Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah
orang-orang yang membuat kerusakan,
tetapi mereka tidak sadar.
QS. Al Baqoroh (2) : 12
orang-orang yang membuat kerusakan,
tetapi mereka tidak sadar.
QS. Al Baqoroh (2) : 12
Kunci penyelesaian berbagai bencana yang terus mendera kita ini cuma satu: segera sadar! Kesadaran bahwa kita telah melakukan kesalahan. Kemudian berlanjut dengan taubat. Yaitu, tidak melakukan kesalahan yang sama lagi. Hanya orang-orang bodohlah yang melakukan kesalahan yang sama berulangkali. Orang buta saja tidak terperosok berulang kali di lubang yang sama...
Segala yang telah kita bahas di depan telah menunjukkan kepada kita bahwa segala bencana ini tidak terlepas dari perbuatan kita sendiri.
QS. Ar Ruum (30) : 41
Telah nampak kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Begitulah Allah mengingatkan. Semua itu karena perbuatan tangan manusia. Supaya Allah menunjukkan kepada kita, begitulah akibatnya kalau kita melakukan kerusakan dan kejahatan. Supaya kita segera kembali ke jalan yang benar. Supaya sadar.
Memang sih, planet Bumi menyimpan potensi bencana yang sangat besar, tetapi datangnya bencana itu ternyata bisa 'memilih' tempat dan korbannya. Sesuai kehendak Allah Sang Penguasa alam semesta. Dialah yang berkehendak menjadikan bencana itu sebagai ujian, cobaan, peringatan, atau pun azab yang menghancurkan. Terserah kepadaNya. Semuanya berjalan sesuai dengan Sunnatullah. Yang terkait dengan perbuatan kita...
QS. Asy Syu'araa' (26) : 208-209
Dan Kami tidak membinasakan sesuatu negeripun, melainkan sesudah ada baginya orang-orang yang memberi peringatan;
untuk menjadi peringatan. Dan Kami sekali-kali tidak berlaku zalim.
Ayat di atas memberikan informasi kepada kita tentang dua hal. Yang pertama, Allah tidak menimpakan bencana yang menghancurkan suatu negeri, kecuali Dia sudah memberikan peringatan kepada penduduknya. Diajak berbuat baik, tidak mau. Dilarang berbuat kerusakan, malah melakukan dengan sewenang-wenang. Jika itu yang terjadi, Allah bakal mengirimkan bencana yang membinasakan.
Yang ke dua, bencana itu berfungsi sebagai peringatan, agar kita segera bertaubat. Jika tidak segera bertaubat, bencana yang akan datang bakal lebih besar lagi. Kemudian, Allah menambahkan: "Dan kami sekali-kali tidak berlaku zalim (tidak semena-mena)". Allah pun menurunkan azabNya.
QS. Asy Syu'araa' (26) : 173
Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu) maka amat buruklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu.
Semua itu karena Allah menyayangi kita. lngin memberi petunjuk kepada kita bahwa hukum alam ini demikian adanya. Barangsiapa merusak dia akan menuai derita. Barangsiapa membangun dia akan menuai bahagia. Tinggal pilih saja. Allah memberikan kebebasan sebesar-besarnya kepada umat manusia. Dia telah memberikan kepercayaan dan kekuasaan kepada manusia untuk menjadi pengelola Bumi. Khalifatu fil Ardhi...
Bahwa kemudian kita merusak sendiri tempat hidup kita. Maka, kita jugalah yang merasakan hasilnya. Atau sebaliknya, kita menjadi orang yang bijak, dan mengelola planet Bumi ini dengan baik, maka kita juga yang bakal sejahtera.
QS. Al An'aam (6) : 104
Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran) maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (dari kebenaran), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara (mu).
Begitulah firman Allah lewat nabi Muhammad saw. Bahwa tanggungjawab sepenuhnya ada di tangan kita. Bahkan beliau pun tidak bertanggungjawab atas perbuatan kita. Semuanya kembali kepada masing-masing. Kalau pun kita nekat mengambil risiko tersebut, kata Allah: "biarkan saja, dia nanti bakal menerima akibatnya."
QS. An Nahl (16) : 55
biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka; maka bersenang-senanglah kamu (untuk sementara waktu). Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya).
Boleh saja kita bermain kata dan membela diri bahwa kita tidak berbuat kerusakan. Bahkan kita sedang berbuat untuk kemaslahatan orang banyak. Akan tetapi, kerusakan tetap saja kerusakan. Tidak bisa ditutup-tutupi. Sunnatullah 'berbicara' apa adanya.
QS. Al Baqoroh (2) : 11-12
Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan."
Ingatlah, sesungguhnya mereka itu orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tak sadar.
Maka, balasan yang baik hanya bagi orang-orang yang berbuat kebajikan. Banyak beramal saleh bagi sekitarnya. Beriman hanya kepada Allah. Merekalah yang bakal merasakan kebahagiaan sejati, di dunia maupun di akhirat.
QS. Ar Ra'd (13) : 29
Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.
Allah bakal meneguhkan orang-orang yang baik. Mereka yang menegakkan shalat agar manusia tercegah dari perbuatan keji dan munkar. Yang membudayakan zakat agar manusia saling tolong menolong untuk menciptakan kesejahteraan dalam keadilan. Yang mengajak manusia melakukan berbagai kebajikan dan mencegah perbuatan munkar. Yang selalu ingat kepada Allah dalam menjalani kehidupannya. Karena ia tahu bahwa segala perilakunya bakal membawanya kepada kebahagiaan sejati, atau sebaliknya malah mengantarkannya untuk MENUAI BENCANA ... !!
QS. Al Hajj (22) : 41
(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan...
wallahu a'lam bishshawab