Apa bekal utama kita dalam hidup ini...?
Ibadah haji adalah salah satu ibadah yang berbeda dengan ibadah lainnya. Misalnya shalat, puasa atau zakat. Perbedaan yang nampak jelas adalah bahwa ibadah haji harus dikerjakan di tanah haram. Sehingga jama'ah yang tempatnya di luar tanah haram harus pergi ke sana untuk melakukan ibadah tersebut. Sehingga sudah barang tentu siapa saja yang pergi berhaji haruslah mempertimbangkan perbekalan.
Pertanyaannya, sudahkah setiap jamaah mengurusi dan mempersiapkan perbekalannya? Ketika hal tersebut kutanyakan pada para jamaah yang akan berangkat ke tanah suci, mereka rata-rata menjawab bahwa perbekalan yang dimaksud adalah perbekalan material dan latihan-latihan secara fisikal. Antara lain: uang, makanan, pakaian, obat-obatan, dan juga persiapan fisik.
Bahkan ada di antara teman yang melatih fisiknya setiap hari berjalan di bawah terik matahari.
Apa alasannya? agar nanti di sana bisa kuat melakukan ibadah.
A. Bekal uang.
Bekal ini secara umum adalah sangat penting. Pertimbangannya, dengan adanya uang apalagi pergi ke lain negara, tentu banyak hal yang akan dapat diselesaikan dengan mudah. Ketika aku bertanya kepada seorang temanku :
" Apakah sudah siap?",
Pak Djoko menjawab :
"...saya sih sudah slap. Tapi saya tidak bawa uang secara pribadi kecuali yang telah diberikan oleh pemerintah... untuk biaya hidup di sana." Teman saya yang lain nyeletuk :
"...untung saja saya sudah menabung sejak dulu, sehingga saat berangkat ini saya sudah siap dengan perbekalan uang yang cukup...! Ya maklumlah saudara banyak, teman banyak dan tetangga pun cukup banyak. Sehingga saya nanti bisa bawa oleh-oleh yang banyak pula untuk mereka..." Tiba-tiba Pak Joni mendekati kami yang sedang berbincang-bincang.
Katanya :
"...Wah, alhamdulillah, saya masih memiliki simpanan uang dollar cukup banyak, sehingga nanti bisa saya tukarkan di sana untuk keperluan membeli barang-barang berharga..."
Aku tepekur sendiri mendengar berbagai macam kata hati mereka tentang perbekalan uang. Dalam hati aku hanya bisa bertanya, apakah sampai seperti itu persiapan ibadah haji ini? Perjalanan haji adalah perjalanan menuju Allah. Sementara harta adalah sekedar perhiasan belaka. Tentu bekal uang bukanlah sesuatu yang utama Pikirku.
QS. Al-Kahfi (18) : 46
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia. Tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh, adalah lebih baik pahalanya, di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.
B. Bekal makanan.
Dalam kondisi tertentu, ketika lidah sulit nnenyesuaikan diri dengan makanan asing, maka bekal makanan seolah-olah menjadi sesuatu yang sangat penting artinya. Apalagi saat-saat tahun sembilan puluhan atau bahkan sebelum itu. Keberadaan makanan yang tersedia di Mekah atau pun di Madinah belum seperti sekarang ini. Sekarang, hampir semua jenis makanan di tanah air sudah tersedia dijual di sana.
Sambil menunggu pemberangkatan, aku memperhatikan beberapa jamaah ibu-ibu yang bercanda sambil sesekali terdengar ketawa lirihnya.
Mereka saling menujukkan makanan yang dibawanya. Bahkan makanan itu mereka sembunyikan di dalam tas pakaian mereka. Ada yang membawa bumbu masakan tertentu, ada yang membawa sambal kering, ada yang membawa ikan asin kesukaannya.... Wah rame sekali pembicaraan mereka. Terdengar salah satu dari mereka berkata : "...saya kalau makan tidak ada sambalnya, wah, rasanya kok kurang lengkap ya.."
Yang lainnya nyeletuk :
"...iya bu, saya pun demikian. Kalau tidak ada ikan asin, wah, bisa-bisa makan saya hanya sedikit. Padahal kan katanya kalau makan haruslah yang banyak, agar badan kita selalu sehat...hi hi hi.."
Mereka terus melanjutkan canda-tawanya berbincang tentang makanan kesukaannya masing-masing. Akupun semakin tepekur dibuatnya...
C. Bekal Pakaian
Bekal lain yang sering diperbincangkan untuk disiapkan oleh jamaah haji adalah pakaian. Berikut ini Allah berfirman.
QS. Al-A'raaf (7) : 26
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.
Menurut ayat tersebut, ada tiga macam pakaian :
1. Pakaian penutup aurat
Adalah pakaian untuk menutupi tubuh. Karena pada tubuh manusia ada aurat yang harus ditutupi agar tidak terlihat oleh manusia lain yang tidak ada hak baginya. Pakaian penutup aurat ini sudah berlangsung secara kodrati sejak manusia pertama dicipta oleh Allah Swt. Maka dengan pakaian penutup aurat ini manusia pertama itu terjaga dari dosa. Tetapi setelah terjadinya proses godaan setan kepada manusia, terbukalah penutup ini. Sehingga Allah menyuruh manusia pertama itu 'turun' mendiami bumi.
QS.Al-A'raaf (7) : 27
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.
2. Pakaian untuk perhiasan
Pakaian berfungsi sebagai perhiasan bagi manusia. Begitulah salah satu fungsinya. Dalam kaitan dengan hal tersebut Allah berfirman sbb.
QS. An-Nur (24) : 31
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
Berbicara tentang perjalanan haji, maka yang termasuk dalam pakaian perhiasan ini tentu segala sesuatu yang dibutuhkan untuk keperluan dalam perjalanan itu. misalnya saja : Baju, celana, jaket, sandal japit, sepatu, kaca mata, topi....dll yang sering kita lihat sebagai perlengkapan dan perhiasan setiap manusia. Itu semua sangat penting selama dibutuhkan dan diperlukan demi kenyamanan dalam perjalanan.
3. Pakaian Taqwa
Pakaian taqwa adalah pakaian yang terbaik menurut ayat Al-qur'an Surat Al-A'raaf : 26.
Mengapa pakaian taqwa dikatakan sebagai pakaian yang terbaik? Karena taqwa memiliki variable yang sangat lengkap sebagai pelindung diri manusia. Tentang variable taqwa, dapat kita lihat pada Surat:
QS. Al-Baqarah (2) : 177
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
Jadi, orang yang taqwa adalah orang yang benar imannya.
Yaitu mereka yang :
1. Beriman kepada Allah
2. Beriman kepada hari kemudian
3. Beriman kepada malaikat
4. Beriman kepada kitab-kitab Allah
5. Beriman kepada nabi-nabi
6. Memberikan harta yang dicintainya
7. Memerdekakan hamba sahaya
8. Mendirikan shalat
9. Menunaikan zakat
10. Menepati janji
11. Sabar dalam kesempitan dan penderitaan
Di ayat lain, yaitu di surat Ali 'Imran: 17, disebutkan bahwa identitas orang taqwa adalah: orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.
Jadi menurut ayat tersebut, ada lima ciri bagi orang yang bertaqwa.
Yaitu :
1. Sabar
2. Benar / jujur
3. Taat / patuh
4. Menafkahkan harta di jalan Allah / Peduli pada orang lain
5. Selalu mohon ampun di larut malam
D. Bekal Obat-obatan.
Lain lagi dengan Pak Yanto. Memang Pak Yanto ini kebetulan dalam kesehariannya mempunyai fisik yang lemah. Setiap hari ia selalu mengkonsumsi obat-obatan untuk urusan kesehatannya. Ketika waktu pemberangkatan telah tiba maka masalah obat tidak pernah ketinggalan dalam pikirannya. Bahkan setiap orang yang dijumpainya, ia tanyakan apakah obat pribadinya sudah dibawa atau belum.
Setiap jama'ah menjadi hafal akan kebiasaan pak Yanto yang selalu bertanya pada orang lain tentang bekal obat. Bahkan ada kecenderungan para jama'ah, yaitu teman-temannya pak Yanto, mereka menjadi bosan dan jemu akan pertanyaan itu. Seolah-olah tak ada masalah lain selain obat. Istrinya pun sampai kesal kalau sudah berurusan tentang obat. Sebab pak Yanto ini kecenderungan mempunyai kekhawatiran yang terlalu berlebihan akan kesehatannya.
"...Padahal penyakitnya bukanlah penyakit yang berat, tetapi sekedar pusing dan masuk angin belaka..." kata istrinya.
E. Bekal Fisik.
Kekuatan hanyalah kepunyaan Allah. Fisik manusia lemah tanpa kekuatan dariNya. Karena itu bekal kekuatan fisik tanpa mendapatkan ridha dari Allah adalah sia-sia belaka. Sehingga kesimpulannya, jika ingin mendapatkan kekuatan, maka bekalnya adalah mendekatkan diri kepada Allah Swt, agar diberi kekuatan.
Mengapa harus demikian? sebab semua Kekuatan adalah milik Allah!
QS. Al-Baqarah (2) : 165
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).
QS. An-Nisa (4) : 139
(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.
QS. Al-A'raf (7) : 69
Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu? Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada Kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.
Seperti halnya Ibrahim ketika mencari tuhan yang wajib disembah. Ia ke mana-mana mencari tuhan yang sesungguhnya. Dan ternyata tidak langsung bisa ditemukannya. Dikiranya matahari adalah tuhan yang patut disembah, ternyata bukan! Dikiranya bulan adalah tuhan, dikiranya bintang gemintang itulah tuhan.
Dan Setelah berulang kali ia tersesat dan keliru, maka akhirnya bertemulah Ibrahim dengan Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, sebagai tuhannya alam semesta raya.
Demikian pula dengan perbekalan yang dibutuhkan oleh para jama'ah haji. Ketika para jamaah banyak yang menyangka bahwa bekal utamanya adalah uang, bekal utamanya adalah pakaian, bekal utamanya adalah makanan, bekal utamanya adalah fisik yang sehat,...atau yang lainnya, maka Allah pun memberi tahu dengan perantaraan Al-Qur'an.
Ternyata bekal utama untuk sebuah perjalanan haji bukanlah itu semua. Bukan uang, bukan pakaian, bukan makanan, bukan obat-obatan, bukan juga fisik yang prima. Meskipun itu semua juga penting. Tetapi yang jauh lebih penting adalah bekal taqwa.
Karena itu Allah Swt menyatakan dalam Al-Qur’an :
"fainna kahirazzaadittaqwa" (sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah bekal taqwa).
Apabila Sang Pemilik rumah sudah menyataka demikian, maka tentulah para tamunya harus tahu diri. Carilah bekal taqwa sebanyak-banyaknya da sebaik-baiknya...
InsyaAllah semuanya akan menjadi mudah..