Bagaimanakah proses penciptaan Adam terjadi? Ada beberapa informasi yang sangat menarik di dalam al Qur'an. Di antaranya adalah yang difirmankan Allah berikut.
QS. Al Imran (3) : 59
"Sesungguhnya masalah penciptaan Isa di sisi Allah itu seperti penciptaan Adam. Aku ciptakan dia dari tanah, kemudian dikatakan kepadanya kun fa yakuun"
Ayat tersebut dengan gamblang menjelaskan bahwa penciptaan Isa adalah seperti penciptaan Adam, yaitu dibuat dari tanah kemudian Allah mengatakan kun fa yakun.
Ada logika yang harus kita kembangkan dalam memahami ayat ini. Yang pertama, tentang penciptaan Isa yang dikatakan oleh Allah berasal dari tanah. Padahal kita tahu dalam berbagai Firman Allah yang lain dikatakan bahwa Isa diciptakan Allah bukan dari tanah, melainkan dilahirkan oleh Maryam, tanpa melewati perkawinan dengan seorang laki-laki pun. Tetapi, dalam ayat ini, kenapa Allah mengatakan Isa diciptakan dari tanah?
Maka, agaknya, kita harus mengembangkan pemahaman kita bahwa yang disebut diciptakan dari tanah itu bukan dalam pengertian yang sederhana. Melainkan sebuah proses yang sangat kompleks. Jangan berpikir secara simple dengan mengatakan bahwa Allah menciptakan Isa dengan cara mengambil segumpal tanah yang dibentuk seperti boneka, kemudian ditiupkan ruh Allah, dan jadilah Isa.
Di firmanNya yang lain Allah mengatakan bahwa saripati tanah itu diproses terlebih dahulu oleh Allah.
QS,. Al Mukminun : 12 - 14
"Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dari saripati tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani pada tempat yang kukuh dan terpelihara. Kemudian Kami menjadikannya air mani itu segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, lalu segumpal daging itu Kami jadikan tulang-tulang. Maka Kami liputi tulang-tulang itu dengan daging, kemudian Kami menjadikannya satu bentuk yang lain. Maha Suci Allah, sebaik baik Pencipta."
QS. Al Imran (3) : 59
"Sesungguhnya masalah penciptaan Isa di sisi Allah itu seperti penciptaan Adam. Aku ciptakan dia dari tanah, kemudian dikatakan kepadanya kun fa yakuun"
Ayat tersebut dengan gamblang menjelaskan bahwa penciptaan Isa adalah seperti penciptaan Adam, yaitu dibuat dari tanah kemudian Allah mengatakan kun fa yakun.
Ada logika yang harus kita kembangkan dalam memahami ayat ini. Yang pertama, tentang penciptaan Isa yang dikatakan oleh Allah berasal dari tanah. Padahal kita tahu dalam berbagai Firman Allah yang lain dikatakan bahwa Isa diciptakan Allah bukan dari tanah, melainkan dilahirkan oleh Maryam, tanpa melewati perkawinan dengan seorang laki-laki pun. Tetapi, dalam ayat ini, kenapa Allah mengatakan Isa diciptakan dari tanah?
Maka, agaknya, kita harus mengembangkan pemahaman kita bahwa yang disebut diciptakan dari tanah itu bukan dalam pengertian yang sederhana. Melainkan sebuah proses yang sangat kompleks. Jangan berpikir secara simple dengan mengatakan bahwa Allah menciptakan Isa dengan cara mengambil segumpal tanah yang dibentuk seperti boneka, kemudian ditiupkan ruh Allah, dan jadilah Isa.
Di firmanNya yang lain Allah mengatakan bahwa saripati tanah itu diproses terlebih dahulu oleh Allah.
QS,. Al Mukminun : 12 - 14
"Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dari saripati tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani pada tempat yang kukuh dan terpelihara. Kemudian Kami menjadikannya air mani itu segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, lalu segumpal daging itu Kami jadikan tulang-tulang. Maka Kami liputi tulang-tulang itu dengan daging, kemudian Kami menjadikannya satu bentuk yang lain. Maha Suci Allah, sebaik baik Pencipta."
Firman Allah tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa saripati tanah itu dirubahNya menjadi sperma atau air mani terlebih dahulu di dalam tubuh manusia. Kemudian sperma itu diproses oleh Allah mengikuti tingkatan-tingkatan yang lebih tinggi di dalam rahim seorang perempuan. Dan akhirnya berubah menjadi manusia.
Jadi, Allah menciptakan manusia bukan di luar rahim. Apalagi digambarkan di alam terbuka, langsung berasal dari tanah yang dibentuk. Allah telah menetapkan sunatullahNya, bahwa penciptaan. manusia mesti dilakukan di dalam rahim. Di ayat lain lagi, Allah tegas mengatakan.
QS. Ali Imraan (3) : 6
"Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendakiNya, tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana"
Memang, sebagaimana di dalam ayat-ayat berikut ini Allah mengatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah yang diberi bentuk. Akan tetapi seperti terbaca pada ayat di atas, pembentukan itu terjadi di dalam rahim. Bukan di luar rahim.
QS. Al Hijr (15) : 26
"Sesungguhnya Kami ciptakan manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk"
QS. Al Infithaar (82) : 8
"Dalam bentuk (apa saja) yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu"
QS. Ath Thiin : 4
“Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya”
Lantas, bagaimana cara memahami informasi bahwa manusia diciptakan dari tanah? Di sinilah ilmu pengetahuan biologi berperanan. Dikatakan bahwa tubuh manusia terdiri dari zat-zat Carbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Sulfur, Phospor, Calsium, Besi, dan lain sebagainya. Zat-zat tersebut membentuk zat dasar penyusun tubuh manusia, di antaranya protein atau asam amino. Nah, temyata seluruh zat-zat penyusun tubuh manusia itu memang terdapat di dalam tanah.
Bagaimana cara zat-zat tersebut berubah menjadi sperma atau air mani? Caranya adalah lewat mata rantai proses yang cukup panjang dan kompleks. Tetapi secara sederhana bisa dijelaskan berikut ini.
Tanah mengandung puluhan jenis unsur termasuk yang terdapat di dalam tubuh manusia. Allah lantas memilih zat-zat tertentu saja, yang disebut sebagai unsur-unsur organik untuk menyusun tubuh manusia.
Bagaimana cara memilihnya? Allah menggunakan berbagai macam tanaman untuk memilih unsur-unsur yang diperlukan. Akar-akar tanaman tersebut menyerap, zat-zat dari dalam tanah untuk diubah menjadi berbagai jenis buah, bermacam-macam sayuran, biji-bijian, umbi-umbian, dan lain sebagainya.
Semua itu lantas dikonsumsi oleh manusia atau binatang. Maka tubuh manusia ini sebenarnya terdiri dari berbagai unsur saripati tanah. Termasuk ketika manusia mengkonsumsi daging binatang, ia sebenamya telah makan sari pati tanah, secara tidak langsung.
Sari pati itu lantas dijadikan Allah sebagai sperma yang tersimpan di dalam organ reproduksi manusia laki-laki. Dan termasuk ovum atau sel telur yang berada di dalam alat reproduksi seorang wanita.
Maka ketika keduanya bertemu dalam proses pembuahan terjadilah konsepsi yang nantinya bisa menghasilkan seorang manusia. Begitulah Allah menjadikan proses penciptaan manusia. Memang berasal dari tanah, tetapi semua itu diproses oleh Allah lewat sebuah mekanisme yang sangat kompleks dan canggih di dalam tubuh manusia atau makhluk hidup. Bukan di alam bebas, karena tidak ada satu pun penjelasan al Qur'an yang mengatakan demikian.
Kalau pun Allah mengatakan bahwa manusia diciptakan dari jenis-jenis tanah seperti lumpur hitam, tanah liat kering seperti tembikar, dan lumpur berbau, itu semua menunjuk kepada zat yang terkandung di dalam beragam jenis tanah itu. Misalnya tanah lumpur yang berbau, itu menunjukkan bahwa di dalam tanah itu terkandung senyawa Asam Belerang (H2S). Artinya, badan kita memang tersusun, satunya, dari unsur Hidrogen dan Belerang.
Demikian. pula di jenis tanah yang lain, Allah menunjukkan bahwa ada kandungan Calsium, Besi, Carbon, dan lain sebagainya. Jadi jangan ditafsirkan secara apa adanya, bahwa berbagai jenis tanah itu dibentuk seperti patung oleh Allah, lantas ditiupkan ruhNya. Maka, jadilah manusia.
Penafsiran yang seperti ini bisa merendahkan kemuliaan agama kita sendiri. Karena sebenarnya Allah telah menjelaskan secara gamblang di dalam al Qur'an lewat berbagai ayatNya, bahwa kejadian manusia adalah kejadian yang sangat sempurna dan kompleks.
Jadi, bagaimana seharusnya kita menafsirkan penciptaan Adam? Bukankah Adam adalah manusia pertama? Lantas, beliau dikandung oleh siapa?
Disinilah kita mencoba menganalisa firman Allah di atas. Dia telah mengatakan bahwa penciptaan Isa adalah sebagaimana penciptaan Adam. Maka, secara logika, kita boleh mengatakan bahwa penciptaan keduanya adalah memiliki mekanisme yang sama.
Logikanya, kalau saya mengatakan bahwa A=B, maka tentu saya juga boleh mengatakan bahwa B=A. Artinya, kalau Allah menjelaskan bahwa penciptaan Isa sama dengan penciptaan Adam, maka saya juga boleh menyimpulkan bahwa penciptaan Adam sama dengan penciptaan Isa.
Padahal kita ketahui bersama bahwa Isa diciptakan Allah lewat seorang perempuan yang menjadi ibunya, yaitu Maryam. Beliau hamil tanpa harus melewati perkawinan tedebih dahulu. Berarti, kita bisa menyimpulkan bahwa Adam juga dilahirkan lewat 'seorang' perempuan tanpa melewati perkawinan tedebih dahulu.
Apakah ini mungkin? Di dalam ilmu kedokteran, proses demikian itu ternyata dimungkinkan. Peristiwa yang sangat jarang terjadi itu disebut sebadai proses pembuahan Parthenogenesis. Yaitu pembuahan yang terjadi dengan sendirinya, tanpa harus lewat perkawinan antara laki-laki dan perempuan. Dalam sejarah kemanusiaan, hal tersebut bukan hanya terjadi pada Maryam saja, tetapi juga terjadi pada beberapa perempuan lain. Tetapi memang sangatlah jarang. Satu kejadian dalam sekian juta kelahiran.
Setiap orang, ternyata memang memiliki sifat laki-laki dan perempuan dalam dirinya. Hanya saja, pada seorang pria, sifat atau hormon laki-lakinya yang lebih dominan. Tetapi sebenamya dia tetap memiliki sekian persen sifat kewanitaan. Sebaliknya, seorang wanita juga memiliki kadar sifat laki-laki sekian persen. Akan tetapi hormon kewanitaanyalah yang lebih dominan, sehingga organ-organ kewanitaan yang lebih berkembang.
Artinya, sebenamya setiap kita ini memiliki kedua sifat itu. Dan, sangat mungkin, suatu ketika kedua sifat itulah yang bertemu di dalam diri yang sama untuk menghasilkan keturunan. Karena itu, pada seorang waria, perkembangan antara hormon wanita dan laki-lakinya bertumbuh sama, kuat. Sehingga begitulah jadinya.
Sebenamya contoh tentang makhluk hidup yang bisa menghasil-kan keturunan tanpa harus kawin itu sudah ditunjukkan Allah pada cacing. Binatang ini disebut sebagai binatang Hermaphrodite, yaitu hewan yang memiliki kelamin ganda. Maka, cacing bisa melakukan 'perkawinan' dengan dirinya sendiri untuk menghasilkan keturunan. Kalau Allah menghendaki, tidak ada yang tidak mungkin. Namun sekali
lagi, Allah menetapkan semua proses dan mekanisme itu lewat Sunnatullah.
Pertanyaan berikutnya berkait dengan kelahiran Adam itu adalah: lantas siapakah yang mengandung Adam sebagai manusia pertama? Bukankah belum ada manusia sebelum Adam? Ya, disinilah kita coba melihat kembali dialog antara Allah dan malaikat saat akan menciptakan Adam.
Disana digambarkan bahwa malaikat dibuat kecele oleh Allah, karena mengira bahwa khalifah yang akan dijadikan Allah itu adalah makhluk yang sudah ada di muka Bumi ketika itu. Padahal makhluk itu, dalam pandangan malaikat, tidaklah layak untuk menjadi khalifah. Berarti, ada hubungan yang sangat erat antara makhluk tersebut dengan proses kejadian Adam.
Saya membayangkan, bahwa malaikat sampai kecele, itu disebabkan kareha mungkin lewat makhluk itulah Adam diciptakan Allah. Artinya, boleh jadi, rahim makhluk setengah manusia itu 'dipinjam Allah' untuk memproses kelahiran Adam.
Secara fisik, makhluk itu memang sudah sangat mirip manusia, seperti telah kita lihat dalam berbagai rekonstruksi fosil-fosil manusia purbakala. Namun, tetap saja, mereka itu belumlah manusia karena belum memiliki Ruh kemanusiaan. Karena itu, dalam berbagai rekonstruksi digambarkan bahwa volume otak mereka masih sangat kecil dibandingkan manusia. Kebudayaan yang terekam di berbagai fosil, juga menunjukkan sangat primitif, belum menggambarkan kecerdasan kebudayaan manusia.
Nah, di dalam rahim makhluk perempuan itulah boleh jadi proses penciptaan Adam berlangsung. Sangat boleh jadi juga Allah melakukan mutasi genetika terhadap janin Adam, sehingga memiliki sifat-sifat fisik yang lebih sempurna dibandingkan dengan 'ibunya'. Mutasi genetika itu sangat mungkin disebabkan oleh radiasi kosmik yang waktu itu diperkirakan sangat tinggi
Kemudian, di dalam rahim itu juga, Allah meniupkan RuhNya, sehingga terciptalah manusia pertama, Adam. Dan, Adam tidaklah lahir sendirian, melainkan lahir kembar bersama
Hawa, calon istrinya. Allah mengatakan bahwa Hawa diciptakan dari diri yang satu. Sama dengan asalnya Adam. Maka, dalam penafsiran ini, agaknya mereka memang diciptakan dari sel yang sama. Dan, sel tersebut membelah secara kembar, menjadi Adam dan Hawa.
QS. Al A’raaf (7) : 189
"Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Dia menciptakan istrinya."
Jadi Adam dan Hawa adalah hasil mutasi genetika yang diberi ruh oleh Allah di dalam rahim seorang 'ibu' yang secara fisik sudah sangat dekat dengan kondisi manusia. Tetapi ruh, untuk pertamakalinya, diberikan kepada Adam dan Hawa sebagai manusia yang pertama.
Karena kembar itu, maka lantas kita ketahui bahwa anak keturunan Adam dan Hawa ini lahir kembar-kembar juga. Di antaranya adalah Qabil dan Habil.