Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Banyak cerita para kiai dan ulama bisa menemui atau ditemui Nabi Khidir (as). Betulkah Nabi Khidir (as) masih hidup dan bisa ditemui para kiai dan ulama? Dan bisakah kita, orang biasa, menemui atau ditemui Nabi Khidir (as)? Apa amalan yang harus kita lakukan? Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Abdullah Akrom
Jawaban:
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Nabi Khidir (as) (as), oleh sebagian ulama dikatakan sudah meninggal. Tetapi sebagian ulama besar juga mengatakan telah ditemui dalam keadaan jaga serta dalam keadaan mimpi. Seperti yang dialami Syaikh Abdul Qadir Jailani, dan bin-lain.
Bukan hanya satu ulama yang pernah berjumpa dengan Nabi Khidir (as). Maka, orang biasa yang ingin bertemu dengan Nabi Khidir (as) bila dikatakan mudah juga tidak, tetapi dikatakan sukar pun tidak. Mudah atau sukarnya tergantung pada kondisi masing-masing.
Untuk memudahkan kita bertemu dengan Nabi Khidir (as), cobalah kita melangkah sebagaimana dinasihatkan Nabi Muhammad (saw) yang tercantum dalam hadits. Kita juga bisa mempelajari pengalaman para ulama yang pernah bertemu Nabi Khidir (as), sebagaimana dialami Abdullah bin Alwi al-Haddad yang berkata, "Alaikum bi husnuzhon (Bersangka baiklah di antara kalian)."
Dengan perasangka baik, seseorang menunjukkan bahwa hatinya, paling tidak, bersih. Sekalipun tidak bisa dikatakan bersih secara mutlak, nilai kebersihan itu sendiri sudah menunjukkan diri pribadi masing-masing atas kebersihan hatinya. Mereka sendiri tidak mengatakan bahwa hati mereka bersih, ini untuk menjaga sikap tawadhu, rendah hati.
Dari sinilah titik tolaknya bagaimana mereka, para ulama yang bersih hatinya itu, bisa bertemu Nabi Khidir (as). Meski kita sudah membaca wirid berkali-kali, kalau hati kita tidak bersih, terutama bersangka buruk kepada sesama manusia, apalagi diwarnai iri dengki, sulit bagi kita untuk bertemu dengan Nabi Khidir (as). Untuk membersihkan hati, kita mulai dengan bacaan-bacaan bermunajat kepada Allah, bukan bacaan untuk bertemu Nabi Khidir (as). Setelah hati kita bersih, melalui jalan Allah, barulah kita mohonkan maksud kita untuk bertemu Nabi Khidir (as). Kebersihan hati akan mempermudah kita bertemu beliau.
Siapa sesungguhnya Nabi Khidir (as)? Ada yang menyebut nama aslinya Ilya, Al-Muammar, Armiya, Balya, Ibliya, Amir, dan Ahmad. Beliau mendapat gelar Al-Khidr, karena disebut dalam sebuah hadits bahwa pada suatu waktu beliau tinggal di satu tempat yang tandus. Setelah beberapa waktu tempat itu pun menjadi hijau dipenuhi tetumbuhan. Nabi Khidlir lahir, seperti diceritakan oleh Ibnu Jarir At-Tabari dalam kitabAt-Tarikh, pada masa Raja Afridun ibnu Asfiyan, raja Persia pada masa Nabi Musa (as).
Imam Nawawi dalam kitabnya Tahzib Al-Asma wa al-lugat menceritakan, kalangan sufi meyakini bahwa Nabi Khidlir masih hidup di kalangan kita, dan sering bertemu mereka. Menurut mereka, Nabi Khidhir akan hidup hingga akhir zaman, selagi Al-Qur'an berada di kalangan umat.
Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Majmui menyetujui pendapat yang mengatakan bahwa para sufi pernah bertemu Nabi Khidir (as). Para sufi mengamalkan zikir tertentu, dan hal itu bisa mengantarkan mereka kepada suatu tingkat kesucian jiwa. Pada saat itulah mereka dapat bertemu Nabi Khidir (as), belajar ilmu-ilmu yang tidak dapat diketahui dari orang lain. Dan diriwayatkan dari pengalaman mereka bahwa pertemuan terjadi di tempat-tempat suci, jauh dari kemaksiatan.