Sunday, March 11, 2007

Untung Saja Allah Tidak Mengabulkan Doa Kami

Mengapa seseorang yang do'anya tak dikabulkan, Justru ia bersyukur..?


Waktu di Masjidil Haram, memang sangat banyak waktu kita untuk bertafakur. Maka bertafakurlah pada hal-hal yang positif untuk melihat Allah. Untuk bertemu dengan Allah. Agar hidup ini menjadi semakin bermakna, dan agar kita akan selalu bisa bersamaNya.
Ketika aku bertafakur menyendiri, aku teringat pada sebuah kejadian nyata yang sangat perlu untuk aku tuliskan di diskusi ini.

Suatu saat ada seorang teman yang bercerita tentang pengalamannya yang sangat unik dan menarik.

Pak Kusuma, pernah naik mobil bersama keluarganya dari kota Malang menuju kota Solo. Mereka berangkat naik mobil pribadi. Berangkatnya malam hari. Dipilihnya malam hari agar perjalanan menjadi nyaman, dengan harapan mereka bisa istirahat dalam perjalanan yang cukup jauh itu.

Udara malam itu cukup cerah. Sebelum mereka berangkat, kondisi mobil dikontrolnya dengan teliti. Mulai dari kondisi ban mobil sampai dengan peralatan kunci mobil. Setelah semua cukup aman dan sudah lengkap, berangkatlah mereka satu keluarga menuju kota Solo. Mobil itu dikemudikan oleh pak sopir mereka. Dalam kondisi normal perjalanan kedua kota itu akan ditempuh selama lebih kurang enam sampai dengan tujuh jam.

Pak Kusuma dan keluarganya berangkat sekitar pukul 21.00, dengan harapan menjelang subuh sekitar pukul 04.00 sudah sampai di kota tujuan. Di awal perjalanan mereka tidak menemui kendala dan hambatan yang berarti. Semua lancar-lancar saja. Mobil pun melaju dengan nyaman ke arah kota Solo. Tetapi ketika perjalanan sudah mencapai setengah lebih dari jarak yang ditempuh, yaitu ketika mobil berada di daerah Ngawi, tiba-tiba saja mobil berhenti dan macet. Maka para penumpangpun bangun semua dari tidurnya.
Kata mereka :
"ada apa pak Sopir..?"
"Ndak tahu pak, koq tiba-tiba mobil macet.." Penumpang lain pun menanggapi :
"wah kenapa ya...? Mogoknya di tempat yang sepi lagi..."
"iya...," jawab yang lain.
"Sekarang masih jam 02.00 dini hari..., wah kemana kita cari pertolongan ?"
Jawab pak sopir :
"pak, biar saya yang cari pertolongan. Semua di dalam mobil saja"
"Saya mau naik bus yang ke arah Solo atau kota terdekat dari sini. Mudah-mudahan secepatnya akan saya dapatkan seorang montir ahli." Mudah-mudahan pula segera ada bus yang lewat."
"Saya nggak tahu kenapa koq tiba-tiba mobil ini macet...padahal sebelum berangkat tadi sudah saya kontrol semuanya.!"
"Baiklah" jawab yang lain.
Maka pak sopir pun keluar dari mobil, ia berdiri di pinggir jalan untuk mencegat bus yang ke arah solo.

Kurang lebih satu jam, pak sopir berdiri, dan tidak satu pun bus lewat. Padahal biasanya sekitar lima belas menit selalu saja ada bus yang lewat. Ada apa gerangan? Pikir para penumpang. Tidak terkecuali pak Kusuma

Maka semua penumpang pun berdo'a agar secepat-nya ada bus yang lewat, agar kesulitan mereka cepat teratasi.

Dalam kondisi semacam itu, tiba-tiba ada sebuah pikiran aneh dalam diri pak Kusuma. Ia berbicara pada dirinya sendiri. Katanya :"Bagaimana ya, cara Allah menolong kami yang dalam kondisi seperti ini? Jauh dari keramaian, di tengah malam, tak ada rumah di sekeliling, bahkan bus pun tak ada yang lewat....Tapi sungguh saya yakin bahwa Allah akan menolong hambaNya yang sedang mengalami kesulitan seperti ini. Tetapi bagaimana ya, caranya...? Rasanya seperti nggak mungkin ada pertolongan datang pada saat seperti ini..."

Waktu pun terus berjalan! Tanpa terasa hampir dua jam mereka menunggu bus lewat. Tetapi tak ada yang kunjung lewat. Sehingga mereka hampir frustasi dibuatnya.

Ketika semua penumpang dan juga pak sopir yang berdiri menunggu bus lewat hampir putus asa, tiba-tiba terlihat dari kejauhan lampu sebuah sepeda motor yang redup. Setelah sepeda motor tersebut dekat dengan mobil, terlihat seorang pengendara memakai jaket tebal sebagai pelindung tubuh dari dinginnya malam.

Ketika persis di dekat mobil yang lagi macet itu, pengendara membelokkan sepedanya ke sebelah kiri. Ternyata di dekat mobil mereka itu ada sebuah rumah kecil sederhana yang tidak nampak sebelumnya, karena gelapnya malam. Tambahan lagi banyak pohon-pohon besar yang menutupinya.

Sang pengendara sepeda motorpun berhenti di depan rumah terpencil itu. Tidak tahu apa penyebabnya, tiba-tiba pak sopir yang belum menemukan bus lewat itu menghampiri pengendara sepeda motor yang lagi mengetuk pintu rumah sederhana.

Ketika pak sopir sudah dekat dengan si pengendara, dan ketika si pengendara sepeda motor melepas Helm nya....tiba-tiba pak sopir berteriak saking terkejutnya!
Hei, mas Haris! koq anda di sini? ada keperluan apa?"
Lho, anda 'koq juga disini, sedang ngapain?" "Wah, kebetulan sekali mas. Ini Iho, mobil yang saya bawa ini lagi mogok. Dan saya nggak tahu, apa penyebabnya..! Wah, tolong ya mas...!?"
:"...oh, begitu,.. Ada lampu senter?"
"Ada mas..!"jawab pak sopir!

Maka diambilnya lampu senter dari dalam mobil mereka. Kemudian mas Haris mulai beraksi memperbaiki mobil tersebut. Anehnya tidak begitu lama, mesin mobil itu sudah bisa diperbaiki. Ternyata kerusakannya tidak terlalu berat. Tetapi kerusakan yang sedang terjadi itu, justru tidak diketahui oleh pak sopir. Tidak lebih dari lima menit, selesailah mobil tersebut diperbaiki oleh pak Haris, si pengendara sepeda motor.

Sebenarnya siapakah pengendara sepeda motor itu? Mengapa begitu cepat ia bisa memperbaiki mobil yang lagi mogok?

Ketika aku menuangkan cerita singkat ini, akupun menjadi merinding...

Ternyata si pengendara sepeda motor itu, adalah montir ahli di sebuah bengkel langganan pak sopir, di kota Malang. Ia lagi menjenguk keluarganya yang rumahnya persis di dekat mobil yang lagi mogok tersebut...
Maka tidak heran jika ia begitu cepat dapat memperbaiki kerusakan mobil mereka.

Yang menjadikan aku termangu, adalah :
Mengapa pengendara sepeda motor itu ke rumah familinya pada waktu malam hari, kenapa tidak siang hari saja? Dan mengapa waktunya persis dengan mobil yang lagi membutuhkan pertolongan? Apa yang menyebabkannya ?
Mengapa mobil tersebut mogoknya tepat berada di dekat rumah itu? Apa pula yang menyebabkannya ?
Mengapa kerusakan mobil yang cukup sederhana itu, pak sopir tidak bisa memperbaikinya? Apa yang menyebabkannya ?
Mengapa sampai lama tidak ada bus lewat, sehingga akhirnya pak sopir bisa bertemu dengan mas Haris sang pengendara sepeda motor yang ahli memperbaiki mobil itu? Apa yang menyebabkan?

Dan apa pula yang menyebabkan pak Kusuma sekeluarga pergi ke kota Solo, berangkat malam hari, dan jam berangkatnya begitu 'tepat' sehingga terjadilah peristiwa yang cukup unik di kota Ngawi itu...?

Aku-pun berandai-andai,...
Andaikata dalam waktu singkat ada bus lewat, dan pak sopir ikut bus tersebut untuk mencari montir ke kota berikutnya, sungguh menjadi runyam persoalannya.... Montir belum tentu didapatkan. Para penumpang mobil yang kebanyakan masih anak-anak itu, tentu akan mengalami rasa takut berkepanjangan ditinggal sendirian di tempat yang gelap semacam itu.

Andaikata mobil tersebut mogok di lokasi lima puluh meter saja, lebih jauh dari tempat terjadinya peristiwa itu, tentu pak sopir tidak akan bertemu dengan si pengendara sepeda motor.

Andaikata berangkatnya si pengendara sepeda motor, satu jam saja lebih lambat dari saat itu, atau ketika di perjalanan ia mengalami trouble dengan kendaraannya, maka tak akan bertemulah mereka semuanya.

Andaikata do'a para penumpang mobil itu dikabulkan Allah pada saat itu juga, agar pak sopir bisa pergi ke Solo naik bus ...... Akh, sungguh mereka akan kalang-kabut sendiri....
Andaikata..... andaikata...
Ah, sungguh terlalu banyak kita berandai-andai. Tetapi ada satu hal yang perlu kita renungkan bersama. Bahwa setiap kejadian yang ada di muka bumi ini, bahkan juga yang ada di langit, semua tak ada yang terjadi dengan sendirinya. Tak ada yang terjadi dengan sia-sia. Tak ada yang terjadi secara kebetulan. Semua karena kehendak Sang Maha Kuasa, yang mencipta alam raya ini. Yang setiap hari Dia dalam kesibukan mengatur semua urusan dan persoalan para makhlukNya.

QS. Ar-Rahmaan (55) : 29-30
Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Satu hal lagi yang perlu kita renungkan,
Mengapa bus-bus yang biasanya sering lewat itu, pada saat itu, tak ada yang lewat? Padahal mereka memiliki penumpang yang sangat banyak. Tentu semuanya menginginkan perjalanannya tidak terhambat dan tidak terlambat sampai pada tujuannya.

Andaikata terlambatnya para bus itu, dikarenakan para sopirnya masih istirahat di suatu tempat, siapa yang menyuruh mereka istirahat?

Andaikata terlambatnya para bus itu, dikarenakan ada penumpang yang sakit perut ketika makan malam, dan ia harus ke kamar mandi dalam waktu yang agak lama di suatu rumah makan, siapa yang menyebabkan sakit perut?

Andaikata ada bus yang bannya gembos terkena paku di jalan, sehingga harus memperbaiki, dan mengganti ban mobil. Siapakah yang menyebabkannya? Mengapa ada paku yang tepat mengenai ban mobil pada bus yang sedang ditunggu oleh pak sopir yang mobilnya lagi mogok di kota Ngawi?

Andaikata terlambatnya semua bus tersebut, dikarenakan adanya kemacetan lalu lintas yang dikarenakan terlambatnya Kereta Api yang melintasi jalanan, siapa yang menyebabkan itu semua?

... Sungguh masih banyak hal-hal yang menyebabkan semua itu bisa terjadi. Berpuluh, bahkan mungkin bisa beratus-ratus variable penyebabnya....
Hal apa yang bisa kita ambil dari peristiwa unik tersebut?

Sebuah pelajaran menarik, telah kita dapatkan dari peristiwa itu. Andaikata Allah mengabulkan do'a para penumpang mobil mogok, agar ada bus yang lewat, pada saat pak sopir menunggu bus, maka tentu tidak teratasi permasalahan mobil mogok itu.

Dengan kata lain, Allah telah menolong para penumpang mobil mogok itu dengan cara, ‘tidak mengabulkan do'a mereka!’ Tetapi Allah mengabulkan harapan mereka, menolong mereka dari kesulitan...

Pak Kusuma menutup ceritanya dengan mata berkaca-kaca menahan jatuhnya setetes air mata...