Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Beberapa tahun yang lalu saya punya pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu motor baru saya hilang. Karena panik, saya terjebak dalam perdukunan. Teman, tetangga pada ngajak ke dukun. Katanya nanti motor bisa ketemu atau pulang sendiri. Setelah puluhan dukun saya datangi, hasilnya tetap nihil. Saya baru sadar dan pasrah bahwa pada hakikatnya barang itu belum menjadi milik saya. Dan mulai saat itu, saya jadi rajin shalat lima waktu yang selama ini masih sering tidak dikerjakan. Shalat malam pun rajin saya tekuni. Bila shalat hajat saya membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 40 kali, dan bila shalat tahajud saya bertawasul dan berkirim surat Al-Fatihah kepada Nabi Muhammad, sahabat Nabi, malaikat, para wali, para raja Islam dan sanak saudara yang sudah meninggal. Baca Al-Fatihah bisa kurang lebih 55 kali. Setelah itu kita baca doa Nurbuat, Ayat Kursi dan Ayat Lima Belas.
Hal itu bertahun-tahun saya jalani sampai sekarang. Tapi belakangan ini sering ada bisikan yang sifatnya petunjuk dan peringatan. Biasanya bisikan itu datangnya pada hati Jumat dari mulai waktu Subuh sampai dengan shalat Maghrib. Contoh bisikan yang pernah saya alami antara lain, pernah suatu waktu kakak saya yang sudah meninggal minta air yang telah didoakan, katanya buat mandi. Pernah juga seperti ada yang menyuruh membuat tempat shalat di rumah orang tua, tapi tidak boleh yang di kamar tengah. Membuatnya di pinggir. Lalu pernah sewaktu saya sakit, ada sebuah bisikan, "kamu berobat berapa kalipun ke dokter tak akan pernah sembuh." Akhirnya saya pun berobat ke alternatif dan menemui kesembuhan.
Pertanyaan saya, bisikan tersebut datangnya dari mana dan mengapa datangnya hari Jumat? Apakah tidak musyrik bila saya menjalankan bisikan-bisikan itu yang kebetulan bisikannya baik? Atas jawabannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
C. Basundari
Jawaban:
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pengalaman Anda sangat unik. Menghindari dukun untuk hal-hal seperti itu memang baik. Sebab, yang bisa menentukannya hanya Allah. Kalaupun masuk dalam ikhtiar, tapi, harus yang masuk akal. Misalnya ke polisi. Ke dukun adalah sebuah ikhitiar yang tidak masuk akal yang justru seharusnya dihindari karena termasuk dalam murka Allah.
Pedukunan memang tak selamanya buruk. Dalam Islam disebutkan ada Kahin (dukun peramal) dan Tabib (dukun penyembuhan). Yang dilarang oleh Rasulullah adalah mendatangi Kahin. Sementara Tabib malah danjurkan untuk pengobatan melalui berbagai metode dan cara: jamu, air putih, bekam, pola makanan, dan lain sebagainya. Tabib, dalam pengertian modern kemudian dikenal dengan nama dokter.
Amalan Anda sebenarnya sudah bagus. Membaca Al-Fatihah memang dianjurkan. Shalat Hajat dan Tahajjud juga sangat dianjurkan oleh Allah. Begitu juga dengan membaca Ayat Kursyi, Ayat Lima Belas, serta doa Nurbuwat. Kami sendiri terus terang tidak tahu menahu tentang sejarah doa Nurbuwat. Memang, konon ada Haditsnya. Tapi, yang jelas makna pada doa itu sangat bagus. Dinyatakan dalam doa itu antara lain,
Ya Allah panjangkan umurku, berilah kesehatan tubuhku, Kabulkanlah hajatku,
perbanyaklah harta dan anak-anakku,
Jadikan manusia mencintaiku,
Serta jauhkan pertentangan dan permusuhan
sesama manusia.
Doa itu memang sangat indah dan menurut sebagian riwayat disampaikan kepada Rasulullah oleh Malaikat Jibril. Mengutip pendapat Imam Ahmad bin Hanbal, jika Hadist yang diambil termasuk lemah bahkan mawdu, namun demi keutamaan ibadah, merangsang orang untuk beribadah, dan tidak bertentangan dengan agama, maka hal itu tidak masalah untuk diamalkan. Kami melihatnya pada doa Nurbuwat itu bagus maknanya dan banyak mengutip ayat Al-Qur'an.
Lantas, mengapa muncul bisikan-bisikan seperti itu? Malaikatkah? Malaikat tak mungkin memberitahu hal-hal seperti itu, karena hal itu bukan tugasnya. Jinkah? Bisa jadi hal tersebut dilakukan oleh jin. Karena itu, janganlah Anda terlalu tenggelam untuk melaksanakannya, terutama pada permintaannya yang aneh-aneh. Mengapa hari Jumat, mungkin nama hari itu dimanfaatkan kesakralannya agar permintaannya dilaksanakan. Karena itu, untuk sementara Anda harus mengubah amalan-amalan Anda. Shalat hajat dan tahajud tetap dipertahankan. Tambahlah dengan shalat
Dhuha dan sunat Rawatib lainnya. Doa Nurbuwat cobalah dikurangi bacaannya, atau kalau perlu tak diamalkan lagi. Sebaiknya sebelum mengamalkan sesuatu, Anda mendatangi seorang guru yang tahu tentang wirid yang harus dilakukan. Kini Anda harus beralih memperbanyak membaca Al-Qur'an, shalawat, dan berpuasa. Seringlah shalat di Masjid, melakukan iktikaf, mendatangi pengajian, silaturrahmi dengan ulama, maka insya Allah yang Anda alami akan hilang.
Sementara pengertian musyrik adalah menyekutukan Tuhan. Pertanyaannya, apakah bisikan itu akan membawa Anda menyekutukan Allah atau tidak? Perintah membangun Mushalah misalnya, itu adalah semacam anjuran biasa—dari manapun asalnya—yang tidak menimbulkan kemusyrikan. Kecuali jika Anda pecaya dengan memandikan air kembang, misalnya, bisa menyembuhkan, itu baru musyrik. Jadi, ukuran kemusyrikan itu pada penyekutuan Allah, mempercayai adanya kekuatan-kekuatan lain selain Allah.
Kini banyak kesalahfahaman yang mengaburkan antara kemusyrikan dengan irasional. Padahal, sesuatu yang irasional tidak selamanya membawa kemusyrikan. Sebaliknya, yang rasional kadangkala sering juga membawa pada kemusyrikan. Misalnya, jika kita terjebak pada keyakinan bahwa hanya dengan bekerja di suatu tempat maka kita akan bisa menghidupi perekonomian diri sendiri, atau dengan berobat ke dokter tertentu akan mendapat kesembuhan. Justru hal ini yang disebut para ahli tauhid sebagai syirkul khafi atau kemusyrikan yang tersamar dan yang tak disadari.