Karena tidak ada benda mati di alam semesta, maka kita menjadi paham ketika Allah mengatakan bahwa seluruh benda di seluruh penjuru jagad raya ini sedang bertasbih.
Bagaimana mungkin kita mengatakan semua benda itu mati, sementara Allah mengatakan dengan tegas bahwa benda-benda itu terus bertasbih mengagungkan Kebesaran Allah.
Sesuatu yang bisa bertasbih, pasti dia adalah makhluk hidup. Punya keinginan. Punya kehendak. Punya tujuan. Bisa beraktifitas.
QS. Al Hasyr (59) : 1
Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
Allah tidak membedakan makhluk satu dan yang lainnya. Semuanya disebut sedang bertasbih kepadaNya. Sabbaha lillahi maa fissamaawati wa maa fil ardhi. Semua yang di langit dan semua yang di bumi.
Dalam beberapa ayat lainnya Allah menyebut secara spesifik makhluk yang bertasbih itu. Di antaranya adalah halilintar dan guruh. Di ayat lainnya lagi, Allah menyebut gunung melakukan tasbih bersama nabi Daud.
QS. Ar Ra'd (13) : 13
Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.
QS. Shaad (38) : 18
Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi,
QS. Al Anbiyaa (21) : 79
Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum; dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya
Dan yang lebih dahsyat lagi, bukan cuma benda-benda pengisi alam semesta saja yang bertasbih, melainkan langit yang tujuh dan bumi, semuanya bertasbih kepadaNya. Artinya, sama sekali tidak ada yang tidak bertasbih kepadaNya. Seluruh yang kita anggap benda mati itu sedang bertasbih. Sayang kita tidak mengerti apa yang mereka tasbihkan.
QS. Al Israa (17) : 44
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
Memang, kita harus membangun kepahaman yang berbeda antara tasbihnya manusia, binatang tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda lainnya. Masing-masing bertasbih dengan caranya sendiri. Tidak selalu dengan mengucapkan subhanallah seperti kita. Namun demikian, mereka juga disebut bertasbih dan bersembahyang kepada Allah.
QS. An Nuur (24) : 41
Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Jadi burung mengembangkan sayap itu adalah salah satu bentuk dari sembahyang dan bertasbih, mengagungkan Allah. Guntur bergemuruh dan halilintar menyambar itu juga bentuk tasbih dan sembahyang mereka kepada Allah.
Maka kalau ini kita perluas ke seluruh benda-benda di sekitar kita, akan menjadi lebih tergambarkan. Angin yang berhembus itu ternyata sedang bertasbih dan sembahyang kepada Allah. Sinar matahari yang memancar menghidupi makhluk bumi juga sedang bertasbih dan sembahyang.
Lebah yang sedang beterbangan mencari nektar dari bunga ke bunga sedang bertasbih dan sembahyang. Pepohonan yang sedang bergoyang-goyang ditiup angin, memasak makanan di dedaunan, menghasilkan kuncup bunga dan buah-buahan, semuanya sedang bertasbih dan bersembahyang.
Seluruh aktifitas makhluk di sekitar kita sebenarnya adalah bentuk tasbih dan sembahyang. Mereka melakukan semua itu dengan keikhlasan dan ketaatannya. Tidak ada yang melawan. Tidak ada yang mengingkari. Semua berjalan dalam keseimbangan yang harmonis.
Planet-planet, bintang, matahari, galaksi, dan superkluster semuanya sedang bertasbih dengan cara melakukan gerakan-gerakan orbitalnya. Begitulah selama berjuta-juta tahun. Bahkan miliaran tahun. Yang lalu, maupun yang akan datang. Dengan presisi dan akurasi yang tiada cela...
Kecuali manusia dan jin. Dua jenis makhluk ini diberi 'kebebasan' oleh Allah untuk bertasbih atau tidak. Selebihnya, makhluk lain melakukan tasbih dan sembahyang dengan ketaatan yang sempurna.
Maka, makna tasbih yang sebenarnya adalah ketaatan dan keikhlasan menjalankan kodrat dan fitrahnya sebagai makhluk ciptaan Allah yang Maha Agung dan Maha Perkasa. Kesadaran bahwa kita adalah makhluk, dan Dialah sang Pencipta, Raja yang Maha Bijaksana.
QS. Al Hadiid (57) : 1
Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
QS. Ash Shaaf (61) : 1
Bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
QS. Al Jumu'ah (62) : 1
Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
QS. At Taghabun (64) : 1
Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang di langit dan apa yang di bumi; hanya Allahlah yang mempunyai semua kerajaan dan semua puji-pujian; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Namun, khusus manusia, kita memiliki pilihan untuk bertasbih atau tidak. Kuncinya berada di dalam kesadaran. Seluruh penjuru badan kita sebenarnya telah bertasbih. Jantung bertasbih. Paru-paru bertasbih. Aliran darah bertasbih. Kulit, rambut, tulang, kuku, dan seluruh bagian tubuh terus bertasbih.
Tapi, jiwa kita belum tentu bertasbih. Karena Allah memberikan kebebasan berkehendak ke dalam jiwa manusia.
QS. An Nahl (16) : 4
Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.
QS. Al Kahfi (18) : 54
Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Qur’an ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.
Coba cermati ayat di atas, bahwa manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. Artinya makhluk selain manusia, lebih taat dalam menjalankan perintah Allah. Dengan mudahnya mereka bisa memahami Kebesaran Allah, dan kemudian bertasbih sepanjang waktu.
Ketaatan dan keikhlasan menjadi kunci kesempurnaan tasbih. Nabi Daud yang digambarkan sebagai nabi yang memiliki kelebihan dan kekuatan adalah nabi yang sangat taat kepada Allah. Sehingga ia bisa melakukan tasbih bersama-sama dengan alam sekitarnya secara harmonic. Gunung-gunung dan burung pun bertasbih bersamanya.
QS. Shaad (38) : 17
Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat.
Tapi ketaatan memang tidak bisa muncul dengan sendirinya. Ketaatan sangat terkait dengan keikhlasan. Sementara itu, keikhlasan tergantung kepada kepahaman. Dan, kepahaman erat hubungannya dengan keilmuan. Maka, nabi Daud pun digambarkan sebagai nabi yang berilmu tinggi, sehingga beliau memiliki ketaatan dan keikhlasan yang tinggi pula.
Sebaliknya, orang yang tidak berilmu pengetahuan digambarkan sebagai gampang dipengaruhi oleh setan. Mudah disesatkan. Asal membantah, tapi tidak jelas alasannya. Orang yang begini sulit untuk taat dan ikhlas. Malah sebaliknya, membantah dan asal melawan. Dengan kata lain, ia kafir alias menentang.
QS. Al Hajj (22) : 3
Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang sangat jahat,
QS. Al Hajj (22) : 8
Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya
QS. Al A'raaf (7) : 202
Dan teman-teman mereka (orang-orang kafir dan fasik) membantu syaitan-syaitan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya.
QS. Al A'raaf (7) : 45
orang-orang yang menghalang-halangi dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan itu menjadi bengkok, dan mereka kafir kepada kehidupan akhirat.
QS. Al Baqarah (2) : 6
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman.
QS. Ali lmran (3) : 89
kecuali orang-orang yang taubat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Bagaimana mungkin kita mengatakan semua benda itu mati, sementara Allah mengatakan dengan tegas bahwa benda-benda itu terus bertasbih mengagungkan Kebesaran Allah.
Sesuatu yang bisa bertasbih, pasti dia adalah makhluk hidup. Punya keinginan. Punya kehendak. Punya tujuan. Bisa beraktifitas.
QS. Al Hasyr (59) : 1
Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
Allah tidak membedakan makhluk satu dan yang lainnya. Semuanya disebut sedang bertasbih kepadaNya. Sabbaha lillahi maa fissamaawati wa maa fil ardhi. Semua yang di langit dan semua yang di bumi.
Dalam beberapa ayat lainnya Allah menyebut secara spesifik makhluk yang bertasbih itu. Di antaranya adalah halilintar dan guruh. Di ayat lainnya lagi, Allah menyebut gunung melakukan tasbih bersama nabi Daud.
QS. Ar Ra'd (13) : 13
Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.
QS. Shaad (38) : 18
Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi,
QS. Al Anbiyaa (21) : 79
Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum; dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya
Dan yang lebih dahsyat lagi, bukan cuma benda-benda pengisi alam semesta saja yang bertasbih, melainkan langit yang tujuh dan bumi, semuanya bertasbih kepadaNya. Artinya, sama sekali tidak ada yang tidak bertasbih kepadaNya. Seluruh yang kita anggap benda mati itu sedang bertasbih. Sayang kita tidak mengerti apa yang mereka tasbihkan.
QS. Al Israa (17) : 44
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
Memang, kita harus membangun kepahaman yang berbeda antara tasbihnya manusia, binatang tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda lainnya. Masing-masing bertasbih dengan caranya sendiri. Tidak selalu dengan mengucapkan subhanallah seperti kita. Namun demikian, mereka juga disebut bertasbih dan bersembahyang kepada Allah.
QS. An Nuur (24) : 41
Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Jadi burung mengembangkan sayap itu adalah salah satu bentuk dari sembahyang dan bertasbih, mengagungkan Allah. Guntur bergemuruh dan halilintar menyambar itu juga bentuk tasbih dan sembahyang mereka kepada Allah.
Maka kalau ini kita perluas ke seluruh benda-benda di sekitar kita, akan menjadi lebih tergambarkan. Angin yang berhembus itu ternyata sedang bertasbih dan sembahyang kepada Allah. Sinar matahari yang memancar menghidupi makhluk bumi juga sedang bertasbih dan sembahyang.
Lebah yang sedang beterbangan mencari nektar dari bunga ke bunga sedang bertasbih dan sembahyang. Pepohonan yang sedang bergoyang-goyang ditiup angin, memasak makanan di dedaunan, menghasilkan kuncup bunga dan buah-buahan, semuanya sedang bertasbih dan bersembahyang.
Seluruh aktifitas makhluk di sekitar kita sebenarnya adalah bentuk tasbih dan sembahyang. Mereka melakukan semua itu dengan keikhlasan dan ketaatannya. Tidak ada yang melawan. Tidak ada yang mengingkari. Semua berjalan dalam keseimbangan yang harmonis.
Planet-planet, bintang, matahari, galaksi, dan superkluster semuanya sedang bertasbih dengan cara melakukan gerakan-gerakan orbitalnya. Begitulah selama berjuta-juta tahun. Bahkan miliaran tahun. Yang lalu, maupun yang akan datang. Dengan presisi dan akurasi yang tiada cela...
Kecuali manusia dan jin. Dua jenis makhluk ini diberi 'kebebasan' oleh Allah untuk bertasbih atau tidak. Selebihnya, makhluk lain melakukan tasbih dan sembahyang dengan ketaatan yang sempurna.
Maka, makna tasbih yang sebenarnya adalah ketaatan dan keikhlasan menjalankan kodrat dan fitrahnya sebagai makhluk ciptaan Allah yang Maha Agung dan Maha Perkasa. Kesadaran bahwa kita adalah makhluk, dan Dialah sang Pencipta, Raja yang Maha Bijaksana.
QS. Al Hadiid (57) : 1
Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
QS. Ash Shaaf (61) : 1
Bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
QS. Al Jumu'ah (62) : 1
Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
QS. At Taghabun (64) : 1
Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang di langit dan apa yang di bumi; hanya Allahlah yang mempunyai semua kerajaan dan semua puji-pujian; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Namun, khusus manusia, kita memiliki pilihan untuk bertasbih atau tidak. Kuncinya berada di dalam kesadaran. Seluruh penjuru badan kita sebenarnya telah bertasbih. Jantung bertasbih. Paru-paru bertasbih. Aliran darah bertasbih. Kulit, rambut, tulang, kuku, dan seluruh bagian tubuh terus bertasbih.
Tapi, jiwa kita belum tentu bertasbih. Karena Allah memberikan kebebasan berkehendak ke dalam jiwa manusia.
QS. An Nahl (16) : 4
Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.
QS. Al Kahfi (18) : 54
Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Qur’an ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.
Coba cermati ayat di atas, bahwa manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. Artinya makhluk selain manusia, lebih taat dalam menjalankan perintah Allah. Dengan mudahnya mereka bisa memahami Kebesaran Allah, dan kemudian bertasbih sepanjang waktu.
Ketaatan dan keikhlasan menjadi kunci kesempurnaan tasbih. Nabi Daud yang digambarkan sebagai nabi yang memiliki kelebihan dan kekuatan adalah nabi yang sangat taat kepada Allah. Sehingga ia bisa melakukan tasbih bersama-sama dengan alam sekitarnya secara harmonic. Gunung-gunung dan burung pun bertasbih bersamanya.
QS. Shaad (38) : 17
Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat.
Tapi ketaatan memang tidak bisa muncul dengan sendirinya. Ketaatan sangat terkait dengan keikhlasan. Sementara itu, keikhlasan tergantung kepada kepahaman. Dan, kepahaman erat hubungannya dengan keilmuan. Maka, nabi Daud pun digambarkan sebagai nabi yang berilmu tinggi, sehingga beliau memiliki ketaatan dan keikhlasan yang tinggi pula.
Sebaliknya, orang yang tidak berilmu pengetahuan digambarkan sebagai gampang dipengaruhi oleh setan. Mudah disesatkan. Asal membantah, tapi tidak jelas alasannya. Orang yang begini sulit untuk taat dan ikhlas. Malah sebaliknya, membantah dan asal melawan. Dengan kata lain, ia kafir alias menentang.
QS. Al Hajj (22) : 3
Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang sangat jahat,
QS. Al Hajj (22) : 8
Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya
QS. Al A'raaf (7) : 202
Dan teman-teman mereka (orang-orang kafir dan fasik) membantu syaitan-syaitan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya.
QS. Al A'raaf (7) : 45
orang-orang yang menghalang-halangi dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan itu menjadi bengkok, dan mereka kafir kepada kehidupan akhirat.
QS. Al Baqarah (2) : 6
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman.
QS. Ali lmran (3) : 89
kecuali orang-orang yang taubat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.