Sunday, May 20, 2007

Zaman Kanibal

Inilah zaman kanibal, di negeri kanibal, pada era global, dengan polisi dunia yang haus darah. Sumanto, si raja kanibal dari Purbalingga, pasti terngiang nama itu, apalagi bagi masyarakat Purbalingga, Jawa Tengah. Baru ingat namanya raja sudah mengerikan, lebih dari drakula. Apa komentar para malaikat?

Manusia kanibal itu sesungguhnya hanyalah "bayangan" dari kanibalisme maniak yang sudah hampir jadi ideologi. Para penjahat begitu puas ketika melihat korbannya kelojotan (menggelepar). George W Bush begitu menikmati kalau bisa menumpahkan darah di Irak. Dulu, pada zaman orba banyak darah hampir jadi sungai kita. Dan hari ini, bencana dianggap sebagai kebiasaan alam, rutinitas, dan dengan nikmatnya para penguasa memandang dengan darah dingin, mengerikan.

Para Malaikat berkomentar, “Apakah Engkau jadikan manusia sebagai khalifah yang punya hobi merusak bumi dan menumpahkan darah? Kami hanya bertasbih kepada-Mu, dan menyucikan-Mu...” Lalu Tuhan menjawab, “Aku lebih tahu dari sekadar apa yang kalian ketahui..”

Kebuasan dan kebinatangan adalah dua senyawa yang menempel nafsu manusia. Lalu senyawa ini dipelajari oleh para setan, baik dari kalangan jin maupun manusia untuk dijadikan industri hororisme, syahwatisme, dan kanibalisme.

Banyak cara manusia - yang sesungguhnya hanyalah kerangka tengkorak tetapi bernyawa setan - meraih segala cara secara instan dengan segala metodenya untuk memenuhi syahwat kebinatangan. Dan Sumanto hanyalah satu dari jutaan manusia yang lebih sadis lagi.

Sumanto, George W. Bush, dan manusia haus darah dari Rumania, bahkan mungkin Anda yang puas dengan darah serta keringat rakyat, adalah representasi setan itu sendiri. Anda telah menenggelamkan derajat Anda sebagai eksistensi makhluk Allah yang paling mulia menjadi makhluk paling hina.

Dan inilah pertarungan paling menjijikkan dalam sejarah manusia. Pertarungan antara mereka yang memasuki gerbang-Nya lalu menjadi khalifah-Nya dan mereka yang memasuki gerbang kegelapan, lalu menjadi khalifahnya setan.

Mudah sekali. Apakah Anda juga tidak lebih sadis dari Sumanto? Jika Anda tidak pernah gemetar ketika nama Tuhan disebut, ketika kebajikan ditawarkan di depan Anda, ketika keadilan diajukan di meja Anda, bahkan dengan sombongnya Anda tertawa sampai menembus mega hitam. Itulah sesungguhnya kalau Anda adalah Sumanto dengan topeng yang lain.

Inilah perlunya sebuah revolusi moral untuk menghalau para kanibalis yang selalu berpesta dengan setan kegelapan, memeras keringat rakyat, lalu terbahak-bahak sambil menghisap darahnya, dan menyantap daging-dagingnya.

Inilah perlunya merobohkan berhala-berhala kebuasan dan kebinatangan yang hakekatnya tampak pada wajah para tokoh, ketika mereka berada dalam satu barisan gelombang jahiliyah, bersama kaum hipokrit yang senantiasa berpetualang dalam kejahatan bangsa.

Inilah saatnya Anda memurnikan air mata dari mata air jiwa paling dalam. Bukan dari mata buaya yang membuka mulut-mulut bencana. Inilah saatnya Anda menyadari bahwa Anda tak lebih dari hamba sahaya Allah, bukan menyeret Allah untuk kepentingan nafsu Anda. Janganlah Anda lumuri rumah Allah, bendera Allah, dan syiar-syiar Allah dengan darah drakula yang menyelinap dalam bilik kebuasan ambisi Anda.