan atas kesementaraan nafsu, kejahatan, dan birahi Anda. Karena itu penyesalan di dunia ini hanyalah keluhan atas "rasa hilang" dan "rasa bersalah" atas perjanjian manusia dengan Allah yang disepakati di zaman dahulu.
Kelak di akhiratlah penyesalan yang sesungguhnya terjadi. Semua orang menyesali hidupnya di dunia dan ingin dikembalikan ke dunia. Di akhiratlah sebuah pembenaran mutlak terjadi ketika semua manusia mengatakan; "Benarlah para rasul itu...."
Namun, ada juga manusia yang tidak menyesal. Yakni orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, orang yang tahu haknya sebagai hamba dan haknya terhadap sesama. Karena hal demikian merupakan kesimpulan dari ajaran agama.
Kalau sekadar menyesali kebejatan Anda, berarti Anda telah kehilangan rasa cinta. Kalau hanya menyesali birahi Anda yang liar di tempat maksiat, berarti Anda telah kehilangan titipan Allah dalam proses ujian peningkatan derajat Anda.
Kalau hanya menyesali tindak korupsi dan kemalingan Anda, maka Anda hanya akan terbuang dari interaksi sosial kemanusiaan yang harmoni. Kalau hanya menyesali perzinahan, pemerkosaan, pembunuhan, dan pembantaian Anda, maka Anda seperti kehilangan ke-Maha Indah-an Ilahi dalam maujud ekspresif sifat-sifat agung-Nya.
Untuk apa Anda menumpuk pahala jika Anda merasa hebat dengan amal Anda. Lalu Anda kehilangan Allah saat beramal. Allah tiba-tiba sirna dari hati Anda sebagai tumpuan segalanya. Karena Anda bertumpu pada amal Anda, prestasi ibadah Anda, dan keakuan Anda?
Untuk apa Anda menumpuk kejahatan dan dengan rasa kecewa serta frustasi, lalu Anda membangun lembaga hitam kejahatan. Jika sesungguhnya ampunan Allah itu lebih besar ketimbang kejahatan dunia seisinya?
Untuk apa Anda dikejar rasa bersalah, berdosa, putus asa untuk menghadap Allah, padahal sebelum Anda melakukan tindak dosa, Allah lebih dahulu melambaikan tangan agung-Nya. Allah menyapa dan menghampiri agar Anda minta ampun dengan segala cinta-Nya?
Ahh... di dunia ini jangan terlalu genit kepada Allah. Jangan terlalu su'udzon pada Allah. Jangan sering merasa hina dina sampai Anda ingin menjauh dari Allah. Sebab, terkadang Allah menakdirkan hamba-Nya berbuat maksiat agar si hamba justru lebih mendekat kepada-Nya.