Sunday, May 20, 2007

Setan dan Tentaranya

Gemuruh takbir bersahutan menjelang hari lebaran. Makna Idul Fitri, berarti kembali pada fitrah yang suci. Kembali pada suasana kefitrahan kita ternyata harus dikejutkan oleh sesuatu yang dahsyat. Kita memang harus menang dalam peperangan melawan setan. Takbir di hari lebaran diawali dengan tiga kali takbir, maka takbir pertama sesungguhnya kita menakbiri setan dan bala bantuan, tentara dan pasukannya yang hendak mengancam kemenangan kita dalam 29 atau 30 hari peperangan kita.

Takbir terhadap setan dan tentaranya sangat dibutuhkan, karena setan sangat takut dengan takbir yang dikumandangkan hamba Allah. Kalau kita hayati maknanya, berarti Allah Maha Besar. Dalam pandangan Allah, semua makhluk termasuk kita, setan dan segala hal yang berbau makhluk akan kecil dan tak berarti apa-apa. Karena itu kita setiap hari akan terus bertakbir. Kala itu setan bergelimpangan dari muka bumi. Termasuk bumi di hati kita.

Setan yang dibelenggu selama sebulan, akan melakukan balas dendam luar biasa setelah hari raya. Karena itu takbir terus bergema setelah hari raya sampai tiga hari lamanya agar elemen-elemen setan benar-benar sirna dari diri kita. Ancaman setan tidak mau kembali ke benak kita. Karena itu hayati dan renungkan makna takbir itu sedalam-dalamnya, sebab kesetanan dalam diri kita akan segera tiba manakala kita tidak segera dan sering mengucapkan takbir.

Bahkan dalam salah satu wirid dari sebuah tarikat di dunia ini, ada bacaan takbir sebanyak 100 kali setiap hati. Berarti dalam diri kita ada sejuta setan bahkan milyaran yang setiap hari lahir.

Allahu Akbar! Hati-hati, ketika takbir berkumandang, setan juga pandai. Ia seringkali berselingkuh dengan hawa nafsu kita untuk memanfaatkan takbir demi kepentingannya. Maka muncullah takbir politik, takbir bisnis, takbir nafsu, takbir riya', takbir pamer, dan sebagainya. Nah, jika setan mulai menguasai nafsu kita, maka takbir kita hanyalah takbir hura-hura. Karena itu hati-hati bertakbir, jangan sampai setan gundul memanfaatkan takbir kita, hingga gundul kita sendiri seakan-akan sudah religius, tetapi ternyata penuh dengan massa setan di atas kepala kita. Nah!