Masjid adalah tempat yang suci dan menyimpan banyak energi positif. Semakin tua umur masjid itu, semakin besar pula energi yang terkandung di dalamnya. Kenapa demikian? Sebab, setiap kali jamaah melakukan shalat, energi shalat itu akan meresonansi ruangan itu. Demikian pula ketika banyak orang membaca Al Quran, energinya akan tersimpan di lingkungan sekitar. Makin lama energinya akan membesar seiring dengan akumulasi energi yang terjadi.
Maka bisa kita bayangkan betapa besarnya akumulasi energi yang ada di dalam masjid al Haram. Masjid ini dijadikan tempat orang bershalat dan berthawaf oleh jutaan manusia selama ribuan tahun Maka energi yang tersimpan di Masjid al Haram sangatlah luar biasa.
Karena itu tidaklah heran jika masjid ini juga dijadikan oleh Rasulullah Muhammad saw untuk tempat keberangkatan perjalanan Isra' Mi'raj. (Lebih jauh dan mendetil akan saya jelaskan di kesempatan lain tentang Isra' Mi'raj, akan tetapi secara sekilas akan saya jelaskan pokok pokoknya di sini.)
Ada pertanyaan di benak kita: kenapa Rasulullah melakukan perjalanan yang sangat bersejarah itu dari masjid ke masjid. Yaitu dari Masjid al Haram ke Masjid al Aqsha. Kenapa bukan dari gua Hira', misalnya. Atau dari rumah nabi? Ini ada kaitannya dengan akumulasi energi yang terjadi di masjid-masjid tersebut.
Perjalanan nabi Muhammad pada saat Isra' Mi'raj itu adalah perjalanan energial. Dimana badan nabi telah diubah oleh malaikat Jibril menjadi badan energi. Sehingga beliau bisa melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi, melintasi jarak Mekkah Palestina.
Untuk mendukung perjalanan energial itulah Rasulullah diberangkatkan dari masjid ke masjid yang lain. Hal ini bisa dianalogikan dengan apa yang terjadi dalam film science fiction Startrek. Mr Spock pelaku utama dalam film itu jika ingin berpindah dari satu tempat ke tempat lain, cukup masuk ke dalam tabung energi. Ketika berada di dalam tabung energi itu, badan Mr Spock dimusnahkan menjadi energi. Kemudian energi itu dipancarkan secara elektro magnetik. Dan pancaran itu diterima oleh tabung lain. Di dalam tabung lain itu tubuh energial Mr Spock dimaterialkan lagi. Maka dia sudah berpindah tempat.
Bisakah itu terjadi? Menurut teori Einstein, ini bisa dijelaskan melalui rumus E = MC2. Dimana E adalah energi. M adalah massa atau materi. Dan C2 adalah kecepatan cahaya kuadrat.
Artinya, energi bisa diciptakan dari sejumlah materi yang dimusnahkan dikalikan kecepatan cahaya kuadrat. Sebaliknya, materi juga bisa diciptakan dengan cara mengkristalkan energi, yang besarnya sebanding dengan jumlah energi tersebut dibagi dengan keeepatan cahaya kuadrat.
Dengan kata lain, sebenarnya secara teoritis kita bisa mengubah materi tubuh manusia menjadi sejumlah energi, dan sebaliknya. Dengan demikian, apa yang terjadi pada Mr Spock itu sebenarnya bisa diterima secara ilmiah. Meskipun, sampai kini manusia belum bisa menciptakan mesin pernusnah materi menjadi energi dala skala besar.
Namun demikian, kalau kita bisa menerima nalar ini, kita juga bisa menerima penjelasan bahwa Rasulullah bisa melakukan perjalanan Isra'Mi'rajnya itu dengan menggunakan badan energial. Tabung pemusnahnya adalah masjid al Haram, dan Tabung Penerimanya adalah masjid al Aqsha. Demikian pun sebaliknya, ketika melakukan perjalanan pulang.
Energi yang tersimpan di masjid itu telah menjadi salah satu faktor pendukung terjadinya perubahan material badan nabi. Apalagi beliau didampingi oleh malaikat Jibril yang berbadan cahaya. Selain itu, sebelum berangkat nabi juga telah ‘berwudlu’ dengan air zam-zam salah satu petilasan nabi Ibrahim yang juga mengandung energi positif sangat besar.
Dalam laboratorium nuklir, kita bisa membuktikan bahwa elektron dan positron dengan energi tertentu bisa direaksikan menjadi sejumah energi, berupa sinar Gama. Sebaliknya, sinar Gama dengan energi tertentu juga bisa dipecah menjadi elektron dan positron ketika, dilewatkan medan inti atom. Hal ini membuktikan bahwa memang energi bisa diubah menjadi materi dan materi bisa diubah menjadi materi. Secara ilmiah tidak perlu diragukan lagi. Reaksi ini disebut sebagai reaksi annihilasi.
Akan tetapi bagaimana mungkin, sosok tubuh manusia diubah menjadi energi seluruhnya, dan kemudian dikembalikan dari energi menjadi material?
Di sinilah peranan Allah. Susunan tubuh manusia sangatlah rumit. Mulai dari atom-atom yang menyusun molekul, sel-sel, dan seterusnya hingga tubuh secara utuh. Jika kita melakukan proses anihilasi terhadap tubuh manusia, masalah terbesarnya adalah mengembalikan tubuh itu secara utuh persis seperti semula.
Akan tetapi kita tahu bahwa Allah adalah yang menciptakan tubuh kita. Karena itu Dia tahu persis susunannya. Sehingga tidaklah sulit bagi Allah untuk memusnahkan material tubuh kita menjadi energi, dan kemudian mengembalikannya menjadi material tubuh kita lagi.
Secara keimanan kita bisa menerima penjelasan itu sepenuhnya. Dan secara ilmiah memang hal itu juga sangat memungkinkan, dan bisa dijelaskan. Dalam hal ini, masjid yang mengandung akumulasi energi itu telah berfungsi sebagai tabung energi dalam proses anihilasi tersebut.