Jiwa manusia bisa diwakili oleh hatinya. Jika kualitas hatinya jelek, maka jelek pulalah manusia itu. Jika hatinya baik, maka baik pula dia. Begitulah Sabda nabi Muhammad saw.
Hati itu dimana? Kata Allah, berada di dalam dada. Di ayat lain lagi dikatakan segumpal daging yang bisa bergetar-getar. Ketika senang bergetar-getar. ketika sedih juga bergetar-getar. Maka, kita bisa menebak bahwa yang dimaksudkan itu adalah jantung.
Coba amati, orang yang sedang bersedih dia akan memegang dadanya sambil mengatakan: oh betapa sedih hatiku. Boleh jadi ia merasakan getaran yang menyesakkan di dalam dadanya.
Begitu pula orang yang senang akan memegang jantungnya yang berdebar-debar, sambil berteriak: waw, aku sangat gembira hari ini! Ya, hati adalah jantung. Digambarkan oleh Allah, di antaranya dalam ayat berikut ini.
QS. Al Hajj (22) : 46
maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.
Ayat di atas dengan sangat transparan menginformasikan kepada kita, bahwa hati itu berada di dalam dada. Hati, adalah sensor yang terkait dengan pemahaman atas segala pengalaman kita. Dalam ayat tersebut hati disejajarkan dengan mata, dan telinga.
Selain itu, Allah juga menginformasikan bahwa hati adalah organ yang bergetar-getar jika sedang menerima pengalaman tertentu yang melibatkan emosi dan kesabaran.
QS. Al Hajj (22) : 35
(yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah bergetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka.
Di ayat lain Allah mengkaitkan organ dalam dada itu dengan penyakit-penyakit hati. Dan ayat lainnya lagi dikaitkan dengan ilmu yang harus dipahami oleh hati.
QS. Yunus (10) : 57
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada (hati) dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
QS. Al Ankabut (29) : 49
Sebenarnya, Al Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada (hati) orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.
Dan masih banyak lagi ayat yang bercerita tentang hati. Segumpal daging yang berada di dalam dada, yang selalu bergetar-getar. Tidak ada alternatif lainnya, kecuali jantung.
Nah, jantung inilah yang disebut-sebut mewakili kuatitas seseorang. Secara fisik, memang jantung yang jelek akan mewakili kesehatan yang jelek pula. Bahkan sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kematian mendadak.
Sedangkan secara psikis, hal ini bisa dijelaskan lewat pendekatan aura. Karena jiwa bersifat energial, maka pendekatan energi inilah yang cocok untuk menjelaskannya.
Cakra jantung adalah cakra yang bertanggungjawab terhadap munculnya warna hijau. Inilah warna yang merepresentasikan kasih sayang dan perasaan-perasaan lembut lainnya. Jika kualitas cakra jantung jelek, maka dipastikan orang tersebut adalah orang yang tega hati, atau bahkan telengas. la bisa berbuat kejam. Dan 'tidak punya perasaan'.
Dalam filosofi bisnis disebut sebagai 'Muka Tebal Hati Hitam'. Thick Face, Black Heart. Tidak punya malu, dan tega hati alias kejam. Hatinya keras, membatu.
Inilah kualitas hati yang harus dihindari. Allah berkali-kali mengatakan di dalam Al Qur’an bahwa hati yang keras, membatu dan hitam adalah hati yang jelek. Hatinya orang kafir. Mereka bakal menuai penderitaan di hari kemudian.
QS. Al Baqarah (2) : 74
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.
Dalam redaksi yang berbeda Allah mengatakan, hati yang seperti itu adalah hati yang tertutup. Dikarenakan perbuatan mereka sendiri.
QS. Al Muthaffifiin (83) : 14
Sekali-kali tidak, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka sendiri.
Maka, kita melihat korelasi yang jelas antara hati yang membatu, hati yang tertutup, yang dalam kegelapan, dan tersesat karena bujukan setan. Allah menegaskan lagi dalam ayat berikut ini. Bahwa hati yang terbuka adalah hati yang memperoleh cahaya. Sedangkan hati yang membatu atau tertutup adalah hati yang tersesat dalam kegelapan.
QS. Az Zumaar (39) : 22
Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya dari berdzikir kepada Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.
Yang menarik, pada bagian penutupnya, Allah mengaitkan semua itu dengan dzikir kepada Allah. Orang yang tidak mau berdzikir, hatinya bakal mengeras, tertutup, dan kemudian tersesat dalam kegelapan. Dari segi aura, dikatakan wajahnya menjadi hitam...
QS. Az Zumar (39) : 60
Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahamam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri?