Mulai hari ini Anda harus memilih dengan segenap ketegasan Anda. Yakni memilih antara terang atau gelap, hitam atau putih, haq atau bathil.
Jangan sampai Anda berada di antara dua wilayah yang bertentangan itu, yang saya rebut sebagai wilayah remang-remang, wilayah ketidakjelasan dan kemunafikan wilayah yang bisa membelah jiwa kita dalam dua kehidupan, wilayah yang penuh dengan kepura-puraan. Dan itulah remang-remang dalam hati kita.
Kenapa kita harus tegas? Ya, kalau memang mau jadi orang jahat, jalan kejahatan sudah jelas. Mau jadi orang baik, jalan kebaikan juga sudah membentang. Tapi jalan remang-remang adalah jalan kemunafikan di mana seseorang bisa berbaju terang, sedangkan tubuh dan dalamnya adalah gelap.
Ada yang menjadi koruptor kakap, penindas rakyat, tapi berjubah dengan jubah sosial, jubah kepedulian terhadap kemiskinan, dan bahkan memakai jubah Tuhan di mana-mana. Inilah prototype manusia remang-remang.
Hari ini, siapa pun yang tegas di dunia terang akan merasakan karakter terangnya. Dan itu pilihan terbaik. Tapi jika kita berada dalam keremangan, justru kita benar-benar tersiksa. Hati kita jadi tidak jujur, kita jadi munafik dan fasik, kita jadi musuh bagi diri sendiri, dan kita dikejar dosa di mana-mana dan kapan saja.
Bagaimana mereka yang ada di kegelapan? Wah, jika Anda bercita-cita jadi manusia gelap, itu lebih baik jika Anda memang jujur di sana. Anda harus siap jadi musuh bersama, jadi tokohnya iblis, jadi aparatnya setan, dan nafsu Anda. Tapi terang-terangan saja, di dunia gelap nanti akan Anda temukan suasana yang lebih baik dari di dunia remang.
Hari ini pula Anda resah, gelisah, takut, dan khawatir. Mengapa? Itu karena Anda tidak pernah tegas untuk mengambil pilihan hidup. Anda akan semakin tersiksa jika remang-remang dalam dada Anda itu melemparkan din Anda ke jurang keputusasaan.
Negeri ini rusak karena betapa banyak jumlah topeng untuk menutupi keremangan hatinya. Bangsa ini hancur karena bangsa ini lebih senang mengikuti remang-remang kehidupannya dibanding kejelasannya, pilih baik atan pilih jahat. Maka kehancuran bangsa dan umat ini lebih banyak diawali ketika keremangan hidup melemparkan kita ke padang keraguan. Hingga kemudian kita kehilangan rasa yakin kepada Allah.
Keremangan adalah keraguan. la muncul dari industri setan. Kemudian dipasarkan dalam bursa duniawi dengan para konglomeratnya yang terdiri dari kefasikan, kedzaliman, kemunafikan, kekufuran, dll, yang bisa melemparkan kita dari dunia terang kemudian menyeruak ke dalam jurang.
Apakah yang diuntungkan oleh keremangan hidup kita hanya hidup yang semu, gamang, dan langkah kaki yang tidak menyentuh tanah dan bumi kita? Makanya, saya mengajak agar setelah keimanan kita tumbuh, keyakinan kita juga harus tumbuh agar setan tidak bisa lagi menggoda lewat remang-remang itu.