Katakanlah: "Siapakah yang dapat melindungi
kamu dari Allah jika Dia menghendaki bencana
atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?"
QS. Al Ahzab (33) : 17
kamu dari Allah jika Dia menghendaki bencana
atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?"
QS. Al Ahzab (33) : 17
Bencana dari luar angkasa adalah bencana yang berpotensi menghancurkan Bumi dengan kekuatan sangat dahsyat. Bahkan, sebagaimana telah kita singgung di depan. Kiamat Bumi agaknya memang terjadi akibat planet ini dibombardir oleh batu-batuan dari angkasa luar. Bencana terbesar yang bakal dialami oleh Bumi sepanjang sejarahnya.
Selain bebatuan dalam bentuk komet dan meteor, apa sajakah ancaman bencana dari angkasa luar itu? Cukup banyak. Di antaranya, yang paling dekat adalah sinar matahari.
Sebenarnya, pancaran sinar matahari sangatlah berbahaya untuk makhluk hidup. Termasuk manusia. Karena di dalam sinar matahari itu terkandung energi yang sangat besar. Berupa panas, ultraviolet, maupun gelombang elektromagnetik.
Panas matahari yang sampai ke Bumi, sebenarnya sangatlah besar. Sehingga bisa membahayakan kehidupan. Meskipun, tentu saja, masih jauh jika dibandingkan dengan yang terjadi pada Merkurius dan Venus.
Ada beberapa faktor yang menyelamatkan Bumi dari matahari. Yang pertama adalah faktor jarak. Posisi Bumi sebagai planet ke tiga dengan jarak sekitar 150 juta km dari matahari, sangatlah bermanfaat untuk menurunkan suhu.
Di permukaan matahari, suhunya bisa mencapai jutaan derajat. Akan tetapi, seiring dengan jarak, suhu itu menurun sampai berlipat kali lebih kecil. Apalagi setelah melewati atmosfer Bumi setebal 1000 km.
Akan tetapi, bukan hanya faktor jarak. Perputaran Bumi pada sumbunya juga berperan sangat besar. Karena, ternyata, perputaran Bumi dengan kecepatan 1.669 km per jam ini menyebabkan tidak terjadinya pemanasan secara berlebihan di permukaan Bumi. Bandingkan dengan Merkurius yang berputar sangat lambat. Siang dan malam harinya sangat panjang. Sehingga, permukaan yang menghadap matahari menjadi membara. Sebaliknya, yang membelakangi, membeku.
Dengan berputar 24 jam sekali rotasi, maka suhu Bumi menjadi cukup hangat untuk menunjang berlangsungnya kehidupan. Panasnya merata ke seluruh permukaan planet. Apalagi, posisi sumbu Buminya miring 23,5 derajat. Hal ini menyebabkan terjadinya angin, yang berfungsi mendistribusikan panas itu dalam jalur utara-selatan. Iklim Bumi menjadi dinamis antara kutub utara dan kutub selatan. Kadang di utara musim panas, dan di selatan musim dingin. Atau sebaliknya, di utara musim dingin, di selatan musim panas.
Meskipun jaraknya cukup jauh dari matahari, jika Bumi berputar lambat, atau bahkan tidak berputar, sungguh akan menjadi bencana buat kita. Tetap saja wilayah yang menghadap ke matahari terus menerus akan mengalami penumpukan panas yang mematikan makhluk Bumi. Sebaliknya daerah yang tidak memperoleh matahari akan membeku, dan terus mendingin secara ekstrim.
Jadi kita melihat betapa kondisi Bumi telah diatur sedemikian cermat oleh Allah. Jarak Bumi Matahari demikian pas, kemiringan Bumi pun demikian pas, dan kecepatan putar Bumi juga demikian pas. Bahkan, Ketebalan atmosfer sampai komposisinya pun sangat pas terkait dengan distribusi panas matahari itu.
Jika tidak, maka sinar matahari itu bukan membawa berkah bagi kehidupan di muka Bumi, melainkan bakal membawa bencana. Di antaranya disebutkan Allah dalam ayat berikut ini.
QS. Al Qashash (28) : 71 - 72
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?"
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?"
Dengan kata lain, apakah yang bakal terjadi jika Bumi ini tidak berotasi? Sungguh bakal muncul bencana bagi kehidupan di muka Bumi disebabkan oleh ketidakseimbangan distribusi panas matahari. Belahan Bumi yang satu akan sangat panas, dan belahan Bumi lainnya akan sangat dingin.
Ancaman bencana lainnya dari sinar matahari adalah sinar ultraviolet. Sinar ini sangat bermanfaat buat kehidupan manusia jika jumlah yang sampai di permukaan Bumi proporsional. Berguna untuk membantu terbentuknya vitamin D di dalam tubuh manusia. Namun, jika berlebihan justru akan sangat membahayakan. Bisa memicu timbulnya kanker kulit pada manusia.
Allah mengatur kadar ultraviolet ini lewat lapisan atmosfer di bagian atas, yang disebut Ozonosfer. Lapisan ozon itulah yang berfungsi menapis alias memfilter kadar ultra violet agar sesuai dengan kebutuhan manusia. Jika lapisan ini terlalu tebal, maka suhu Bumi akan lebih rendah dari sekarang. Dan jika lebih tipis, maka suhu Bumi akan lebih tinggi disebabkan oleh semakin banyaknya sinar matahari yang sampai ke permukaan Bumi. Selain itu, radiasi sinar ultraviolet juga akan terlalu besar. Ketebalan lapisan ozon ini diciptakan Allah dengan sangat pas.
Sayangnya sebagian lapisan ozon ini mulai mengalami kerusakan disebabkan berbagai gas yang diproduksi oleh manusia sendiri. Di antaranya adalah gas freon dalam AC, atau gas-gas dalam tabung penyemprot parfum dan obat nyamuk tertentu. Maka, Bumi mulai terancam dengan serbuan ultraviolet yang semakin besar. Dan bisa berubah menjadi bencana dalam skala massal.
Ancaman lainnya dari Matahari adalah medan elektromagnetiknya. Selain memancarkan panas dan ultraviolet, Matahari memancarkan gelombang elektromagnetik dan awan plasma akibat ledakan di Matahari. Hal ini bisa membahayakan kita.
Medan elektromagnetik yang terlalu besar akan mengacaukan sistem elektromagnetik yang telah bekerja secara seimbang di dalam tubuh kita. Bahkan boleh jadi akan mengacaukan sistem kemagnetan Bumi secara menyeluruh. Dan kemudian mengacaukan kehidupan secara massal.
Sistem elektromagnetik yang kacau akan sangat berpengaruh pada fungsi-fungsi kesehatan pada umumnya. Dan, bakal memunculkan penyimpangan-penyimpangan perilaku makhluk Bumi, termasuk manusia.
Akan tetapi Allah mengontrol kadar elektromagnetik itu dengan salah satu lapisan langit yang bernama Magnetosfer. Bahaya medan elektromagnetik dari luar dibelokkan oleh perisai magnetik di lapisan ini. Jika pun masih ada yang menembus lapisan ini, akan diarahkan menuju ke Kutub Utara atau Selatan, sehingga tidak membahayakan makhluk Bumi.
Bandingkan, misalnya, dengan planet Jupiter yang memiliki kadar elektromagnetik sangat tinggi sehingga medan magnet yang terjadi bisa memusnahkan makhluk hidup apa pun yang ada di atasnya. Tegangan listrik yang muncul di bulan Jupiter - 10 - pun tak kalah menakutkan, karena bisa mencapai tegangan 400 ribu volt.
Gravitasi benda langit, juga bisa membahayakan. Apalagi jika terjadi konjungsi alias posisi segaris antar benda-benda langit, yang bisa menyebabkan terjadi perlipatan gaya gravitasi benda langit terhadap Bumi.
Gravitasi yang besar dari angkasa luar bisa menyebabkan meningkatnya berbagai aktifitas geologis di muka Bumi. Seperti semakin aktifnya gunung berapi, gempa tektonik, angin badai, atau pun meningkatnya gelombang lautan, dan terganggunya mekanisme sirkulasi hujan.
Demikianlah. Sebenarnya Bumi kita ini rawan mengalami bencana dari angkasa luar. Setiap Bumi diancam oleh berbagai faktor yang bisa menghancurkan kehidupan di dalamnya. Akan tetapi, Allah melindungi planet istimewa ini dengan berbagai sistem langit yang sempurna, sehingga sampai detik ini kehidupan di muka Bumi tetap berlangsung dengan baik.
QS. Al Anbiyaa' (21) : 32
Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka tak menghiraukan segala tanda-tanda yang terdapat padanya.