Thursday, March 1, 2007

Mengobati Penyakit Hati



Selain penyakit yang bersifat fisik, energi Ka'bah ini sangat mustajab untuk mengobati penyakit hati. Dan inilah yang paling utama. Sebab sebagian besar penyakit badan kita sebenarnya bersumber dari penyakit hati.

Apakah penyakit hati itu? Penyakit hati adalah seluruh sikap hati kita yang tidak diridhoi oleh Allah. Misalnya: sifat pembohong alias tidak jujur, sikap sombong, angkuh, iri hati, dengki, penuh kebencian, pendendam, culas, munafik, pemarah, sulit memaafkan, pelit, cinta dunia berlebihan, tidak sabaran, dan lain sebagainya. Puncak dari semua penyakit itu adalah menduakan Allah.

Kenapa sifat sifat di atas disebut sebagai penyakit hati? Karena seluruh sifat itu berpotensi menimbulkan masalah dalam kehidupan kita secara pribadi, sosial, maupun hubungan kita dengan Allah.

Ambillah sifat pembohong, misalnya. Orang yang suka berbohong pasti akan menemui berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya. Karena dia pasti tidak akan dipercaya orang. Nah, ketika seseorang sudah hilang kepercayaan, maka kehidupannya pun susah.

Begitu juga sifat pemarah, pendendam, tidak sabaran, culas dan sebagainya. Semua sifat yang dilarang oleh Allah itu adalah sifat-sifat yang juga tidak disukai oleh kebanyakan manusia. Sebenarnya Allah sangat menyayangi kita dan ingin menyelamatkan kehidupan kita, di dunia maupun di akhirat. Allah tidak memiliki kepentingan apa pun dalam hal ini, karena Allah sudah Sangat Berkuasa dan Sangat Kaya Raya. Sehingga Allah pun berkata:

QS. Mumtahanah (60) : 6
“Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Kaya lagi terpuji.”

Bahkan, seandainya pun seluruh manusia ini tidak menyembah Allah, Dia tidak terganggu sedikitpun Kemuliaan dan KebesaranNya. Tetapi justru kita sendirilah yang akan merugi. Karena sesungguhnya, kita tidak bisa hidup tanpa pertolongan dan kasih sayang Allah.

Kehidupan ini milik Allah. Bukan milik kita. Jadi kalau Allah sudah mengambilnya dari kita, tidak ada seorangpun yang bisa menghalangi. Sebutlah udara yang kita hirup setiap saat ini, adalah milik Allah. Panas matahari juga milik Allah. Air juga milik Allah. Bahkan paru, jantung, ginjal dan tubuh kita ini milik Allah. Bayangkan kalau Allah mengambilnya dari kita. Sungguh hidup kita akan mengalami kesulitan yang sangat besar.

Saya punya saudara sepupu yang terkena masalah kesehatan semacam itu. Dia bekerja di suatu proyek pembangkit tenaga listrik di suatu kota di Jawa Timur. Entah karena polusi batu bara yang berlebihan atau karena virus, paru-parunya mengalami masalah.

Pada mulanya, dia sering merasakan sesak nafas. Ketika diperiksakan ke dokter, ternyata diketahui lewat foto rontgen bahwa salah satu paru-parunya mengecil. Ini terjadi selama beberapa tahun, sampai akhimya ia hanya bisa bernafas dengan satu paru saja.

Permasalahan berikutnya muncul, karena ternyata paru yang tinggal satu itu pun mulai mengecil. Maka dia semakin sulit bernafas. Kandungan oksigen dalam udara bebas ini tidak cukup lagi untuk bernafas, sehingga dia membutuhkan bantuan oksigen murni. Maka, tidak bisa dihindari dia harus selalu membeli oksigen dalam tabung untuk menyambung hidupnya.

Bayangkan, ketika Allah sudah mengambil fasilitasNya, maka untuk bernafas pun kita harus membeli oksigen. Setiap tabung oksigen dihabiskannya dalam waktu hanya sekitar 3-4 hari. Dia menyedot oksigen itu menggunakan dua batang selang kecil sepanjang sekitar 4 meter. Maka dia harus melakukan aktivitasnya hanya di sekitar tabung oksigen tersebut. Ke kamar mandi dia harus tetap menggunakan selang oksigen. Makan dan minum juga harus begitu, Sampai tidur pun dia harus mengenakan selang tersebut. Betapa beratnya hidup seperti itu.

Keadaan tersebut dialaminya selama beberapa tahun. Ludes harta bendanya untuk berobat dan membeli oksigen, untuk 'sekedar' bernafas. Dan setelah semuanya habis, ternyata paru yang tinggal satu itu pun akhirnya mengecil juga. Maka, hidupnya tidak bisa tertolong lagi. Allah menghendakiNya. Maka akhirnya dia berpulang, kembali kepada Sang Empunya Kehidupan. Inna lillaahi wa inna ilaihi raji'un .

Dari cerita itu, saya hanya ingin menegaskan kepada kita semua, bahwa pemilik hidup ini bukanlah kita. Allah yang punya. Dan Dia sangat menyayangi kita. Contoh di atas barulah contoh yang sangat kecil, betapa Allah telah menyediakan berbagai fasilitas kehidupan secara gratis.

Bayangkan kalau seandainya kita harus membayar udara yang kita hirup ini kepada Allah, berapa uang yang mesti kita keluarkan sepanjang hidup kita. Atau bayangkan juga, seandainya kita harus membayar Allah agar jantung kita terus berdenyut. Atau supaya pencemaan kita terus mencerna makanan yang masuk ke dalam perut. Atau agar otak kita bisa terus berpikir. Dan seluruh organ tubuh kita bisa bekerja secara normal. Berapa kita harus membayar Alah untuk itu? Pasti, uang yang kita kumpulkan selama kita hidup tidak mencukupinya. Tetapi Allah memberikan semua itu gratis kepada kita. Termasuk, ketika Allah memberikan petunjukNya kepada kita semua tentang bagaimana seharusnya kita menjalani hidup ini, agar tidak menemui masalah dalam kehidupan. Tata cara kehidupan itu telah dijelaskanNya di dalam kitab-kitab Suci yang diajarkan kepada para nabi dan Rasul. Termasuk Al Qur'an al Karim.

Namun, kalau seandainya pun kita kurang disiplin dalam menjalankan petunjuk Allah itu, maka Allah masih memberikan beberapa cara untuk menghilangkan berbagai penyakit yang mengendon di hati kita. Salah satunya adalah dengan menggunakan sistem energi Ka'bah.

Untuk menggambarkan penyakit hati, dalam bahasa yang lain, Rasulullah mengatakan bahwa orang-orang yang melakukan dosa, di hatinya akan muncul satu bintik hitam. Jika dia melakukan dosa lagi, maka akan muncul lagi bintik hitam di hatinya. Dan jika dia berulang ulang melakukan dosa, maka hatinya akan tertutup oleh bintik hitam itu. Hati yang demikian, seperti yang telah saya jelaskan di depan, akan mengarah pada penurunan kualitas secara berkelanjutan. Mulai dari hati yang penyakitan, mengeras, membatu, tertutup dan kemudian terkunci. Hatinya tidak lagi bisa beresonansi.

QS. Az Zurnar (39) : 60
“Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam, Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri?

Kenapa bisa menjadi hitam, karena seperti saya sampaikan bahwa apa yang terdapat pada hati kita akan meresonansi seluruh bio elektron kita. Jika hati kita bercahaya, maka wajah dan sekujur tubuh kita akan memancarkan cahaya juga. Sebaliknya kalau hati kita hitam, maka wajah dan tubuh kita juga akan memancarkan aura gelap kehitaman.

Nah, untuk menormalkan kembali hati yang demikian kita bisa mengobatinya dengan cara-cara yang diajarkan Rasulullah. Intinya adalah melatih kembali hati kita untuk bisa bergetar sesuai getaran cahaya. Getaran semacam ini bisa dimunculkan dari ayat-ayat Quran yang kita baca. Atau dari shalat kita yang khusyuk. Atau melakukan peribadatan di sekitar Ka'bah. Ataupun berdekatan dengan orang-orang yang salih.