Saturday, May 5, 2007

Tak Perlu Takut Orang Mati

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya ingin menanyakan beberapa hal tentang jenazah atau mayat orang meninggal. Setiap daerah punya cara yang berbeda dalam memperlakukannya. Kata orang, jenazah itu rohnya masih berada di sekitar halaman rumah sebelum empat puluh hari terhitung sejak kematiannya.

Dulu saya pernah mengalami kecelakaan di sekitar kota Semarang. Mobil yang saya kemudikan terselip hingga masuk jurang. Saat itu saya terlempar keluar, dan sempat melayang di udara. Pada saat itu, ada yang menangkap tubuh saya dan meletakannya di pinggiran jurang. Begitu saya membuka mata, ternyata yang menangkap badan saya adalah Mas Son, kakak saya yang baru meninggal seminggu sebelumnya.

Alhamdulillah saya diselamatkan Allah lewat almarhum Mas Son. Saya cepat pulang ke Jogya dan berziarah ke makamnya. Pertanyaan pertama, siapakah sebenarnya yang menolong saya, apakah itu jin ataukah memang almarhum kakak saya? Kedua, apakah jenazah yang belum dimandikan boleh didoakan dan dishalatkan? Dulu pernah ada perselisihan, seorang ustad mengatakan tidak boleh karena jenazah itu masih kotor, dan doanya tidak akan sampai. Tapi ada ustad lain yang mengatakan boleh didoakan, soal sampai atau tidak, hanya Allah yang tahu.

Pertanyaan ketiga, pernah saya memikul jenazah di bagian terdepan tanpa ada seorang pun yang menggantikannya hingga tiba di perkuburan, padahal orang yang memikul di bagian lain sudah berkali-kali digantikan. Setelah itu terasa sakit di bagian leher saya selama seminggu. Pertanyaannya, ada apakah sebenarnya sehingga banyak orang yang enggan dan takut untuk memikul jenazah di bagian terdepan? Atas perhatian dan jawaban, saya ucapkan banyak terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Didik Wasono

Jawaban:

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Pertanyaan Anda cukup menggelitik. Memang cara memperlakukan jenazah secara adat sangat banyak dan beragam. Tapi, dalam Islam, ada tuntunan baku. Sementara adat hanya menjadi tuntunan pelangkap. Sebagai tuntutan pelengkap, maka adat tidak boleh melanggar agama. Jika soal berdoa atau tahlil, itu juga soal adat yang tidak bertentangan dengan agama. Namun, bagaimana dengan peringatan hari ketiga, ketujuh hingga hari keempat puluh? Saya dapat katakan bahwa hal itu juga masalah adat. Ada Hadist Nabi yang menyatakan, "Ma ra'ahu al-mukminuna hasanan wahuwa 'indalláh hasan"atau artinya, "Apa saja yang dianggap baik oleh kaum beriman, maka bagi Allah itu juga baik." Jadi, ukurannya melanggar agama atau tidak.

Lantas soal empat puluh hari, memang ada pendapat yang menyatakan seperti itu. Tapi, terus terang saya tidak tahu pastinya, karena masalah ruh ini adalah masalah yang hanya diketahui Allah sebagaimana yang dikatakan Al-Qur'an,

"Katakan (wahai Muhammad), sesungguhnya ruh itu adalah urusan Tuhanku. Dan ilmu yang diberikan kepadamu hanyalah sedikit."

Lalu masalah doa kepada mayit tidak harus menunggu dimandikan. Doa bebas dilakukan kapan dan di mana saja, serta untuk siapa saja. Hanya mungkin, kawan Anda itu melihatnya pada persyaratan shalat untuk jenazah, dan itu benar. Jenazah yang akan dishalati harus terlebih dahulu dimandikan dan dikafani. Shalat jenazah dilakukan sebagai proses terakhir sebelum dimakamkan.

Lalu, siapakah yang menolong Anda kala kecelakaan itu? Sebenarnya dalam menolong hamba-Nya, Allah (Swt) memiliki cara-Nya tersendiri. Jadi, yang menyelamatkan Anda semata-mata hanyalah Allah, yang bisa saja melalui malaikat-Nya. Sebab, jika malaikat akan behubungan dengan manusia ia akan menjelma menjadi manusia juga. Berkali-kali malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad dengan menyamar seperti laki-laki jembel dan kemudian menyampaikan sesuatu yang penting kepada Rasulullah.

Jika malaikat, lalu apakah maksudnya jika ia harus menyamar menjadi kakak Anda yang baru sepekan meninggal? Wallahu ‘alam. Mungkin saja, bermaksud lebih mendekatkan diri Anda kepadanya. Malaikat memilihnya karena kakak Anda termasuk orang baik yang perlu dikenang. Atau, Anda telah melupakannya sehingga kurang berdoa untuknya, dan lain sebagainya. Karena itu, langkah Anda untuk segera berziarah ke makamnya adalah tepat.

Jelas, orang yang sudah meninggal tidak bisa berbuat upaya penyelamatan fisik seperti itu dengan cara hidup kembali. Orang yang sudah mati itu kini tengah hidup di alam arwah yang kita tidak ketahui. Tentu, yang menyelamatkan Anda bukan kakak Anda yang telah almarhum tadi, tapi Allah sendiri melalui para malaikatnya.

Lantas mengapa orang takut memikul jenazah? Ini memang unik juga. Sebenarnya tak perlu ditakuti. Mengapa harus takut? Justru itu perbuatan yang sangat mulia. Ada sebuah Hadist yang menyatakan bahwa Allah akan malu menyiksa hamba yang suka bertakziah, menshalatkan jenazah saudaranya, memandikan, menguburkan, dan lain sebagainya. Kesan takut seperti itu harus dihilangkan. Apakah takut menjadi hantu? Sebenarnya itu kepercayaan salah yang kemudian dimanfaatkan oleh setan untuk menganggu manusia. Orang yang mati adalah saudara kita yang kini tengah menghadap kepada Allah. Mengapa harus ditakuti? Seharusnya kita iringi kepergiannya menuju sisi Allah dengan doa agar segala amalnya diterima, bukan harus dihadapkan dengan kepercayaan yang aneh-aneh.