Tuesday, March 6, 2007

Jujur dan Rendah Hati

Selain sifat-sifat pembawa masalah tersebut, ada sifat-sifat yang membawa kita pada keseimbangan, keselarasan, dan keharmonisan. Inilah sifat-sifat universal kemanusiaan. Siapa saja yang menjalankan sifat-sifat ini bakal menciptakan keharmonisan dalam arti sesungguhnya.

Di antara sekian banyak sifat-sifat itu adalah kejujuran. Begitu pentingnya sifat jujur ini, sehingga Rasulullah saw menempatkamya sebagai syarat utama untuk memeluk Islam.

Dalam suatu kisah diceritakan, ada seseorang ingin masuk Islam. la bertanya kepada Rasulullah, apakah syaratnya supaya ia bisa memeluk agama Islam. Nabi menjawab: berlakulah jujur.

Dengan heran orang itu bertanya tagi, benarkah hanya itu syaratnya. Begitu mudahnya! Rasulullah mengangguk membenarkan.

Maka berlalulah orang itu. Dia bercerita kepada kawan-kawamya bahwa syarat masuk Islam ternyata sangat mudah, yaitu berlaku jujur. Maka dia beraktifitas seperti biasanya. Bertemu dengan komunitas aslinya yang sering berbohong dan berbuat kejahatan.

Dia berusaha menjaga komitmennya kepada Rasulullah untuk berlaku jujur. Tapi dia mulai merasakan betapa strategisnya syarat kejujuran itu dalam menjalankan agama.

Suatu ketika dia diajak kawan-kawannya untuk berbuat dosa. Karena sudah terbiasa berbuat dosa, maka dia cenderung untuk mengikuti kawan-kawamya itu. Akan tetapi dia teringat komitmennya kepada Rasulullah, bahwa dia harus berlaku jujur.

Ketika diajak berbohong, dia teringat Rasulullah bahwa sebagai orang Islam dia harus jujur. Ketika diajak menipu, dia juga teringat kepada Rasulullah bahwa dia harus berlaku jujur. Ketika diajak mencuri dia juga teringat, betapa dia harus berlaku jujur. Pokoknya setiap dia mau berlaku jahat dia teringat kepada janjinya untuk berlaku jujur kepada semua orang, termasuk kepada rasulullah.

Akhirnya, dia tidak berani berbuat jahat lagi, karena dia tidak bisa bersembunyi lagi kepada siapa pun. Bukankah dia telah berjanji untuk berlaku jujur kepada siapa saja?! Kejujujurannya telah menyelamatkan dia dari kejahatan...

Kejujuran adalah sifat dasar kebaikan. Siapa saja yang tidak jujur, dia sedang memulai untuk melakukan kejahatan lainnya yang lebih besar. Sebaliknya siapa saja berlaku jujur, dia sedang mengerem dirinya untuk hanya melakukan kebaikan.

QS. Al Anfal (8) : 58
Dan jika kamu khawatir akan pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.

Kejujuran adalah sifat dasar kemanusiaan yang universal. Tidak ada orang yang suka dibohongi. Setiap kita menginginkan agar orang lain berlaku jujur kepada kita. Karena itu, janganlah kita berlaku tidak jujur kepada orang lain.

Baik di lingkungan keluarga. Di tempat kerja. Atau pun dengan tetangga. Berlaku jujur bakal memperoleh apresiasi dan penghargaan dari orang lain. Sebaliknya berlaku bohong, atau berkhianat akan memperoleh caci maki. Dan, persoalan...!

Sifat jujur akan semakin sempurna ketika dihiasi dengan sifat rendah hati. Tidak sombong. Tidak angkuh kepada sesama. Tidak arogan dan kasar. Orang yang seperti ini berpotensi besar untuk maju. Memperoleh berbagai rahasia alam semesta. Allah menyayangi hamba-hambaNya yang rendah hati.

QS. Al Furqon (25) : 63
Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.

Betapa hebatnya Allah menggambarkan orang yang rendah hati itu. Sampai-sampai dijahili oleh orang lain pun, dia masih mengucapkan kata-kata yang baik. la mempunyai kontrol diri dan keikhlasan yang tinggi. Sehingga Allah menyebut sifat 'Maha PenyayangNya' di awal kelimat tersebut, untuk menjamin hamba-hamba yang demikian itu.