Saturday, May 5, 2007

Antara Tharekat dan Keluarga

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya adalah pengikut Tarekat Qadiriyyah wan Naqshabandiyyah (PP Suralaya, Tasikmalaya) yang ingin sekali mencapai cita-cita tasawuf yaitu makrifatullah menyeluruh, termasuk suluk (jalan ke arah kesempurnaan batin), zuhud, dan memperbanyak zikir kepada Allah. Namun saya juga seorang ayah dua anak yang masih balita, sehingga sulit sekali mengatur waktu untuk kedua hal tersebut. Padahal dalam batin, saya tersiksa oleh kerinduan melihat Al-Haq, Allah (Swt). Mohon kiranya membantu memberikan jalan keluar sekaligus mendoakan saya agar Allah berkenan memakmurkan jasad, ruh, dan sirr (hal yang gaib dan tersembunyi) saya dalam ketaatan, mahabah (kasih sayang), makrifat, dan musyahadah (penyaksian). Mudah-mudahan Allah membalas kebaikan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Al-Faqir adh-Dhaif

Jawaban:

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Insya Allah akan saya doakan, dan saya mendukung apa yang menjadi cita-cita Anda. Tapi perlu diingat, kewajiban, harapan, dan dambaan anda bukanlah untuk pribadi saja. Anak dan istri Anda adalah harapan dan kebanggaan di dunia sampai akhirat nanti. Beruntunglah seorang bapak atau kedua orangtua yang bisa mencetak putra-putrinya menjadi generasi yang utama, baik bagi umat Islam khususnya maupun bangsa pada umumnya. Sehingga mereka tidak akan memalukan kedua orangtuanya di hadapan Allah (Swt). Dan itu, saya kira, merupakan harapan semua orang.

Namun, tanpa didukung sarana yang berbentuk materi, mungkin keinginan Anda akan sedikit tersendat. Sebab, sarana itu pula yang akan menjadi sebab peningkatan diri kepada Allah (Swt), walaupun tidak harus terfokus ke sana. Seperti ketika kita ingin berhaji, atau membayar zakat, hal tersebut tentu tidak terlepas dari urusan dunia.

Maka, dalam menempuh dan menggapai cita-cita, pelihara dan pupuklah niat yang baik itu di dalam hati Anda. Jangan sampai niat yang baik itu tercampuri emosi atau nafsu. Dukunglah niat itu dengan pancaran kecintaan kita kepada Allah dan Rasulullah (saw), dan angkatlah sesuai dengan kemampuan kita, dari mana harus memulai. Jangan membebani dan memberatkan diri sendiri sebelum waktu kemampuan itu ada.