Kenapa dunia perlu ditakbiri? Kenapa pula akhirat harus ditakbiri? Ya, karena dunia dan akhirat adalah sesuatu selain Allah. Jika dunia ini tidak kita takbiri, kita bisa menyembah dunia. Ketika dunia kita sembah, kita telah menjadikan dunia sebagai berhala.
Dunia ini tampak lebih besar dibanding Allah, karena itu peradaban kita hari ini lebih banyak memberhalakan dunia ketimbang menyembah Allah. Kita diam-diam telah lama jadi budak dunia. Kita menghalalkan segala cara demi Tuhan kita yang duniawi itu. Kita telah lama menyembah dunia walaupun kita mengaku sebagai hamba Allah. Dunia setelah kita bangun tidur sudah tampak di depan kita. Mari kita sembah yang menciptakan dunia ini, bukan dunianya yang kita sembah. Sebab manusia manapun di muka bumi punya kepentingan untuk menjadikan dunia sebagai berhalanya.
Allahu Akbar! Dunia mesti sirna dari hati kita. Hati kita itu rumah Allah. Jangan ada sesak-sesak dunia, sekalipun di pinggir hati kita. Biarlah dunia ini urusan pikiran dan nafsu kita. Biarlah dunia ini kita jadikan budak kita, jangan kita dibudakkan dunia. Dunia boleh kita tumpuk setinggi bukit, tapi jangan jadi tempat berhala kita. Caranya? Jangan tempelkan hati kita pada dunia lagi? Kita bentak dunia dengan gema takbir yang sekeras-kerasnya. Biar dunia lari terbirit-birit dari diri kita, biar dunia tidak datang dengan tipu dayanya, dan biar dunia menjadi alat untuk akhirat kelak.
Nah, kenapa akhirat harus ditakbiri? Bukankah akhirat itu mulia? Bukankah kita harus mencari kehidupan akhirat? Ya. Kalau kita beribadah hanya untuk kepentingan akhirat nanti yang tampak adalah surga, pahala, bidadari, siksa neraka, dan sebagainya. Lama-lama kita tidak lagi memandang Allah, tapi memandang nikmat-nikmat Allah. Allah seakan-akan sirna dari hati kita, kita jadi hedonis dengan akhirat. Karena itu akhirat harus kita takbiri, agar kita lebih mulia lagi, lebih hebat lagi, lebih muttaqin lagi.