Pelatihan sedang marak dimana-mana! Leadership, manajerial, perpajakan, statistik, akuntasi, public relation, ....dsb
Baik secara individu maupun secara institusi, pelatihan saat ini menjadi sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat luas sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Tetapi sebetulnya ada semacam pelatihan yang sangat dibutuhkan oleh manusia sebagai bagian dari masyarakat luas. Yang dengan pelatihan tersebut insya Allah manusia akan meningkat derajatnya baik di dunia ini, maupun di akhirat nanti.
Pelatihan tentang apa? Yaitu tentang kejujuran. Sebab masalah kejujuran sekarang ini menjadi sangat langka. Semua orang kepingin jujur, tetapi ketika terbentur pada sesuatu, mereka lebih baik memilih sikap tidak jujur. Padahal semua orang mengerti bahwa tidak jujur atau dusta, atau bohong adalah salah satu dari sifat yang dibenci oleh Allah.
Kata Rasulullah saw ;
Empat macam sifat, siapa yang ada padanya keempat macam sifat itu, maka ia betul-betul munafik tolen. Siapa yang ada padanya salah satu sifat itu, ia mempunya sifat nifaq, sampai ia meninggalkannya. Keempat macam sifat itu ialah Jika berkata ia bohong atau dusta, jika berjanji ia menyalahi janji, jika akad ia cidera, dan jika berdebat ia curang.
(HR. Bukhari, Muslim)
Berkatalah yang benar, karena benar itu akan menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan itu akan menuntun ke dalam surga. Berhati-hatilah terhadap dusta, karena dusta itu menuntun kepada curang, dan curang itu akan menuntun ke dalam neraka....
(HR. Bukhari, Muslim)
Tentu yang dimaksud dengan perkataan benar tersebut adalah perkataan yang bukan dusta, yang bukan bohong. Artinya seseorang haruslah berlaku jujur. Bagaimana seseorang agar terus terpelihara kejujurannya?
Marilah kita lihat perilaku shalat kita. Shalat yang dicontohkan dan diajarkan oleh junjungan kita rasulullah saw, adalah begitu indahnya, begitu bermaknanya. Mulai dari gerakan-gerakannya, sampai dengan do'a-do'a yang diucapkan sungguh sangat sesuai.
Shalat memiliki sembilan gerakan. Terdiri dari delapan gerakan fisik dan satu gerakan metafisik. Gerakan-gerakan itu ialah :
1. Takbiratul ihram ( fisik )
2. Menundukkan kepala ( fisik )
3. Tangan bersedakap ( fisik )
4. Harmonisasi indera dan hati ( meta fisik )
5. I'tidal ( fisik )
6. Rukuk ( fisik )
7. Sujud ( fisik )
8. Duduk bersimpuh ( fisik )
9. Salam ( fisik )
Dalam gerakan yang ke empat, terjadi harmonisasi gerakan yang sangat halus dan indah. Di sini terjadi perpaduan antara panca indera dan qalbu yang menyatu membentuk perilaku khusyu'
Setelah melakukan gerakan ke satu, dua dan tiga, maka bersamaan dengan memulainya shalat, panca indra seseorang yang sedang khusyu' juga bergerak dengan halus dan lembut agar tercapai suatu keadaan yang tenang, damai dan teduh dalam audensinya dengan Allah Swt.
Dalam gerakan yang sangat lembut ini semua panca indra dan qalbu berpadu meyakini do'a yang diucapkan oleh bisikan bibir, mulai dari takbiratul ihram, do'a iftitah, bacaan umul kitab, ayat-ayat al-qur'an, sampai kepada salam di akhir shalat.
Disinilah terjadi perpaduan yang sangat harmonis dan sangat indah, yang menimbulkan kekuatan luar biasa, bagaikan manusia yang bisa bergerak laksana cahaya untuk menuju Allah. Sehingga jarak yang jauh antara seorang hamba dengan Khaliqnya bisa ditempuh dengan begitu cepatnya. Jarak yang semula dianggap jauh oleh manusia, dengan kekhusyu'an shalat, manusia bisa " bertemu" dengan Allah dengan cepat karena jarak antara seorang hamba dengan sang Khaliq menjadi begitu dekatnya.
QS. Al – Baqarah : 186
Dan apabila hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku memperkenankan permohonan seseorang bila ia memohon kepadaKu. Karena itu hendaklah ia mentaati segala perintahKu dan beriman kepadaKu, semoga la selalu dalam kebenaran.
QS. Al- Waqi'ah : 85
Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat.
QS. Qaf : 16
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya.
Mari kita renungkan, manfaat apa yang dapat kita ambil dari gerakan harmoni tersebut? Tiada lain adalah tentang nilai KEJUJURAN.
Seorang yang khusyu' dalam shalatnya, ialah yang bisa memadukan gerakan bathinnya dan gerakan panca inderanya yang menyatu dan dipersembahkan hanya untuk Allah Swt.
Dan apabila dalam kehidupan sehari-hari "pelatihan kejujuran" ini diterapkan dengan sebaik-baiknya, tentulah sangat indah kehidupan seeorang. Apa yang diucapkan selalu sama dengan hatinya, apa yang dilihatnya selalu sama dengan apa yang didengarnya, sehingga dalam kehidupannya seseorang akan memegang nilai kejujuran dengan sepenuh hatinya.
Perhatikanlah gerakan–gerakan dalam shalat yang khusyu'. Ketika bibir berbisik memanjatkan do'a-do'a dalam shalat, maka :
Hati nurani mendengarkan dan sekaligus membenarkan setiap ucapannya. Bersamaan itu telinga mendengarkan dengan seksama. Pada saat itu pula mata tunduk tawadhu' takut akan siksaNya. Dan pada saat itu pula nafas bergetar halus mengikuti ritme pujian do'a yang sangat agung dan indah. Dan pada saat itu pula seluruh perasaannya tenteram, teduh dan tenang, sebuah gambaran jiwa yang muthmai'nah.
Pelajaran yang sangat berharga dari gerakan ini ialah, bahwa setiap apa yang diucapkan oleh mulut, akan dibenarkan oleh hati. Dan kemudian disaksikan oleh mata, pendengaran maupun hirupan setiap nafasnya.
Artinya, seorang muslim setiap ia melakukan shalat diajari dan dilatih oleh shalatnya untuk melakukan kejujuran. Apa saja yang disaksikan oleh mata dan telinganya pastilah akan sama dengan apa yang diucapkan bibirnya, yang sekaligus akan dibenarkan pula oleh qalbunya.
Agar lebih terasa dan lebih bermakna pelajaran tersebut, marilah kita berhitung. Misalnya, seorang muslim yang sudah berusia 40 tahun, apabila ia melakukan shalat secara rutin sejak umur 10 tahun, maka untuk shalat wajib saja dapat dihitung sebagai berikut :
Pada saat ia berusia 40 tahun, berarti ia telah melakukan shalat selama 30 tahun. Jika dihitung maka ia telah melakukan shalat wajib sebanyak,
30 X 360 hari X 5 waktu = 54.000 kali.
Artinya ketika ia sudah berumur 40 tahun, ia telah diberi pelajaran dan dilatih oleh shalatnya tentang KEJUJURAN sebanyak 54.000 kali, selama 30 tahun, subhaanallah ......
Ironisnya, banyak sekali orang yang berusia 40 tahun bahkan lebih tua lagi, ia masih bisa mengatakan putih, padahal mata dan pendengarannya menyaksikan bahwa itu sebenarnya hitam. Kadang mulut mengatakan "tidak ada", padahal pandangannya baru saja menyaksikan "ada"
Rasanya kita sudah cukup fantastis mengikuti "PELATIHAN" sebanyak 54. 000 kali dalam waktu 30 tahun,...subhaanallah..
Pembaca..., semoga dengan menyadari akan hal ini kita semua akan kembali pada fitrah kita sebagai manusia yang tawadhu' dan menjunjung tinggi nilai kejujuran. Kata Rasulullah saw : " ...berkatalah yang benar, jika tidak bisa maka diamlah, karena ltulah yang akan lebih menyelamatkan kamu..."