Thursday, March 8, 2007

Allah Bersama Orang Yang Sabar

Kebersamaan kita dengan Allah bisa kita pertahankan terus menerus dengan cara menjaga kualitas kesadaran kita. Kesadaran yang berkualitas tinggi bisa diukur dengan parameter tertentu. Di antaranya adalah dengan mengukur tingkat kesabaran seseorang.

Semakin sabar kita, semakin tinggi tingkat kesadarannya. Sebaliknya, semakin rendah kesabaran kita, semakin rendah pula kualitas kesadaran.

Lantas, apakah yang dimaksud dengan 'kesabaran'? Ada dua makna 'kesabaran'. Yang pertama, bermakna ‘tidak tergesa-gesa’. Dan yang kedua, bermakna 'tahan uji' dengan penuh keikhlasan.

Allah banyak mengemukakan keutamaan kesabaran di dalam Firman-FirmanNya. Tidak kurang dari 43 kali, Allah mengulang-ulang kata 'sabar' di dalam Al Qur’an. Semuanya mengarah kepada dua makna tersebut di atas. Dan, yang menarik, kemudian dikaitkan dengan kedekatan seorang hamba kepada Tuhannya, secara operasional.

Di antaranya, Allah mengajarkan kepada kita, kalau kita mau meminta tolong dan berdoa kepada Allah, lakukanlah dengan sabar. Sesungguhnya Allah 'bersama' orang-orang yang sabar. Allah 'tidak suka' kepada orang yang tergesa-gesa alias 'grusa-grusu'

QS. Al Baqarah (2) : 153
Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.

Ayat di atas menarik untuk dicermati. Bahwa cara berdoa yang baik itu adalah lewat shalat. Dan yang kedua, tidak boleh tergesa-gesa alias harus sabar. Tidak bisa detik ini minta, detik ini juga minta dikabulkan. Sebab seluruh proses sunnatullah itu membutuhkan berjalannya waktu bagi manusia.

Ketika seseorang berdo'a minta tolong kepadaNya, maka Allah lantas mengumpulkan segala variabel yang mempengaruhi berhasilnya do'a tersebut. Ada yang butuh waktu dalam orde detik, menit, jam, hari atau mungkin bertahun-tahun.

Kita tidak boleh tergesa-gesa. Baik pada saat memanjatkan do'a, menunggu hasilnya, maupun ketika menerima hasil do'a. Ketergesa-gesaan bakal menimbukan kelengahan. Dan yang muncul, justru adalah musibah serta penderitaan. Maka Allah mengingatkan kita, seperti ayat berikut ini.

QS. Al Anbiyaa' (21) : 37
Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.

Sebaliknya, Allah memberikan penegasan, bahwa Allah bersama orang-orang yang sabar. Ada dua makna yang terkandung di dalam kalimat ini. yang pertama, Allah memberikan motivasi bahwa kita mesti bersabar, sebab sabar bakal memberikan kesudahan yang baik. Allah selalu mendampingi orang-orang yang sabar di dalam mencapai harapannya.

Makna yang kedua, memiliki nuansa yang lebih dalam. Innallaha ma 'ash shaabiriin - Allah bersama orang-orang yang sabar. Artinya, jika Anda ingin agar Allah selalu bersama Anda, maka bersabarlah. 'Bersabar' bisa digunakan sebagai teknik praktis untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Sebab di dalam 'bersabar' itu terkandung sifat-sifat yang mulia. Sabar adalah salah satu puncak proses perjuangan. Orang yang bisa bersabar, pasti memiliki kemampuan kontrol diri yang bagus. Kecuali sabarnya karena terpaksa. Tapi, itu bukan sabar namanya. Sekadar terpaksa bersabar.

Kesabaran hanya bisa dijalankan lewat keikhlasan. Dan keikhlasan muncul karena latihan yang panjang berdasarkan kefahaman. Maka, orang yang tidak memahami persoalan bakal sulit menjalankan kesabaran.

Dalam sabar juga terkandung pikiran positif-positif thinking. Orang yang negatif thinking, pastilah sulit untuk disuruh bersabar. Karena dia menduga jelek terus. Jadi, ringkas kata, dalam 'kesabaran' itu terkandung sifat-sifat yang baik dan mulia.

QS. Fush Shilat (41) : 35
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar

Betapa hebatnya 'kesabaran'. Karena itu, Allah lantas menyebutkan, bahwa Dia akan selalu bersama orang-orang yang sabar. Akan tetapi, begitu kesabaran kita hilang, Allah pun 'meninggalkan' kita. Bagian akhir dari ayat di atas juga menarik untuk dicermati. Bahwa, orang yang bisa bersabar dijamin akan memperoleh keberuntungan yang besar. Mereka yang sabar telah mengikuti dan menjalankan proses sunnatullah dengan benar, sehingga pantas memperoleh hasil yang terbaik.

Tapi, 'bersabar' juga bermakna tahan uji ketika mengalami cobaan. Dia tahu persis bahwa segala macam cobaan itu datangnya dari Allah. Ingin menguji seberapa tinggi kualitas kesabaran kita. Karena agama bukanlah teori, jadi harus terlihat dalam praktik kehidupan sehari hari.

QS. Ali Imran (3) : 142
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.

QS. Al Baqarah (2) : 155
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,

Begitulah, kualitas beragama kita terlihat dari praktik kehidupan kita sehari-hari. Bukan sekadar pengetahuan agama yang tinggi. Demikian pula kesabaran, sebagai salah satu parameter kualitas keagamaan. Bagi orang-orang yang sabar, Allah telah menyiapkan hasil terbaik untuknya. Maka, ayat di atas ditutup dengan : " berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar

Bukan hanya ketika di dunia Allah menjanjikan keutamaan, melainkan juga di akhirat. Mereka adalah orang-orang yang dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang bermartabat tinggi dan terhormat, di dalam surga.

QS. Al Furqan (25) : 75
Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya,

Lebih jauh, orang yang sabar adalah orang yang selalu memperoleh petunjuk Allah. Inilah salah satu bukti bahwa Allah selalu bersamanya, dimana pun dan kapan pun. Apa yang dikatakan dan diperbuatnya, semata-mata berdasarkan pada petunjuk dan bimbingan Allah. Ya, Allah selalu bersamanya.

QS. As Sajdah (32) : 24
Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.

Sabar, juga memiliki keterkaitan erat dengan tawakkal. Orang yang bisa bersabar adalah orang yang bertawakkal. Menggantungkan segala persoalan hidupnya hanya kepada Allah. Tentu saja setelah melakukan usaha keras.

Kata 'sabar' dan 'tawakkal' memiliki konotasi yang mirip, yaitu 'aktif berusaha'. tetapi tidak tergesa-gesa dan menyerahkan hasilnya kepada Allah saja.

Jika pun hasilnya tidak seperti yang diharapkan, mereka tidak kecewa karenanya. Sebab mereka sangat yakin bahwa Allah memberikan yang terbaik buat dirinya. Begitulah, orang sabar dan orang
yang bertawakal. Tidak ada yang merisaukan dan menggelisahkan. Semuanya menyenangkan.

Allah menggambarkan betapa mereka adalah para wali Allah di muka Bumi. Mereka tidak merasa gelisah dan tidak bersedih atas kehidupannya. Mereka tahu persis bahwa Allah selalu bersama orang-orang yang sabar dan tawakal.

QS. Yunus (10) : 62 - 64
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.

QS. An Nahl (16) : 42
(yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal.