Sunday, May 20, 2007

Kejahatan Itu Takdir Juga

Sosio-psikologis kejahatan biasanya muncul dari watak potensial yang dikukuhkan oleh dorongan lingkungan kejahatan. Bisa karena protes terhadap kehidupan sosial atau karena ada DNA kejahatan yang mengalir pada dirinya. Tetapi sesungguhnya, apakah tindak kejahatan itu termasuk skenario Allah atau murni perbuatan manusia? Sebab, ada kalanya orang berbuat nekat karena protes pada sesama, protes pada kehidupan sosial, juga protes terhadap Tuhan. Ada gugatan yang mereka saksikan lewat aksi jahat itu sebagai protes, atau lebih banyak kejahatan itu muncul sebagai mafioso komunitas gelap dalam jiwa manusia.

Menurut logika syariat, kejahatan - dengan alasan apa pun juga - adalah bagian dari usaha dan rekayasa manusia. Karena itu manusia mendapat sanksi yang tegas dalam syariat. Dalam Al-Qur’an ditegaskan, "Apa saja yang buruk, itu datang dari dirimu, sedangkan apa saja yang baik, datang dari Allah." Artinya, jika seseorang itu tidak berselaras dengan kehendak Allah yang tertuang dalam aturan-aturan-Nya, maka pada saat yang lama kita terlempar di jurang kejahatan.

Tetapi menurut hakikat, tindakan baik dan buruk itu adalah takdir Allah sebagaimana kita yakini dalam rukun iman pada takdir. Baik dan buruk itu dari Allah. Tetapi dunia hakikat itu hanya wilayah Allah, bukan wilayah manusiawi. Wilayah manusiawi hanya bisa beraksi di syariat. Soal koordinasi dengan dunia hakikat, Allah sendiri yang mengaturnya.

Menurut hakikat Nabi Adam AS, semua itu tidak salah. Sebab beliau tidak bisa lepas dari skenario takdir Allah yang memang harus demikian sebagai lakon hidupnya. Tapi cara pandang ini hanya berlaku pada situasi dan kondisi yang berlalu dan terlewati. Sebesar apapun dosa yang kalau kita yakini sebagai bagian dari rencana dan takdir Allah, maka dosa itu akan kecil sekali. Tapi, sekecil apapun sebuah dosa yang kita rencanakan, lalu kita kaitkan sebagai takdir Allah, maka rencana itu pun sudah merupakan dosa yang amat besar.

Bagi para pelaku dosa besar di masa lalu, Anda jangan merasa bahwa yang sudah berlalu itu, Tuhan tidak akan campur tangan. Bahkan semuanya bagian dari cerita dalam riwayat hidup Anda yang sudah digaris Allah.

Agar apa? iya, agar Anda lebih optimistis menyambut masa depan Anda bersama Allah.

Kenapa ada ayat, bahwa semua yang jahat itu dari manusia, sedangkan yang baik dari Allah? Benar. Keburukan dari kita manakala ditinjau dari segi logika dan syariat. Bahkan puncak pemikiran logis pun akan menjustifikasi setiap perbuatan baik memang dari Allah.

Meskipun, menurut dunia batin dan hakikat batin kita yang menjadi wilayah iman kita, baik dan buruk itu dari Allah juga. Namun, dunia batin tidak bisa dilogika dalam akal. Hanya gerak-gerik batin saja yang memahami. Sehebat apa pun akal dan fikiran Anda pasti tidak akan menerima baik dan buruk itu dari Allah. Makanya jangan menyombongkan akal Anda, malah Anda nanti bisa jadi penjahat secara diam-diam.