Monday, March 5, 2007

Rindu BersamaMU



Ya Allah
Dzat Yang Maha Perkasa dalam Mencipta
ketika kutengadahkan mukaku untuk menatapMu
yang tampak adalah awan biru
Ketika kutundukkan kepala dalam khusyu' shalatku
yang tampak adalah bekas keningku

Ketika aku menoleh ke kanan
yang tampak adalah anak-anak jalanan
sedang menengadahkan tangan mencari makan
Ketika aku menoleh ke sebelah kiriku
kulihat seorang ibu dengan penuh kasih sayang
mendekap putranya yang lagi menangis kehausan
Ketika kutebarkan pandanganku jauh kedepan
kulihat tetumbuhan yang begitu indah & menawan

Ya Rahmaan
Semua yang Engkau cipta mempunyai makna
Engkau adakan diriku agar mengabdi kepadaMu

Nyatalah sudah
dari setiap benda dan peristiwa
di sana tampak wajahMu nan elok dan mempesona
andaikan Engkau tetapkan waktu di bumi ini menjadi
seribu jam, atau bahkan lebih...aku tiada peduli
akupun tetap bersamaMu
karena menyaksikan setiap karya ciptaMu
membuat hati menjadi rindu...



Hampir setiap pagi, sesudah subuh, saya selalu jalan sehat. Ada beberapa manfaat yang saya dapat. Pertama, saya lebih bugar. Sebagai seorang penulis, hampir sepanjang hari saya duduk di depan komputer. Dengan jalan pagi itu, saya bisa menggerak-gerakkan anggota badan sambil melentur-lenturkannya.

Yang kedua, saya sering memperoleh ide sambil jalan pagi. Ada saja yang berseliweran di benak. Kadang saya memperoleh judul baru. Di waktu yang lain, saya bisa memecahkan analisa masalah yang sedang buntu. Dan suatu ketika, saya bisa merekonstruksi berbagai macam ayat al Qur'an yang kadang terasa kontradiktif.

Tapi yang paling mengesankan, ketika sedang jalan pagi itu saya seringkali 'bertemu Allah'. Dia 'suka menampakkan Diri' dimana-mana. Di sepanjang rute jalan pagi saya.

Kadang Dia 'muncul' di pepohonan. Kadang muncul di bebatuan. Kadang muncul di air hujan yang menetes. Kadang muncul di cakrawala, menjelang terbitnya sang matahari. Kadang menyelinap di denyut jantung yang terus berdegup, ditingkahi nafas memburu saat berjoging.

Saya menyukai saat-saat seperti itu! Karena saya jadi bisa berdialog denganNya. Tentang apa saja. Tanpa harus terikat berbagai aturan protokoler. Saya merasa memperoleh 'teman ngobrol' di sepanjang jalan pagi itu.

Suatu ketika, saya tertegun memandangi pohon di pinggir jalan. Ada sederet pohon Flamboyan berjajar. Sangat indah. Bunganya merah kekuningan cerah, bermekaran. Batangnya kokoh, tinggi menjulang. Cabang-cabangnya berjuntai ke sana kemari.

Tiba-tiba saja, saya 'melihat' Allah. Jajaran pohon Flamboyan ini sungguh unik. Di antara sekian banyak pohon itu tidak ada yang sama. Model batangnya, cabangnya, bentuk kelindan akarnya, dedaunan, sampai bunga-bunganya.

Saya mendekat. Menyentuh batang. Ternyata tekstur batang itu pun tidak ada yang sama. Saya jadi terpesona. Ya Allah, Engkau sedang mempertontonkan sebuah karya seni yang luar biasa indah kepadaku. Sebuah seni instalasi yang benar-benar nyata dan hidup...

Bagaikan seorang seniman, Engkau pamerkan Mahakarya yang sempurna tiada bandingnya. Engkau ukir pohon Flamboyan itu selama bertahun-tahun sepanjang usianya!

Dari biji Engkau tumbuhkan. Dari batang yang kecil dan lemah Engkau besarkan dan kuatkan. Dari pendek Engkau tinggikan. Daun-daunnya Engkau tata sedemikian indah, bersusun-susun ribuan jumlahnya. Sehelai daun pun tidak ada yang sama. Lantas Engkau poles dengan warna hijau nan segar. Ada juga yang agak kepucat-pucatan. Bahkan sebagian yang lain Engkau hiasi dengan warna kuning, sebelum ia rontok jatuh ke bumi.

Sejumlah bunga berwarna merah kekuningan berjatuhan ke bumi. Begitu mempesona. Kupungut beberapa. Helai-helai kelopaknya indah. Tapi, tak ada yang sama. Sekadar mirip, dan hampir sama. Ada yang warnanya lebih merah. Tapi banyak juga yang agak kekuningan. Ada yang kelopaknya melebar. Tapi, banyak pula yang agak memanjang.

Saya tepekur memandangi pohon Flamboyan. Betapa 'sibuknya' Engkau ya Allah mengukir dan mewarnai pohon Flamboyan ini. Di waktu yang sama Engkau sedang memahat lekuk-lekuk batangnya, mulai dari ujung akar sampai ujung ranting tertinggi. Namun, di saat itu pula Engkau sedang mewarnai ribuan dedaunan, sambil menentukan mana yang rontok dan mana sedang bertunas.

Tak hanya itu, ribuan bunga-bunganya pun sedang terus bermekaran, tumbuh mengembang, dan kemudian rontok dengan cara yang sangat mempesona.

Dan bukan hanya satu pohon, yang sedang Engkau pamerkan kepadaku, tetapi sejumlah pohon yang berjajar menawarkan indah lekuk tubuhnya, sambil bergoyang-goyang dihembus angin pagi.

Tiba-tiba, saya merinding mengingat jumlah pohon Flamboyan di muka bumi. Yang barangkali jumlahnya jutaan pohon tersebar diberbagai benua. Dan lebih bergidik lagi, mengingat bahwa jumlah pohon selain Flamboyan jauh lebih banyak.

Ada bermiliar-miliar pohon dan tetumbuhan yang sedang tumbuh bergeliat di seluruh hamparan bumi. Dan semua itu Allah yang mengendalikannya. Memahatnya. Mewarnainya. Merontokkan. Menumbuhkan tunas-tunasnya. Dan mengontrol seluruh proses-proses biokimiawi yang ada di dalamnya. Sepanjang waktu yang terus berjalan.
Saya jadi teringat sebuah ayat di dalam al Qur'an bahwa Allah adalah Dzat Maha Pemurah dan Maha Perkasa yang selalu dalam kesibukan...

QS. Ar Rahman (55) : 29 - 30
Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Aku telah 'bertemu' denganMu lewat pohon Flamboyan itu. Bahkan sempat berdialog dalam keasyikan yang panjang di pagi yang cerah...

Di kali lain aku melihat Engkau di sinar matahari yang baru terbit. Kupandangi rona merah di ufuk timur. Sesaat kemudian, berangsur-angsur matahari menampakan wajahnya. Indah sekali. Mata telanjangku sempat menikmati sang surya beberapa detik. Sebelum kemudian menjadi silau oleh sinarnya yang terang. Aku terpana. Kurasakan hangatnya sinar kuning keemasan menyergap tubuhku yang berpeluh.

Betapa dahsyatnya energi yang tersimpan di matahari itu. Seluruh muka bumi ini menjadi hangat karenanya. Padahal jaraknya sekitar 150 juta km. Itu pun terpancar ke segala penjuru tata surya. Bukan hanya menyoroti bumi. Bumi hanya kebagian sepersekian persen saja. Yang tidak terlalu besar.

Tapi itu pun sudah panas membakar, di siang hari. Betapa hebat dan akuratnya perhitungan yang digunakan untuk mengukur jarak bumi-matahari, sehingga sinar dan energi yang sampai ke muka bumi sangat tepat ukurannya. Tidak terlalu panas. Tidak terlalu dingin. Cocok untuk kehidupan. Bahkan demikian nikmat...

Kuresapkan kenikmatan bermandi matahari itu. hangatnya merembes ke seluruh kulitku. Ke tulang-tulangku. Ya,ultraviolet itu. Ia membangkitkan mekanisme canggih di sekujur tubuhku. Yang menguatkan tulang-tulangku dan berbagai proses biokimiawi yang melibatkan vitamin D. Memberikan energi kehidupan yang tiada tara.

Bertaburan jutaan cahaya dengan frekuensi yang berlapis-lapis. Menyebabkan indahnya dunia. Bayangkan jika sinar matahari tidak mengandung cahaya bertingkat-tingkat seperti pada pelangi, maka sungguh dunia ini menjadi membosankan.

Tidak ada lagi warna-warni cerati kembang, hijaunya dedaunan, coklatnya kayu pepohonan, birunya gunung dan cakrawala, putihnya saputan mega, dan hitam legamnya bebatuan di ngarai dan sungai-sungai.

Semua itu, karena Allah menebarkan jutaan warna di dalam sinar matahari yang putih keemasan. Seluruh warna berada di dalamnya. Dan, ketika mengenai benda-benda, warna-warni itulah yang memantul-mantul ke mata kita. Demikian indah...

QS. An Nuur (24) : 35
Allah (Pemberi) cahaya langit dan Bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dart pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui sega/a sesuatu.

Jika tidak, maka dunia ini jadi hitam putih belaka. Ketika malam hari segalanya berwarna hitam. Dan siang hari berubah menjadi putih, dengan gradasi warna putih - abu-abu - hitam. Persis seperti kepahaman seorang yang butawarna terhadap dunia. Gelap-terang, hitam dan putih...

Aku tepekur. Begitu canggih Allah menciptakan kehidupan. Matahari diciptakanNya sebagai pelita bagi Bumi. Bahan bakarnya, gas hidrogen yang bereaksi secara termonuklir, terbakar menjadi gas Helium. Selama bermiliar-miliar tahun. Belum juga habis. Padahal kalau itu habis, Bumi pun kiamat. Dan habislah kita semua...

Aku melihat Allah sedang 'sibuk' mengendalikan matahari dengan penuh kasih sayang. Bukan untuk siapa-siapa. Untuk kita semua, manusia. Makhluk ciptaanNya yang paling sempurna. Sang khalifah Bumi...

Pembaca yang budiman, dari apa yang saya sampaikan di depan, sebenarnya saya cuma ingin mengatakan bahwa Allah adalah Dzat Maha Pengasih dan Penyayang yang selalu hadir di sekitar kita. Ia selalu bersama kita dimana pun dan kapan pun. 24 jam!

Sayangnya, seringkali kita tidak menyadari kehadiranNya. Sebagaimana kita tidak menyadari keberadaan oksigen dalam udara yang kita hirup. Sehingga Allah mengatakan betapa banyaknya manusia yang melewatkan begitu saja pertemuan yang indah itu.

QS. Yusuf (12) : 105
Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka lewati, tapi mereka tidak menghiraukannya.

Nah, diskusi yang sedang anda baca ini ingin mengajak anda untuk bertemu dengan Allah. Bersama-sama denganNya sepanjang hari...

Apa yang tertulis dalam diskusi ini, mulai dari membuka mata, bangun tidur sampai menutup mata untuk pergi tidur kembali adalah pengalaman nyata.

Semua yang ada di dalam diskusi ini sekedar contoh kecil dalam kehidupan kita, yang barangkali perlu untuk direnungkan. Ada yang tampak sederhana. Atau kadang terasa rumit. Semua mengandung tanda-tanda yang sangat jelas akan kehadiran dan ‘keikut sertaan’ Allah Swt.

Tulisan ini saya harapkan bisa menjadi salah satu media yang efektif bagi kita untuk memasuki kedamaian hidup. Dengan merenungi setiap kejadian yang ada, insyaAllah selama 24 jam kita akan bertemu dan selalu bersamaNya.

Ayat kunci yang selalu menyertai setiap kejadian itu, adalah: Q.S. Adz - Dzariyat : 56, dan Q.S. Al Baqarah : 115. Mudah-mudahan itu akan membuka mata hati kita untuk selalu ingat dan berbuat kebajikan

Tidaklah heran apabila secara eksplisit di beberapa cerita dan peristiwa, akan muncul kembali ayat-ayat ini sebagai penguat hati agar kita bisa mengambil pelajaran hakiki.

Dari kedua ayat tersebut, dapat diambil kesimpulan yang sangat indah. Bahwa hidup ini sebenarnya hanyalah untuk mengabdi kepada Allah Swt saja. Kemana saja mata kita memandang, kemana saja hati mengenang,di situ kita akan kembali bertemu dengan Tuhan, Sang Penguasa Alam Semesta...

Maka, sebenarnya tidak ada peluang sedikit pun bagi seorang hamba untuk merasa sendirian. Atau, untuk merasa kesepian. Karena Allah selalu bersamanya.

Demikianlah, semoga tulisan ini berkenan di hati. Dan semoga setiap peristiwa yang tertulis di sini, akan menjadi cara untuk bercermin dan merefleksi diri.

Terima kasih yang tiada terhingga kepada bapak,ibu, saudara, yang telah mengijinkan cerita kehidupannya untuk ditulis dalam diskusi ini. Sehingga bisa dinikmati oleh banyak pembaca.

Semoga Allah Swt menyingkap tabir gelap yang senantiasa menutupi mata hati kita, agar kita bisa melihat dan merasakan kehadiran Allah di setiap sudut peristiwa.
Kupersembahkan tulisan ini, buat ibunda, ayahanda, semoga berbagai cerita dalam tulisan ini akan membawa manfaat, baik untuk kehidupan saat ini, atau untuk kemudian hari....

Selamat menikmati! semoga karya kecil ini akan bisa menjadikan lebih dekatnya kita sebagai seorang hamba menuju Rabb Yang Maha Tinggi. insya Allah...

Diskusi ini juga dimaksudkan menjadi salah satu bacaan Program Pelatihan Dzikir Tauhid. Semoga bermanfaat. Dan selamat bertemu dengan Allah selama 24 jam...!