Wednesday, March 7, 2007

Bencana Raja Firaun

Dan telah datang Fir'aun
dan orang-orang yang sebelumnya,
dan negeri-negeri yang dijungkir balikkan
karena kesalahan yang besar
QS. Al Haaqqah (69) : 9


FIR'AUN adalah salah satu bentuk bencana yang pernah menimpa umat manusia. Memang bentuknya bukanlah bencana alam. Tapi, Fir'aun adalah bencana bagi manusia dalam bentuk kekuasaan, keserakahan, kesombongan dan kesewenang-wenangan, yang ujung-ujungnya adalah kehancuran kaum itu sendiri. Kisah Fir'aun sengaja diabadikan oleh Allah di dalam Al Qur’an, karena sifat semacam itu bakal menjadi bencana abadi dalam sejarah kehidupan manusia sampai kiamat. Dan kini, ternyata kita telah melihat 'Fir'aun' dalam kehidupan manusia modern.

Penguasa-penguasa yang lalim adalah Fir'aun. Mereka yang suka memaksakan kehendak adalah Fir'aun. Para penjajah bangsa lain secara sewenang-wenang pun adalah Fir'aun. Pembunuh berdarah dingin, Fir'aun. Pokoknya, siapa saja orang-orang yang serakah, yang sombong dan sewenang-wenang adalah Fir'aun. Allah akan memberikan azab kepada Fir'aun-Fir'aun itu. Siapa pun dia. Kapan pun dan dimana pun dia berada.

QS. Al Haaqqah (69) : 9
Dan telah datang Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya, dan negeri-negeri yang dijungkir balikkan karena kesalahan yang besar

Fir'aun adalah ancaman bagi kehidupan manusia. Sejak dulu. Al Qur’an menceritakan betapa kejamnya Fir'aun ketika memutuskan untuk membunuhi semua anak lelaki di jaman menjelang lahirnya nabi Musa. Hanya dikarenakan, ada seorang ahli nujum yang bercerita kepadanya bahwa akan lahir seorang bayi lelaki yang kelak akan menjatuhkan kekuasaannya.

Spontan Fir'aun marah dan memerintahkan kepada para punggawanya untuk membunuhi semua bayi lelaki yang lahir. Tak ada satu pun yang terlewat. Sungguh bengis dan tak berperikemanusiaan. Ribuan bayi tak berdosa menjadi korban angkara murka itu.

Akan tetapi Allah Maha Berkuasa dengan segala rencanaNya. Justru bayi laki-laki yang kelak menghancurkan kekuasaan Fir'aun itulah yang selamat. Bahkan dididik di dalam lingkungan istana.

QS. Al Baqoroh (2) : 49
Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu.

Ya, Bani Israil memperoleh cobaan yang berat dari Allah lewat kesewenang-wenangan Fir'aun. Pada waktu itu, bani Israil adalah warga kelas dua di wilayah kekuasaan Fir'aun di Mesir. Mereka yang lebih tehormat dan beruntung adalah bangsa Qubti, penduduk asli mesir. Sedangkan bani Israil yang keturunan nabi Ya'qub disia-siakan. Kebanyakan orang Qubti menduduki jabatan-jabatan tinggi. Sedangkan bani Israil menjadi pekerja rendahan.

Maka, ketika Fir'aun merasa terancam oleh keturunan bani Israil, perlakuan Fir'aun kepada mereka pun semakin menjadi-jadi. Di sinilah Allah menunjukkan KekuasaanNya untuk melindungi bayi nabi Musa. Bayi itu diperintahkanNya untuk dihanyutkan ke sungai Nil dalam sebuah peti.

Dan menariknya, ternyata peti itu menepi di taman istana, sehingga diambil oleh istri Fir'aun. Lebih lanjut, istri Fir'aun malah tertarik untuk memungut bayi Musa sebagai anak angkatnya. Maka, jadilah Musa diasuh oleh keluarga Fir'aun, musuhnya sendiri. Begitu gampangnya Allah menyelesaikan persoalan yang rumit itu.

QS. Thaahaa (20) : 39
Yaitu: 'Letakkanlah ia (Musa) di dalam peti, kemudian hanyutkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir’aun) musuh-Ku dan musuhnya". Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku.

Musa diasuh dengan penuh kasih sayang sampai masa mudanya, sekitar 18 tahun. Ibunya sendirilah yang mengasuh di lingkungan istana. Karena, keluarga Fir'aun mempekerjakannya sebagai pengasuh dan ibu susuan. Allah benar-benar memberikan karunia yang besar dan perlindungan sempurna kepada nabi Musa kecil.

QS. Thaahaa (20) : 40
Ketika saudara perempuanmu berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir'aun): 'Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?" Maka Kami mengembalikanmu (Musa) kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita. Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan; maka kamu tinggal beberapa tahun di antara penduduk Madyan, kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa,

QS. Asy Syu'araa' (26) : 18
Fir'aun menjawab: "Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu (18th).

Begitulah, Musa diasuh oleh Fir'aun dalam lingkungan istana. la memiliki perhatian kepada kaum tertindas, dan disukai oleh pemuda-pemuda bani Israil karena seringkali melindungi mereka. Bahkan suatu ketika, Musa membunuh seorang pemuda Qubti dikarenakan membela pemuda Israil.

Sejak itulah ia tidak disukai oleh pihak Istana, karena terlalu membela bani Israil. Dan mau dipenjarakan. Sehingga Musa melarikan diri ke negeri Madyan. Dan kemudian diambil menantu oleh nabi Syu'aib di negeri itu.

QS. Yunus (10) : 83
Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir'aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas.

Negeri Madyan adalah titik balik perjuangan nabi Musa. Sekian tahun kemudian, ia memutuskan kembali ke Mesir untuk berdakwah dan mengentas bani Israil dari kesewenang-wenangan Fir'aun. Di tengah perjalanan itu Musa melewati gunung Sinai. Dan kemudian memperoleh wahyu di sana. la dinobatkan sebagai rasul.

QS. Thaahaa (20) : 11-14
Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa.

Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa.

Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.

Maka, sejak itu jadilah Musa sebagai Rasul Allah untuk bani Israil dan kaum Fir'aun. Allah melihat bahwa Fir'aun telah melampaui batas. Karena itu harus diingatkan. Jika tidak, maka makin besarlah kerusakan yang terjadi. Semakin merajalela.

Allah memerintahkan Musa untuk menyadarkan Fir'aun secara baik-baik dan lemah lembut. Mudah-mudahan mereka segera tersadar. Sebenarnya Musa ngeri untuk bertemu dengan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya, karena ia sudah telanjur berseberangan jalan dengan Fir'aun yang kejam. Bahkan ia sedang menjadi buron, setelah membunuh pengikut Fir'aun. Maka, Musa pun.memohon kepada Allah agar Harun diperbolehkan untuk menemani Musa sebagai nabi juga. Allah mengabulkan.

QS. Thaahaa (20) : 43-47
Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas

maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut".

Berkatalah mereka berdua: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas".

Allah berfirman: "Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat".

Maka datanglah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dan katakanlah: "Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah kamu menyiksa mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti (atas kerasulan kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk.

Selain ditemani nabi Harun, Musa juga merasa lebih mantap karena dibekali oleh Allah dengan sembilan mukjizat. Di antaranya tongkat yang bisa menjadi ular, membelah batu mengeluarkan sumber air, dan membelah lautan. Tangan Musa bisa bersinar putih terang. Termasuk juga datangnya berbagai hama dan angin topan.

QS. Al Israa' (17) : 101
Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah mu'jizat yang nyata, maka tanyakanlah kepada Bani Israil, tatkala Musa datang kepada mereka lalu Fir'aun berkata kepadanya: "Sesungguhnya aku sangka kamu, hai Musa, seorang yang kena sihir".

Maka, Musa bersama Harun datang ke negeri Mesir untuk berdakwah, sekaligus membebaskan bani Israil dari penindasan.

Tentu saja, Fir'aun menertawakan dan melecehkan keduanya. Apalagi, Musa dan Harun dikelompokkan sebagai golongan bani Israil, warga kelas dua. Para budak, orang-orang miskin dan pekerja kasar. "Apakah kita patut mengikuti nasehat dua orang seperti mereka?" ujar Fir'aun penuh kesombongan.

QS. Al Mukminuun (23) : 45-47
Kemudian Kami utus Musa dan saudaranya Harun dengan membawa tanda-tanda (kebesaran) Kami, dan bukti yang nyata,

kepada Fir'aun dan pembesar-pembesar kaumnya, maka mereka ini takabur dan mereka adalah orang-orang yang sombong.

Dan mereka berkata: "Apakah (patut) kita percaya kepada dua orang manusia seperti kita, padahal kaum mereka (Bani Israil) adalah orang-orang yang menghambakan diri kepada kita?"

Kesombongan dan keangkuhan Fir'aun beserta pengikutnya telah menjadi penghalang bagi mereka sendiri. Mereka sulit dinasehati dan diajak untuk kembali kepada Allah. Mereka telanjur memandang dirinya tinggi. Dan memandang Musa, Harun, dan bani Israil sebagai kaum yang rendah. Tentu saja mereka gengsi untuk mengakui kebenaran itu.

QS. Al A'raaf (7) : 132
Mereka berkata: "Bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu, kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu".

Maka Allah pun mulai memberikan peringatan-peringatan dan ancaman agar mereka segera tersadar. Agar tidak semakin merajalela. Akan tetapi tetap saja mereka menyombongkan diri. Di antaranya, Allah mengirimkan musim kemarau panjang dengan segala bencana alamnya. Hama, kutu, belalang, katak, sampai kepada angin topan.

QS. Al A'raaf (7) : 130
Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir’aun dan) kaumnya dengan musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran.

QS. Al A'raaf (7) : 133
Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.

Mereka sempat ketakutan dengan bencanabencana itu. Dan kemudian meminta Musa untuk berdoa kepada Allah agar menghilangkan azab tersebut. Sambil mengatakan bahwa mereka akan beriman. Dan membebaskan bani Israil dari penindasan. Akan tetapi, selang beberapa lama kemudian mereka kembali ingkar.

QS. Al A'raaf (7) : 134-135
Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah diterangkan itu) merekapun berkata: "Hai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu dengan (perantaraan) kenabian yang diketahui Allah ada pada sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan azab itu daripada kami, pasti kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu".

Maka setelah kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang mereka sampai kepadanya, tiba-tiba mereka mengingkarinya.

Allah menurunkan berbagai bencana itu sebenarnya agar Fir'aun bisa mengambil pelajaran dan segera menyadari kesalahannya. Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Mereka semakin menjadi-jadi. Sehingga, nabi Musa mulai kehilangan kesabarannya dan kemudian berdo'a kepada Allah agar Allah memusnahkan segala harta benda dan kekuasaan Fir'aun beserta pengikut-pengikutnya.

Karena ternyata segala kekayaan dan kekuasaan itu bukan menyebabkan kemakmuran, melainkan malah menyebabkan malapetaka. Mereka menjadi sombong dan sewenang-wenang. Merajalela berbuat kerusakan di segala penjuru negeri. Dan, mengingkari Allah sebagai Tuhan alam semesta.

QS. Yunus (10) : 88
Musa berkata: berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan kami akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksan yang pedih."

Allah pun memberi peringatan lewat gempa yang menimpa Karun. Ia adalah salah satu pemuka kaum Fir'aun yang paling kaya raya. Rumahnya diguncang gempa dan kemudian runtuh masuk ke dalam perut bumi bersama dengan seluruh harta bendanya yang luar biasa banyak.

QS. Al Qashash (28) : 81
Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).

Toh begitu, kaum Fir'aun tidak juga menyadari kesalahan mereka. Bahkan, Fir'aun mengangkat dirinya menjadi Tuhan bagi kaumnya. Ia menentang habis-habisan nabi Musa dan Harun yang mengajarkan untuk menyembah Allah sebagai satu-satunya Tuhan di alam semesta.

QS. Asy Syu'araa' (26) : 29
Fir'aun berkata: "Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan".

QS. Asy Syu'araa' (26) : 49
Fir'aun berkata: "Apakah kamu sekalian beriman kepada Musa sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya dia benar-benar pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu maka kamu nanti pasti benar-benar akan mengetahui (akibatnya); sesungguhnya aku akan memotong tanganmu dan kakimu dengan bersilangan dan aku akan menyalibmu semuanya".

Inilah puncak dari kedurhakaan Fir'aun dan kaumnya. Mereka telah menantang Allah, sang Penguasa Alam semesta, lewat rasulNya. Dan puncaknya, Fir'aun mengejar-ngejar nabi Musa dan orang-orang beriman untuk dibunuh.

QS. Asy Syu'araa' (26) : 53-54
Kemudian Fir'aun mengirimkan orang yang mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota.

(Fir'aun berkata): "Sesungguhnya mereka (Bani Israil) benar-benar golongan kecil,

Dikumpulkanlah pasukannya untuk menumpas bani Israil, Musa dan Harun. Fir'aun sudah sampai pada keputusan finalnya bahwa Musa dan bani Israil harus ditumpas agar tidak menjadi penghalang bagi kekuasaannya lagi.

Namun, justru itulah saat-saat runtuhnya kekuasaan Fir'aun. Ketika kesewenang-wenangan mencapai puncaknya, maka sang penguasanya sedang berada di bibir jurang kehancurannya sendiri.

Musa dan kaumnya, lantas diperintahkan Allah untuk menyingkir keluar dari Mesir lewat laut merah. Tentu saja umatnya merasa ketakutan, karena mereka sedang menuju jalan buntu ke arah laut. Akan tetapi Musa meyakinkan bahwa Allah akan bersama mereka.

Dan benarlah. Ketika mereka sampai di pantai Laut Merah itu Allah memerintahkan Musa untuk memukulkan tongkatnya ke laut. Tiba-tiba saja laut Merah terbelah, membentangkan jalan di tengahnya untuk dilewati oleh bani Israil.

QS. Asy Syu'araa' (26) : 63
Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.

Bani Israil pun bergegas menyeberang melewati dasar lautan yang mengering itu. Fir'aun dan balatentaranya mengejar di belakang mereka. Dan celakalah Fir'aun, karena ketika bani Israil sampai di seberang pantai, ia dan balatentaranya masih berada di tengah lautan. Dan, ternyata air laut telah datang kennbali dengan ombak yang bergulung-gulung menenggelamkan mereka seluruhnya.

QS. Yunus (10) : 90
Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas; hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".

Fir'aun pun tewas, tenggelam bersama pengikut pengikutnya. Saat-saat kematiannya itu digambarkan oleh Al Qur’an, bahwa ia menyesali perbuatannya. Dan kemudian mengucapkan kalimat syahadat tauhid dan mengakui kebenaran risalah yang dibawa oleh nabi Musa.

"Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)"...

Akan tetapi semua itu sudah tidak ada artinya lagi, karena diucapkannya menjelang kematiannya. Agama Islam bukan hanya mengajarkan teori dan komitmen-komitmen belaka. Tetapi menganjurkan umatnya untuk banyak-banyak berbuat kebaikan. Memberikan manfaat sebesar-besarnya buat kehidupan di muka bumi.

Bukan seperti Fir'aun. Semasa hidupnya terus berbuat kejahatan dan kerusakan, setelah mau mati baru memberikan pengakuan atas kebenaran itu. Wah, telat!

Maka, kata Al Qur’an, selama di alam barzakh kepada Fir'aun terus menerus diperlihatkan neraka jahannam. Dan pada hari kiamat, mereka benar-benar akan masuk ke dalamnya dengan segala siksa yang sangat mengerikan. Melebihi dari apa yang pernah mereka lakukan terhadap orang-orang yang mereka zalimi dan tertindas..

QS. Al Mukmin (40) : 45-46
Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk.

Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang. Dan pada hari terjadinya Kiamat, "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras".