Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya dulu pernah mondok dan belajar berbagai kitab. Antara lain, kitab Safinah An-Najah, Jurumiyah, dan Tijan Dhurari. Namun akhirnya saya keluar dan melanjutkan ke sekolah umum.
Sekarang ini saya selalu membeli buku-buku atau kitab-kitab terjemahan dengan syarah atau penjelasannya, tanpa guru pembimbing. Apakah saya bisa mendapatkan ilmu tersebut secara manqul (mendapatkannya secara langsung), dan benarkah anggapan bahwa mendapatkan ilmu tersebut secara tidak manqul berarti berguru dengan setan? Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pendi
Jawaban:
Waalaikumsalam Warahmatullahi wabarakatuh. Kita harus selalu ingat, ilmu agama sangat diperlukan dalam memperkukuh keimanan atau ideologi dan akidah. Al-Qur'an, sebagai salah satu pegangan dalam beragama, memiliki kandungan ilmu pengetahuan yang sangat besar. Maka, barang siapa belajar tentang ilmu pengetahuan apa pun, berarti ia mempelajari sebagian ilmu Al-Qur'an.
Tidak ada garis pemisah antara ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum. Sekali lagi saya tegaskan, ilmu pengetahuan umum itu pun juga merupakan bagian dari isi Al-Qur'an. Apalagi bila yang dipelajari adalah ilmu agama, harus lebih diutamakan, karena terkait dengan masalah iman, dan yang jelas akan dibawa sampai akhir zaman.
Ilmu pengetahuan itu bagian dari penjabaran yang ada di dalam Al-Qur'an. Contohnya, ilmu yang mengajarkan farmasi. Ini penting untuk memberikan masukan kepada seseorang akan kadar dan dosis vitamin yang diperlukan. Walaupun orang minum vitamin itu efek sampingnya kecil, andaikan tanpa resep pun tidak membahayakan, lebih baik menggunakan resep. Sebab kita jadi akan tahu persis kekurangan yang ada dalam tubuh kita sendiri. Atau vitamin apa sebenarnya yang diperlukan untuk masing-masing individu itu sendiri. Mungkin ada orang yang kekurangan vitamin C, vitamin A, dan sebagainya. Dari ahlinya itu, kita akan mendapat vitamin yang tepat, sesuai kekurangan yang ada dalam tubuh kita.
Kembali pada ilmu agama. Kalau kita pelajari kitab-kitab, seperti yang disebutkan tadi, apalagi Al-Qur'an dan Hadist, kita sangat memerlukan ahlinya, untuk bisa mencarikan pemahaman Al-Qur'an dan Hadist itu. Jika kita belajar kitab tanpa guru, terkadang akal sendiri kurang mampu, sehingga akan mudah dimasuki setan. Karena, sering akal kita mengalami keterbatasan dan tidak bisa melakukan pemikiran yang lebih jernih dalam memahami ilmu agama, tanpa seorang guru.