Peringatkanlah dengan Al Qur’an itu
agar masing-masing diri tidak dijerumuskan
ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri
QS. Al An'aam (6) : 70
Ibaratnya kita ini sedang berada di atas perahu retak. Ada 6 miliar manusia sedang berada di planet Bumi yang sedang limbung. Maka apakah yang harus kita perbuat? Kita cuek saja? Toh, yang merusak bumi ini bukan kita? Atau, sebaliknya, kita berusaha menggalang seluruh penduduk Bumi untuk peduli terhadap situasi ini, dan kemudian mencari solusi bersama-sama?
Konsekuensinya sangat jelas. Jika kita cuek, maka Bumi akan segera sampai pada ajalnya. Hutan-hutan bakal semakin parah kondisinya, kemudian musnah. Air bersih semakin berkurang debitnya, dan bakal lenyap di abad mendatang udara bersih semakin tercemari, dan kemudian kita jadi sulit bernafas. Lapisan ozon di bagian atas atmosfer bertambah luas kerusakannya, dan kemudian bumi kita semakin panas seiring dengan meningkatnya gas-gas rumah kaca. Penambangan 'liar' semakin menjadi-njadi, sehingga merusak struktur kerak Bumi...
Dan akhirnya, akumulasi dari semua itu, terjadilah banjir bandang di mana-mana, angin ribut dengan suhu semakin ekstrim, gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi semakin sering terjadi. Dan seterusnya, dan seterusnya.
Sebaliknya, jika kita peduli dan menggalang seluruh penduduk Bumi untuk mencari solusi atas masalah ini, maka Bumi kita bakal selamat. Hutan-hutan dihijaukan kembali, sumber-sumber air bersih bermunculan di sana-sini, udara segar mengalir di mana-mana, kerusakan struktur bumi bisa diminimalkan kembali agar lebih seimbang. Dan akhirnya, manusia memperoleh habitatnya kembali: Bumi yang indah, damai dan sejahtera...
QS. Qaaf (50) : 7
Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata
Jadi, datangnya semua bencana itu disebabkan oleh perbuatan kolektif umat manusia. Dan akibatnya bakat diterima oleh manusia secara kolektif puta. Kita ini bagaikan berada di sebuah perahu retak yang sedang berlayar di tengah lautan, di sela-sela hantaman gelombang. Kalau perahu ini tenggelam, maka tenggelamlah semua penumpangnya.
Bukan waktunya lagi meributkan siapa yang menyebabkan perahu ini retak dan bocor-bocor seperti ini. Karena, sungguh perahu ini bakal segera tenggelam jika tidak cepat-cepat diselamatkan.
Yang harus kita lakukan adalah segera membangun kesadaran bersama bahwa perahu bakal segera tenggelam. Maka orang yang bersalah dan orang yang merasa dirinya benar, bakal sama-sama tenggelam. Kini waktunya untuk berbuat mengatasi masalah ini bersama. Demi kepentingan semua.
Nah sambil jalan, kita perbaiki sistem pengelolaan Bumi lewat kepahaman bersama. Bahwa kemudian, yang kemarin merusak lingkungan harus dibikin jera, ya sudah seharusnya begitu. Jika tidak, nanti bakat muncul masalah yang sama lagi.
Begitutah al Qur'an mengajari kita untuk amar ma'ruf nahi munkar. Mengajak pada kebaikan dan menyelesaikan masalah, serta mencegah perbuatan jahat yang merusak kepentingan bersama.
QS. Ali Imran (3) : 104
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
QS. Al Anfaal (8) : 73
Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (kaum muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.
Maka setiap kita, memiliki kewajiban yang sama untuk menjaga lingkungan hidup. Jika ada yang berbuat kerusakan, dia memang bakal memperoleh azab dan siksa, tetapi kita yang nggak ikut berbuat jadi ikut-ikutan kena getahnya. Jadi korban bencana. Bahkan termasuk anak-anak tak berdosa.
Memang begitulah cara kerja alam. Sunnatullah. Meskipun, tentu saja Allah akan memperhitungkan dan memperlakukan secara berbeda, antara pelaku kerusakan dengan korban perusakan. Antara orang tak berdosa dengan orang yang berdosa.
Akan tetapi, begitu bencana datang, bencana itu tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja. Melainkan seluruhnya. Orang-orang yang tidak ikut berbuat, tetapi tidak mampu atau bahkan tidak mau mencegah perbuatan zalim, ia akan terkena akibatnya. Maka, marilah kita tetap berpegang teguh kepada Allah, dan bersabar. Karena Allah menyukai orang-orang yang bersabar.
QS. Al Anfaal (8) : 25
Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.
QS. Ali Imran (3) : 146
Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak menyerah. Allah menyukai orang-orang yang sabar.