Wednesday, March 7, 2007

Bencana Dari Perut Bumi

Katakanlah: "Siapakah yang dapat melindungi kamu dari Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?"
QS. Al Ahzab (33): 17

Bumi menyimpan potensi bencana di dalam perutnya sendiri. Inti Bumi adalah bola pijar yang bersuhu ribuan derajat. Bola pijar itu tersusun dari besi membara, dengan jari-jari 1.200 km. Di luarnya ada lelehan logam campuran Besi dan Nikel, dengan ketebalan 2.200 km, yang berpusar mengelilingi intinya, sehingga menimbulkan medan magnet yang meliputi planet Bumi.

Jadi, kita sebenarnya hidup di atas sebuah bola api raksasa. Bola itu diselimuti berbagai lapisan bebatuan. Yang paling tebal di sekitar inti Bumi disebut Mantel. Tersusun dari bebatuan berat, campuran antara besi, magnesium dan silika. Tebalnya sekitar 3.000 km. Menempati komposisi lebih dari 60% massa Bumi. Sedangkan Inti Bumi menempati komposisi 35%.

Sebagaimana inti, Mantel terdiri dari 2 lapisan, yaitu Mantel bagian atas dan bawah, yang dipisahkan oleh daerah transisi, pada kedalaman sekitar 1000 km dari permukaan Bumi. Di daerah peralihan inilah terbentuk panas sangat tinggi akibat gesekan yang meleburkan bebatuan. Sehingga terbentuklah magma. Leburan batu pijar itu ketika keluar melalui letusan gunung berapi disebut sebagai lava.

Bagian-bagian yang lebih ringan terdorong ke permukaan Bumi. Seperti bebatuan Ferosilika di Mantel, dan aluminium silika di bagian Kerak. Termasuk juga air, yang kemudian menutupi sekitar 60 % permukaan Bumi.

Mekanisme letusan gunung berapi menjadi salah satu cara munculnya berbagai zat yang kini ada di permukaan Bumi. Pada sebuah letusan gunung berapi, lava mengandung komposisi 77% air, 12% CO2, 7% Sulfat, 3% Nitrogen, dan sejumlah kecil kandungan hidrogen, Karbon Monoksida, belerang, Chlorin dan Argon.

Lebih ke atas lagi dari Mantel, bagian yang paling luar dari lapisan-lapisan Bumi disebut sebagai Kerak Bumi. Tebalnya bervariasi antara 30-100 km.

Menempati tidak sampai 1 % dari massa Bumi. Kandungannya adalah campuran antara air, Aluminium Silika, Kalsium, dan sebagainya. inilah daerah yang paling brittle alias gampang retak-retak dan patah. Misalnya, ketika terjadi gempa.

Struktur Bumi bisa dianalogikan dengan sebutir telur. Bagian paling luar adalah cangkang alias kulit telur, itulah Kerak Bumi. Bagian lebih dalam adalah putih telur, alias Mantel Bumi. Dan bagian paling dalam adalah kuning telur, alias inti Bumi.

Bedanya, pada Bumi, semakin ke dalam suhunya semakin tinggi. Sehingga tidak mungkin ada kehidupan di kedalaman ribuan kilometer. Jari-jari Bumi sendiri diperkirakan sekitar 6.350 km. Dari permukaan sampai ke pusat inti Bumi. Kehidupan ditemukan hanya di bagian atas lapisan Bumi. Yaitu bagian yang disebut sebagai Biosfer. Di sinilah kita menemukan habitat makhluk hidup, di daratan maupun di perairan.

Keberadaan air di Bumi sempat menjadi kontroversi, dari mana ia berasal. Sebagaimana besi yang menjadi inti Bumi. Keduanya tidak diketemukan di planet-planet anggota tata surya lainnya. Teori terbaru menduga, bahwa logam-logam berat seperti Besi dan Nikel, serta air bukan terbentuk di Bumi, melainkan 'dikirim' dari angkasa luar, lewat batu-batu meteor dan komet yang jatuh ke Bumi. Karena berat, maka logam tersebut menjadi inti Bumi. Berkaitan dengan teori ini, ada yang menghubungkan ayat berikut ini dengan datangnya besi dari angkasa luar. Ayat ini difirmankan Allah datam surat Al Hadiid yang bermakna 'Besi'.

QS. Al Hadiid (57) : 4
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas Arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Ayat yang dimulai dengan cerita penciptaan langit dan Bumi itu menyebut-nyebut sesuatu yang masuk ke dalam Bumi, dan turun dari langit. Karena ayat ini berada di dalam Surat Al Hadiid (Besi), maka ia diinterpretasikan sebagai datangnya besi ke Bumi dari angkasa luar.

Tidak seperti cangkang telur yang utuh, ternyata lapisan kerak Bumi terdiri dari lembaran-lembaran, yang disebut sebagai Lempeng Tektonik. Lempeng tektonik itu ternyata mengambang di sebuah lapisan lunak-panas yang disebut Asthenosphere.

Maka, lempeng-lempeng kerak Bumi itu selalu bergerak-gerak disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya adalah akibat perputaran Bumi secara rotasi. Penyebab lainnya adalah gaya-gaya dari dalam Bumi sendiri, disebabkan oleh panas tinggi di bawahnya. Atau, bisa pula disebabkan oteh ketidakseimbangan struktur pendukungnya.

Runtuhnya struktur lempeng-lempeng itu bisa menyebabkan getaran dahsyat yang disebut sebagai gempa tektonik. Karena kerak Bumi bersifat brittle maka getaran itu seringkali menyebabkan retakan-retakan dan patahan yang sangat membahayakan kehidupan di atasnya. Gedung dan bangunan lainnya bisa ambruk disebabkan munculnya retakan-retakan tersebut. Apalagi jika getaran yang muncut sedemikian dahsyat, misalnya sampai mencapai angka 8 skala Richter.

Jadi, kehidupan di muka Bumi ini sangatlah rawan, karena kita sedang berada di atas lempeng yang senantiasa bergerak. Ada 6 lempeng besar dan beberapa lempeng kecil. Di antaranya adalah lempeng Eurasia, lempeng Australia, lempeng Amerika Utara, lempeng Amerika Selatan, lempeng Arabia, dan lempeng Afrika.

Selama miliaran tahun lempeng-lempeng itu bergerak mengikuti gaya-gaya yang bekerja padanya dan membentuk permukaan Bumi yang selalu berubah. Pada masa-masa sebelum ini, bentuk benua, gunung-gunung, lembah, sungai dan lautan memiliki bentuk yang berbeda. Semua berubah secara dinamis.

QS. An Naml (27) : 88
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

QS. Ath Thuur (52) : 10
dan gunung benar-benar berjalan.

QS. An Nahl (16) : 15
Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,

Deretan gunung-gunung itu terbentuk dari bertabrakannya lempeng-lempeng tektonik. Akibat pertemuan lempeng tersebut, maka terjadi bagian yang meninggi, membentuk pegunungan. Di antaranya adalah pegunungan Himalaya. Sampai sekarang puncak Himalaya, Mt. everest, mengalami pertambahan tinggi beberapa cm setiap tahunnya.

Di bagian bawah daerah pertemuan itu terjadi aktifitas gesekan dahsyat yang menghasilkan magma. Yang kemudian muncul sebagai lava di gunung-gunung berapi.

Ada ratusan gunung berapi tersebar di muka Bumi. Ada yang sangat aktif dan sering meletus. Ada yang setengah aktif dan tertidur. Tapi ada juga yang sudah tidak aktif lagi.

Pergerakan lempeng-lempeng Bumi, serta saluran-saluran magma di dalamnya berperan terhadap aktif tidaknya gunung berapi. Gravitasi benda-benda langit di sekitar planet Bumi juga ikut mempengaruhi aktif tidaknya gunung berapi.

Gunung-gunung di Indonesia dan Jepang terjadi dengan mekanisme yang sedikit berbeda. Di jalur ini terjadi patahan lempeng bumi, dan kemudian merekah ke arah yang berlawanan. Bagian yang terpisah itu lantas melesak ke daratan alias kontinen. Di bagian yang melesak itulah terjadi deret pegunungan aktif.

Pecah dan terpisahnya lempeng-lempeng tersebut menyebabkan terjadinya patahan yang seringkali memunculkan gempa tektonik. Sampai tercapainya kestabilan kembali. Akibat pecahnya lempeng Bumi ini bisa terbentuk jurang-jurang terjal di daratan, maupun di dasar lautan. Jika terjadi di dasar lautan bisa menyebabkan munculnya tsunami, beberapa saat setelah terjadi patahan.

Begitulah kondisi planet Bumi. Manusia hidup di atas 'Bom waktu' yang sewaktu-waktu bisa 'meledak' berupa gempa, letusan gunung berapi, tsunami, dan berbagai bahaya yang muncul dari dalam perut Bumi. Panggung drama kehidupan kita ini ternyata sangat rapuh dan rawan bencana...

QS. Al A'raaf (7) : 91
Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka,