Sunday, March 4, 2007

Setiap yang Berjiwa Pasti Mati

Allah menegaskan dalam banyak ayatNya, bahwa yang berjiwa pasti akan mengalami kematian. Bukan hanya manusia, melainkan juga tumbuhan, dan binatang. Hal itu di antaranya dikemukakan Allah pada ayat-ayat berikut ini.

QS. Al Anbiyaa (21) : 35
Tiap-tiap yang berJiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.

QS. Al Ankabuut (29) 57
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.

Allah menciptakan kehidupan ini memang silih berganti antar satu kejadian dengan kejadian yang lain. Dulu mati kemudian dihidupkan. Yang sebelumnya hidup kemudian dimatikan.

Dia juga mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan sebaliknya mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Begitulah Allah menunjukkan KekuasaanNya. Dan, akhirnya, semua itu kembali kepadaNya belaka.

QS. Ali Imran (3) : 27
Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas).

QS Adz Dzaariyat (51) : 49
Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.

Pada kenyataannya, kita memang melihat di sekitar bahwa segala yang hidup mengalami kematiannya. Pada sisi yang berbeda, kita juga memperoleh pemahaman bahwa binatang dan tumbuhan ternyata juga memiliki Jiwa. Tapi, dalam skala yang lebih rendah.

Dalam diskusi tentang otak secara struktural, diketahui bahwa otak manusia memiliki struktur otak binatang, khususnya jenis reptil. Inilah yang disebut sebagai otak tua : palaeoenchepalon. Bagian otak ini memiliki mekanisme kerja yang tidak melibatkan fungsi rasional. Ia lebih banyak melibatkan amygdala (otak emosional) dan tidak punya hippocampus (otak rasional). Ia juga cenderung bereaksi secara fisik untuk merespon kejadian di luar dirinya.

Pada seorang laki-laki 'otak reptilianya' lebih berkembang dibandingkan dengan perempuan. Karena itu, seorang laki-laki cenderung menggunakan reaksi fisik (memukul, merusak dan semacamnya) ketika sedang mengamuk atau marah. Berbeda dengan perempuan yang justru menjadi rasional, dan menahan diri ketika sedang marah.

Jadi, binatang juga memiliki Jiwa. Tapi dalam skala yang lebih rendah, karena tidak memiliki otak rasional yang disebut sebagai kulit otak alias cortex cerebri. Apalagi pada tumbuhan, ia tidak memiliki otak. Kualitas Jiwanya adalah paling rendah.

Namun, semua itu bakal mengalami kematian, sebagaimana difirmankan oleh Allah. Tidak pandang bulu, apakah kualitas jiwanya tinggi atau rendah. Asalkan ia makhluk hidup, maka dia bakal mati.

Bahkan, meskipun tidak ada informasi yang cukup transparan, ada yang berpendapat bahwa jin dan malaikat juga mengalami kematian. Hanya, umumya jauh lebih panjang dari manusia, karena faktor bahan dasar penyusun tubuhnya yang berkualitas lebih tinggi.

Itu didasarkan pada pemikiran bahwa setiap yang hidup bakal mengalami kematian, kecuali Allah SWT. Jin dan malaikat adalah termasuk makhluk hidup. Karena itu juga bakal mengalami kematian.

Sebagian jin khususnya iblis diberi tenggat waktu untuk tidak mati sampai hari 'kiamat pertama' (kiamat sughra) oleh Allah. Sedangkan malaikat, tidak mengalami kematiannya sampai 'kiamat yang kedua' (kiamat kubra).

QS. Al A'raaf (7) : 14 - 15
Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan" Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."

QS. Al Kahfi (18) : 50
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim.

Ayat di atas menginformasikan kepada kita bahwa khusus Iblis, diberi waktu oleh Allah untuk menggoda manusia sampai Kiamat. Dan adalah Iblis itu dari golongan jin. Namun demikian, tidak semua Jin memiliki usia sepanjang itu. Selebihnya jin juga mengalami proses menua, sakit, dan mati.

Secara umum, dari pengalaman orang-orang yang berinteraksi dengan dunia jin, mengatakan bahwa usia jin berkisar 10 kali lipat usia di dunia manusia. Jadi kalau manusia berumur 60 tahun, maka jin bisa berumur 600 tahun, dalam ukuran dunia manusia. Itu dimungkinkan, karena badan jin terbuat dari bahan gelombang panas, sebagaimana difirmankan Allah berikut ini.

QS. Al A'raaf (7) : 12
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".

QS. Al Hijr (15) : 27
Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.

Sedangkan malaikat, memiliki usia yang lebih panjang lagi karena badannya terbuat dari cahaya : Kenapa bisa lebih panjang? Sebab, cahaya memiliki kecepatan yang menyebabkan 'waktu malaikat' mulur sesuai dengan teori relativitas waktu.

Namun, meskipun terbuat dari cahaya, badan malaikat tidak persis berkecepatan cahaya. Sebab, jika ia memiliki kecepatan persis cahaya, maka malaikat menjadi tidak terikat waktu sama sekali, sesuai teori tersebut, Tm = [To/ akar ( l-v2/C2)]. Jika v sebagai kecepatan malaikat persis dengan c, maka waktu malaikat menjadi tidak berhingga, karena To dibagi dengan nol.

Sementara itu, kalau kita baca firman Allah berikut ini, kita bakal tahu bahwa malaikat masih terikat waktu. Yaitu, 1 hari malaikat sama dengan 50.000 tahun manusia. Malaikat bisa mencapai waktu tersebut ketika melesat dengan kecepatan hampir mendekati cahaya.

QS. Al Ma'arij (70) : 4
Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.

Dengan kata lain, usia malaikat bukanlah tidak berhingga. Mereka masih terikat waktu, tetapi waktunya bisa mulur, memanjang sampai 1 : 50.000 tahun ukuran manusia.

Berarti, usia bumi yang sudah 5 miliar tahun bagi manusia ini, dalam hitungan malaikat cuma berumur 100.000 hari alias sekitar 274 tahun malaikat. Atau, alam semesta yang telah berumur 12 miliar tahun itu pun barulah sekitar 240.000 hari alias sekitar 657 tahun malaikat.

Maka, pada hari kiamat nanti para makhluk Allah ada yang mati dan ada yang tetap hidup. Termasuk para malaikat dan iblis. Mereka yang dikehendaki Allah untuk mati, bakal dimatikan olehNya. Tetapi yang dikehendaki hidup, bakal tetap hidup.

QS. An Najm (53) : 26
Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafa'at mereka sedikitpun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya).

QS. Az Zumar (39) : 68
Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu.

Sedangkan manusia, dengan umurnya yang sangat pendek puluhan tahun saja sebagian besarnya sudah mati sebelum kiamat. Tetapi sebagian yang lain bakal mengalami hari kiamat yang mengerikan itu. Bagaimanakah kematian seorang manusia terjadi? Dan bagaimana kaitannya dengan Ruh dan Jiwa? Marilah kita bahas berikut ini.