Sejak berangkat sampai pulang kembali,
Tiada hentinya air mata menghiasi perjalanan ini…
Tiada hentinya air mata menghiasi perjalanan ini…
Ketika tanganku, aku gerakkan untuk menulis bagian ini, anganku melayang pada bagian depan dari perjalanan ini. Dan setelah kutuangkan seluruh perjalanan para jamaah itu..., akh, ternyata hanya ada satu kesimpulan bagiku.
Bahwa perjalanan haji adalah perjalanan air mata....
Betapa pertama kali, seorang jama'ah ketika meninggalkan rumah dan keluarganya, ia menangis karena akan meninggalkan sanak saudaranya.
Ketika pesawat mulai bergerak menuju tanah Haram, para jama'ah pun banyak yang melelehkan air mata, karena terharu bisa berangkat untuk 'bertemu' dengan Allah di Baitullah.
Ketika para jamaah berdo'a di Raudhah, di dekat makam Rasulullah saw, tiada tertahankan lagi air mata jatuh berderai, membasahi sajadah.
Ketika para jama'ah, pertama kali menatap ka'bah baitullah, sungguh hati bergetar, dan tanpa terasa airmata pun jatuh membasahi pipinya.
Ketika para jama'ah berdo'a di Multazam, tiada hentinya air mata berderai membasahi dinding ka'bah.
Ketika suara adzan terdengar, air mata pun berderai bagi yang menghayatinya.
Ketika para jama'ah melakukan wukuf di Arafah, justru di sinilah intinya. Seolah mata menjadi kering karena terlalu banyak air mata yang tertumpahkan. Mengapa? Sebab ketika matahari mulai tergelincir ke arah barat, do'a demi do'a, pengharapan akan diampuni dosanya, semua tertumpah saat-saat itu.. inilah wukuf yang luar biasa. Tak ada yang tahan hati manusia. Karena masing-masing telah mengakui dosa dan kesalahannya. Semua menangis, semua tundukkan kepala, mohon ampunanNya. Bersama saudara seakidah umat muslim se dunia.
Ketika para jama'ah mengunjungi jabal rahmah, yaitu bukit cinta nabi Adam as bersama Siti Hawa, kembali air mata keharuan menetes dari pelupuk mata mereka.
Ketika para jamaah berpisah dengan ka'bah, tidak jarang pula yang menangis karena harus berpisah dengannya.
Ketika para jama'ah bertemu kembali dengan anak istri/suami, atau dengan para tetangganya, kembali mereka menangis tanda syukurnya kepada Allah Azza wa Jalla...
Inilah sebuah perjalanan yang sangat indah. Nampaknya saja sebuah perjalanan jasmaniah, tetapi sebenarnya lebih cenderung pada perjalanan ruhaniah yang menguras air mata. Semoga cucuran air mata itu tidaklahi sia-sia... Sebagai tanda iman yang tiada tara...
QS. Al Maidah (5) : 83
Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu melihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur'an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur'an dan kenabian Muhammad s. a. w.)
QS.Al-Israa' (17) : 109
Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'.