Saturday, May 5, 2007

Meneruskan Thoriqoh Yang Terhenti

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya pernah menjalani tarekat, tetapi karena suatu hal saya berhenti hingga lima tahun. Pada suatu hari saya ingin menjalaninya lagi, apa yang harus saya lakukan? Apakah saya harus berbai'at lagi kepada guru tarekat saya? Mohon petunjuk . Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

M. Sahrul

Jawaban:

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Saudara Sahrul, coba kita menengok kembali saat kita masuk tarekat yang dahulu. Ketika masuk ke tarekat tersebut, apakah tarekat tersebut benar-benar menjadi keperluan kita apa tidak? Apakah pada waktu mengambil tarekat itu semata-mata hanya untuk bacaan kita atau menambah nilai ibadah? Sedangkan dalam tarekat dituntut adanya ihsan yaitu merasa selalu diawasi Allah. Dan ihsan itu semakin mantap, di antaranya, dengan sebab tarekat.

Setelah kita mengetahui dengan benar tentang Islam dan iman, barulah kita mengetahui ihsan. Akan tetapi kalau kita mengetahui kedudukan ihsan untuk pribadi kita masing-masing, sudah pasti bahwa tarekat akan dijadikan pegangan, dan sulit bagi kita untuk meninggalkannya. Sebab tarekat, yang isinya pendekatan kepada Allah dalam membersihkan hati, bernilai di atas segala-galanya. Jangan sampai keperluan untuk tarekat itu kalah dengan keperluan makan, minum, dan lain-lainnya.

Memang, makan dan minum adalah keperluan sehari-hari dan kita berani membanting tulang untuk bisa mendapatkannya, namun setelah kita mati, apa yang kita makan dan minum itu tidak dibawa ke dalam alam barzakh. Yang dibawa adalah buah zikir kita, yaitu pendekatan diri kepada Allah, khususnya melalui tarekat. Maka, kalau Anda ingin kembali kepada tarekat, perbaharuilah amalan tarekatnya. Tapi, sebelumnya, saya sarankan untuk mempelajari dan mengenal sejauh mana pengertian atas keperluan tarekat untuk pribadi kita.