Sifat-sifat ini juga harus kita hindari. Jika tidak, kita akan terbelenggu olehnya. Dan, memperoleh masalah demi masalah.
Serakah adalah sifat berlebihan untuk memiliki sesuatu. Kadang sampai tidak peduli etika, resiko, atau bahkan tidak peduli milik siapakah barang yang sedang dia kehendaki itu.
Jika serakah bermakna perbuatan mengumbar keinginan memiliki segala sesuatu, maka, Iri adalah rasa ingin memiliki seperti yang sedang diperoleh orang lain. Setiap kali ada orang memperoleh sesuatu, inginlah dia.
Sedangkan dengki, lebih jelek dari iri. Dengki adalah rasa iri yang disertai dengan kebencian. la benci melihat orang lain sukses. Benci melihat orang lain bahagia.
QS. An Nisaa' (4) : 32
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Begitulah, Allah melarang kita untuk iri hati melihat orang lain memperoleh karunia. Itu adalah hak Allah, untuk memberikan apa saja kepada hamba-hamba yang dikehendakiNya. Jika kita ingin memperoleh karunia seperti itu, minta saja kepada Allah. Dia adalah Dzat yang Maha Pemurah. Asal kita berusaha dan berdoa, Allah pasti memberikan yang terbaik buat kita.
QS. Al Baqarah (2) : 186
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Iri menyebabkan kepekaan kita berkurang. Juga menyebabkan kita kehilangan rasa memberi. Yang ada cuma rasa menuntut. Sifat seperti ini tidak sesuai dengan keseimbangan alam semesta, seperti telah kita bicarakan di muka. Bahwa alam ini menjadi seimbang karena semuanya bersifat memberi. Bukan menuntut. Iri menyebabkan masalah ketidakseimbangan, bahkan kerusakan. Dalam diri kita sendiri maupun lingkungan.
Kedengkian lebih buruk lagi. Karena di dalamnya terikut kebencian.
QS. Al Baqarah (2) : 90
Alangkah buruknya mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan.
Seseorang kalau sudah dihinggapi rasa dengki bisa menjadi jahat. Bukan hanya dalam pikirannya saja, melainkan tega berbuat untuk mencelakakan orang lain. la tidak rela ada orang yang bahagia, kecuali dirinya.
QS. Al Falaq (113) : 5
dan dari kejahatan orang yang dengki apabila is telah dengki".
Betapa banyaknya orang yang tega menyakiti orang lain karena rasa dengki. Betapa banyaknya pula orang yang sampai hati memfitnah, juga disebabkan rasa dengki. Bahkan, betapa banyaknya orang yang sampai membunuh kawan dekatnya, pun disebabkan rasa dengki itu. Kedengkian adalah penyakit hati yang sangat jahat.
QS. Muhammad (47) : 29
Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka?
Puncak dari sifat iri dan dengki adalah keserakahan. Orang-orang yang tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Kurang banyak. Kurang besar. Kurang lama. Kurang enak. Kurang, kurang dan kurang.
QS. Al Baqarah (2) : 96
Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling serakah kepada kehidupan, bahkan (lebih serakah) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkamya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Ketika keserakahan telah menghinggapi hati, maka hawa nafsulah yang berperan. Akal dan hati tidak lagi berfungsi dengan baik. lni memang penyakit. Dan penyakit ini sedang membawa kondisi kejiwaan kita semakin buruk, dan memburuk.
Kita bisa kehilangan keseimbangan. Kehilangan akal sehat. Kehilangan orientasi universal. Terjebak pada keinginan sesaat yang menyesatkan. Istilah Allah, buta mata hati. Dan barangsiapa buta mata hatinya ketika di dunia, maka ia akan lebih buta lagi di akhirat. Ia tidak bisa mencapai dimensi tertinggi dari kehidupan ini. Tidak akan bisa melihat surga dengan segala kenikmatannya. Tidak bisa bertemu Allah...
QS. Al Israa' (17) : 72
Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat ia akan lebih buta dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).