Kehidupan di tanah haram
adalah kehidupan yang sesungguhnya,
Mengapa...?
Ada sesuatu yang menarik dalam kehidupan para jama'ah haji. Yaitu bahwa aktivitas mereka, semuanya untuk keperluan ibadah semata. Ketika aku bertanya pada seorang teman, yang lagi makan dengan lahapnya, untuk apa makan sebegitu banyak, ia menjawab :
“Yaakh, pertama memang saya sedang lapar, sehingga bisa makan dengan lahap. Ke dua, saya menjaga kesehatan sesuai anjuran dokter. Sehingga kalau badan terasa sehat, maka saya dapat melakukan aktivitas ibadah haji ini dengan baik."
Ketika teman lainnya kutanya mengapa ia minum sebegitu banyaknya, tidak seperti ketika di tanah air, ia-pun menjawab:
"wah, alasan saya yang pertama adalah, agar badan saya ini menjadi sehat. Kalau sudah sehat, kan jadi enak untuk beribadah...?! iya kan?"
Ada lagi seorang teman. Setelah ia pulang dari shalat subuh, ia masuk ke hotel terus istirahat sampai tertidur pulas. Ketika ku tanyakan mengapa ia pagi-pagi sudah mengistirahatkan badannya, ia juga menjawab dengan jawaban yang hampir sama dengan teman lainnya. Katanya :
"Iya.., saya khawatir terlalu capek, maka saya istirahat aja dulu, setelah itu kan badan lebih segar sehingga akan lebih enak untuk thawaf maupun shalat."
Bahkan seorang teman yang sedang batuk, begitu takutnya ia, sehingga ia sering menemui dokter untuk minta obat. Ketika kutanya mengapa ia begitu khawatir dengan sakitnya, ia pun menjawab:
"Wah, kalau di sini kita sakit.., bisa runyam nikh! Sebab kan kita datang ke sini bertujuan untuk ibadah, kalau badan sakit kan rugi...?! Karena itu meskipun hanya sekedar batuk, saya betul-betul menjaganya, jangan sampai mengganggu ibadah saya!"
Jawaban dari orang-orang tersebut mirip semua, dan substansinya sama. Yaitu aktivitas mereka hanya diperuntukkan buat ibadah semata. Minumnya untuk ibadah. Makannya untuk ibadah. Istirahatnya pun untuk ibadah. Bahkan minum obat juga untuk keperluan ibadah.
Sungguh hebat, orang-orang tersebut! Seluruh aktivitasnya bernilai ibadah. Terlepas itu karena merasa rugi jauh-jauh dari tanah air, ataukah karena alasan lainnya. Tetapi jawaban yang mereka berikan mencerminkan bahwa ibadah adalah sesuatu yang sangat penting, dan harus mereka perjuangkan...
Aku pun teringat pada sebuah ayat Al-Qur'an yang sangat popular. Bahwa menurut ayat tersebut memang tujuan Allah menciptakan jin dan juga manusia tidak lain adalah untuk mengabdi kepadaNya. Atau untuk beribadah menyembah kepadaNya. Maka sungguh benar adanya, bahwa kehidupan di tanah haram tersebut tidak lain semuanya hanya untuk menyembah kepada Allah saja, atau untuk kepentingan ibadah saja. Aktivitas apa pun!
QS. Adz-Dzariyaat (51) : 56
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.
Inilah sebuah kehidupan nyata, yang merupakan tafsir dalam realita, dari ayat Al-Qur'an surat Adz-Dzariyaat : 56
Andaikata kehidupan setiap manusia di tanah airnya juga semacam itu...
Akh, betapa hebatnya!
Betapa indahnya dunia ini!
Dalam setiap aktivitas apapun mereka selalu ingat akan Allah. Dalam kehidupan keluarga ingat Allah, bekerja di luar rumahpun ingat akan Allah.
Mencari ilmu ingat Allah, ketika memimpin rapat pun ingat akan Allah.
Di tempat yang luas ingat Allah, di jalanan macet pun ingat akan Allah.
Di keramaian umum ingat Allah, Di kamar mandi-pun ingat akan Allah.
Ketika lapar ingat Allah, ketika kenyangpun ingat akan Allah.
Ketika sedih ingat Allah, ketika senangpun ingat akan Allah.
Jika hati sudah terlatih semacam itu, maka insyaAllah selama dua puluh empat jam pun seorang hamba akan terus berhubungan dengan Allah sebagai Tuhan yang menciptakannya. Ia selalu merasa diawasi oleh Allah kemanapun ia pergi, dan merasa bersama Allah di mana pun ia berada. Karena ia selalu merasakan kehadiran Allah di setiap jengkal nafas kehidupannya. Dan Allah begitu dekatnya dengan dirinya...
QS. Al-Baqarah (2) : 115
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.
QS. Qaaf (50) : 16
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya,
QS. Al-Baqarah (2) : 186
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.