Ada lagi faktor yang menyebabkan Ka'bah semakin memiliki power yang begitu besar. Yaitu, akibat Ka'bah dijadikan sebagai kiblat oleh orang yang shalat di seluruh dunia. Akan saya jelaskan pada bagian berikutnya, bahwa orang shalat di seluruh dunia memancarkan energi positif. Apalagi mereka semuanya berkiblat kepada Ka'bah.
Maka. bisa Anda bayangkan betapa Ka'bah itu betul-betul menjadi pusat gerakan shalat sepanjang waktu. Karena kita tahu, bahwa shalat kita mengikuti pergerakan matahari. Artinya, setiap saat, sesuai dengan gerakan matahari itu selalu ada orang yang sedang shalat. Jika sekarang kita shalat dhuhur, maka sesaat kemudian, orang Islam yang berada lebih ke barat dibandingkan Indonesia akan melakukan shalat dhuhur. Demikian pula, beberapa menit berikutnya, wilayah yang lebih barat lagi akan memasuki waktu dhuhur, dan seterusnya.
Atau dalam waktu yang bersamaan, orang Indonesia shalat dhuhur, tetapi orang yang lebih ke timur, sedang shalat Ashar. Yang lebih ke timur lagi, sedang maghrib. Yang ke timur lagi sedang shalat Isya', dan seterusnya. Artinya setiap saat selalu ada orang shalat menghadap Ka'bah di manapun dia. Atau shalat apa pun dia.
Akibatnya, ada sebuah ketegangan energial antara orang shalat dan Kabah, yang disebut sebagai medan elektromagnetik. Setiap saat. Jadi bisa Anda bayangkan betapa besarnya energi yang terpancar dari Ka'bah akibat berbagai aktifitas di atas. Yaitu, energi-energi yang disebabkan oleh faktor Ibrahim, faktor orang berthawaf, faktor Hajar Aswad, dan Faktor orang-orang yang bershalat menghadap ke Ka'bah.
QS. Al Maidah (5) : 97
“Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah Suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.