Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh. Saya ingin bertanya tentang faedah yang terkandung di dalam surah Al-Waqi'ah, surah Yasin, serta membaca shalawat Nariyah, yang selalu saya baca setelah shalat Magrib dan Subuh.
Kemudian, apakah keutamaan atau fadilah kita mengamalkan Ratib Haddad setelah shalat Subuh? Lalu apa pula keutamaan kita mengamalkan surah Yasin, surah As-Sajadah, dan surah Al-Mulk, setelah melaksanakan shalat Isya?
Lalu, bacaan zikir apa sajakah yang dapat mempermudah dan melapangkan rezeki serta mempertebal iman dan kekhusyukan kita dalam shalat? Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Wasiatun
Jawaban:
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Saya harap, Ibu bisa membaca kitab Khazinatul Asrar. Kitab tersebut mengumpulkan beberapa Hadist sahih yang menerangkan kelebihan-kelebihan ayat-ayat Allah (Swt). Seperti ayat Kursi, ayat Lima, akhir surah At-Taubah, dan yang lain, termasuk shalawat-shalawat.
Di situ disajikan keterangan-keterangan dari surah-surah dalam Al-Qur'an, termasuk di dalamnya muawwidzatain (surah Al-Falaq dan An-Nas) sampai pada surah Yasin, Al-Muluk, Sajadah, dan sebagainya. Bahkan di situ ada keterangan yang menceritakan shalat sebelum Isra dilakukan Nabi (saw) atau diperintahkan Allah SAW, shalatnya bagaimana sebelum perintah shalat lima waktu diturunkan.
Selanjutnya Ibu juga bisa bertemu ulama atau kiai setempat. Seperti Ali Habsyi (Pemalang), K.H. Syakban, atau putra Mbah K.H. Abdul Jamil, untuk minta keterangan isi kitab tersebut. Ibu akan mendapatkan hasil yang lebih jelas.
Ratibul Hadad adalah kumpulan keterangan Hadist. Kebetulan dikumpulkan oleh seorang ulama besar yang telah menciptakan kitab-kitab besar, seperti Nashaikh Al-Ibad, Adda'watu At-Tammah, Nashah Ad-Diniyah, dan sebagainya. Yakni karya Abdullah bin Alwi Al-Haddad.
Beliau meninggal di Hadramaut, dan dimakamkan di Jabal Tarim. Meninggal tahun 1136 H/1816 pada usia 92 tahun. Suatu ketika beliau ditanya oleh ulama-ulama di Yaman seputar doa untuk menangkal perbuatan yang merusak akidah. Abdullah bin Alwi Al-Hadad mengambil beberapa Hadist yang kuat, beliau berkata, "Bacalah surat al-Fatihah, surah Al-Baqarah dan ayat Kursi, dilanjutkan dengan ayat "lillähima fis-samawati" sampai selesai, lalu ditambah akhir surah Al-Baqarah dan di teruskan dengan ayat, "amanar-rasalu bima unzila ilayka" sampai selesai."
Rasulullah bersabda, barang siapa membaca kalimat, "La ilaha illallah wandahu la syarikalahu lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumit wa huwa 'ala quill sya'in qadir" sebanyak tiga kali, maka dihapuslah segala dosanya.
Saya ambilkan Hadist ini dulu. Lalu diteruskan oleh Abdullah, subahanallah walhamdulillah wala ilahaillallah Allahu akbar, subhanallahu wabihamdihi subhanallahil adzim,dibaca tiga kali sampai habis seperti yang ada dalam rangkaian Ratib Haddad.
Ketentuan dibaca waktu subuh, zuhur, asar, magrib, dan isya, memang Allah (Swt) menciptakan setiap waktu shalat itu jumlah rakaat-yang berbeda-beda; tapi ada juga yang sama, seperti Zhuhur, Ashar, Isya, yaitu empat rakaat. Maghrib tiga rakaat dan subuh dua rakaat. Jelas kalau kita hubungkan dengan ilmu falak, sangat besar pengaruhnya.
Rahasia waktu subuh dan waktu malam hari mempunyai keistimewaan yang berbeda. Karena itu, di samping khasiat yang dibaca, juga ditunjang oleh waktu-waktu yang mendukung bacaan-bacaan itu. Ratib Haddad sangat baik kalau rutin dibaca. Karena, apa yang ada dalam Ratib Haddad tidak lepas dari sunnah Baginda Nabi Muhammad (saw).
Sekali lagi, setiap waktu memiliki kelebihan dan keistimewaan. Satu contoh, doa-doa Rasulullah (saw) banyak yang terkait dan dibaca pada waktu subuh dan malam hari. Di antaranya, Allahumma inni asbahtu.
Kalau kita bisa melihat, waktu-waktu mustajabah yang diberikan oleh Allah (Swt) itu justru pada waktu subuh, plus nilai tambah pada saat pergantian waktu malam ke siang yang berkhasiat bagi kesehatan. Yaitu, sejak matahari memancarkan sinarnya. Itu merupakan awal kehidupan kita di hari itu. Dengan membekali diri untuk mendekatkan diri kita kepada Allah dengan mengaplikasi bacaan-bacaan saat shalat Subuh agar menjadi bekal kita hingga sore harinya.
Pada sore hari, kita berhadapan dengan satu kelemahan, yaitu saat pergantian udara siang menuju udara malam dengan polusinya yang cukup tinggi. Yakni, sejak terbenamnya matahari hingga sekitar jam 23.00 WIB. Setelah itu, baru udara akan normal. Tepat saat berikutnya kita akan menghadapi satu kelemahan kita, berupa kebiasaan untuk tidur. Itulah kelemahan yang sangat jelas, ketika kita sangat butuh penjagaan Allah (Swt). Karena itu kita memerlukan bacaan-bacaan tertentu sebagai bekal pada malam hari. Bacaan-bacaan yang mungkin berbeda tapi memiliki khasiat yang sama.
Agar rezeki dari Allah mudah datangnya, perlu ditunjang dengan perilaku dan prasangka baik kepada siapa pun, lebih-lebih kepada Allah (Swt) dan Rasul-Nya. Dengan kata lain, husnudhan billah wa birasuli. Prasangka yang baik kepada Allah, Rasul-Nya, dan sesama hamba.
Prasangka baik mampu menghilangkan dosa-dosa kita yang menutupi atau yang menjadi hijab hati kita dalam berhubungan dengan Allah (Swt). Hijab itu akan terbuka dengan kecerahan, keceriaan, atau kelempengan hati. Itulah, di antaranya, yang termasuk mendukung mudah datangnya rezeki.
Apalagi kalau mau mendukungnya melalui bacaan yang sangat banyak. Saya ambilkan dari perilaku husnudhan billah, berprasangka baik kepada Allah, lalu jangan meninggalkan wudhu. Itu pun termasuk membantu memudahkan datangnya rezeki. Lalu jangan meninggalkan membaca Al-Qur'an walaupun satu ayat, selepas shalat Magrib dan Subuh, sebelum berangkat bekerja. Selanjutnya bacaan seperti shalawat Nabi atau ayat-ayat seperti akhir surah At-Taubah, dua ayat, dibaca selepas shalat sebanyak tiga atau tujuh kali, kemudian ditutup dengan shalawat Nabi beberapa kali. Itulah cara mendapatkan kemudahan rezeki dari Allah (Swt).