Judul di atas membawa pikiran kita kepada sebuah persepsi bahwa ada hidup yang sesungguhnya dan ada yang tidak sesungguhnya. Yang manakah yang sesungguhnya dan mana yang tidak sesungguhnya? Hanya Allah lah yang mengetahuinya, karena Dialah pemilik dan pembuat hidup kita. Karena,itu, marilah kita lihat firman-firman Allah berikut ini.
QS. Ali Imran (3) : 186
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
QS. Al Anaam (6) : 32
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung Akhirat itu lebih baik bagi orang orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?"
QS. At Taubah (9) : 38
“Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di Akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di Akhirat hanyalah sedikit.”
Allah mengatakan di dalam firman-firmanNya di atas bahwa kehidupan kita di dunia ini sebenarnya bukanlah hidup yang sesungguhnya.. Kehidupan kita yang sesungguhnya baru akan terjadi nanti di Akhirat. Di dunia ini, kata Allah, hanya main-main saja. Hanya sendau gurau belaka. Hanya saling pamer-pamer gengsi saja.
Bukankah hidup kita ini memang hanya saling pamer saja. Kadang pamer rumahnya yang baru dibangun. Atau juga pamer mobilnya yang baru dibeli. Atau seringkali juga pamer keluarga, anak anak dan berbagai prestasi yang dimilikinya. Padahal, bukankah semua itu bersifat sementara?
'Yang pasti' dari semua aspek kehidupan kita ini sebenarnya hanyalah satu yang pasti, yaitu: bahwa kita akan mengalami kematian dan meninggalkan semua kebanggaan kita yang bersifat duniawi tersebut. Ketika kita mati, rumah bagus yang kita miliki akan kita tinggalkan. Mobil mewah juga tidak kita bawa. Bahkan istri, suami, anak dan segala prestasi yang membanggakan itu juga tidak bisa ikut serta. Kita tinggal sendirian saja menghadap Allah, Sang Maha Pencipta.
Maka, sungguh benarlah adanya, bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara. Bahkan kata Allah hanya main-main dan sendau gurau belaka. Hidup yang sesungguhnya justru akan terjadi setelah kematian kita.
Boleh jadi kita akan sangat terkejut dengan kehidupan kita sesudah mati itu. Kita tidak pernah menyangka bahwa 'kehidupan sesudah mati itu memiliki bentuk dan ukuran nilai yang sangat berbeda dengan kehidupan kita di dunia. Bagaikan seorang bayi yang baru lahir. Ketika masih di dalam rahim dia terendam dalam air ketuban, tidak bernafas, dan peredaran darah serta denyut jantungnya mengikuti denyut jantung ibunya. Demikian pula, seluruh kebutuhan makananya dipasok oleh ibunya lewat plasenta (ari-ari).
Namun, begitu dia terlahir ke dunia ini, dia menemukan kenyataan yang berbeda, bahwa dia harus bernafas sendiri. Juga harus mempertahankan hidupnya dengan cara makan dan minum yang tidak pernah dialaminya ketika masih berada di dalam kandungan. Bahkan,dia lantas harus belajar berjalan dan menggerakkan anggota anggota badannya. Dia juga harus mengaktifkan seluruh panca inderanya agar bisa berinteraksi dengan 'dunianya' yang baru. Pendek kata, meskipun masih menggunakan badan yang sama, sang bayi temyata harus hidup di dalam dunia yang berbeda.
Kurang lebih sama. Ketika kita dibangkitkan olehNya di alam Akhirat nanti, kita akan mengalami berbagai macam penyesuaian dengan kehidupan baru itu. Persis seperti mengalami kelahiran kembali.
Badan kita masih sama dengan saat hidup di dunia akan tetapi kemampuannya berbeda, dan lingkungan hidup kita juga sangat berbeda dengan kondisi di sini. Hal ini dikatakan oleh Allah di dalam QS. Ibrahim : 48, bahwa Bumi dan langit pada waktu itu telah diganti dengan yang baru. Kondisinya sangat jauh berbeda, sehingga menyebabkan kita bisa hidup lebih kekal dibandingkan dengan kehidupan di dunia.
Pada waktu itu, banyak hal yang akan mengalami perubahan. Mulai dari lingkungan hidup, ketajaman dan kemampuan indera kita, ketahanan fisik, sampai pada ukuran nilai dan, kebahagiaan yang akan kita alami. Kehidupan kita di sana nanti akan berlangsung selama 15 miliar tahun! Itulah kehidupan yang sesungguhnya.
QS Al Mu’min (40): 39
"Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara), dan sesungguhnya Akhirat itulah negeri yang kekal"
QS. Al Kahfi: 45 - 46
"Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia) kehidupan dunia adalah bagaikan air hujan yang Kami turunkan dari langit. Maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka Bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan"
QS. Thaahaa .(20) : 124-126
"Barangsiapa berpaling dari peringatanKu maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta"
"Berkatalah ia : ya Tuhanku mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulunya aku adalah seorang yang melihat ?”
Allah berfirman : demikianlah telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu pula, pada hari kiamat ini kamupun dilupakan."
QS. Ali Imran (3) : 186
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
QS. Al Anaam (6) : 32
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung Akhirat itu lebih baik bagi orang orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?"
QS. At Taubah (9) : 38
“Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di Akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di Akhirat hanyalah sedikit.”
Allah mengatakan di dalam firman-firmanNya di atas bahwa kehidupan kita di dunia ini sebenarnya bukanlah hidup yang sesungguhnya.. Kehidupan kita yang sesungguhnya baru akan terjadi nanti di Akhirat. Di dunia ini, kata Allah, hanya main-main saja. Hanya sendau gurau belaka. Hanya saling pamer-pamer gengsi saja.
Bukankah hidup kita ini memang hanya saling pamer saja. Kadang pamer rumahnya yang baru dibangun. Atau juga pamer mobilnya yang baru dibeli. Atau seringkali juga pamer keluarga, anak anak dan berbagai prestasi yang dimilikinya. Padahal, bukankah semua itu bersifat sementara?
'Yang pasti' dari semua aspek kehidupan kita ini sebenarnya hanyalah satu yang pasti, yaitu: bahwa kita akan mengalami kematian dan meninggalkan semua kebanggaan kita yang bersifat duniawi tersebut. Ketika kita mati, rumah bagus yang kita miliki akan kita tinggalkan. Mobil mewah juga tidak kita bawa. Bahkan istri, suami, anak dan segala prestasi yang membanggakan itu juga tidak bisa ikut serta. Kita tinggal sendirian saja menghadap Allah, Sang Maha Pencipta.
Maka, sungguh benarlah adanya, bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara. Bahkan kata Allah hanya main-main dan sendau gurau belaka. Hidup yang sesungguhnya justru akan terjadi setelah kematian kita.
Boleh jadi kita akan sangat terkejut dengan kehidupan kita sesudah mati itu. Kita tidak pernah menyangka bahwa 'kehidupan sesudah mati itu memiliki bentuk dan ukuran nilai yang sangat berbeda dengan kehidupan kita di dunia. Bagaikan seorang bayi yang baru lahir. Ketika masih di dalam rahim dia terendam dalam air ketuban, tidak bernafas, dan peredaran darah serta denyut jantungnya mengikuti denyut jantung ibunya. Demikian pula, seluruh kebutuhan makananya dipasok oleh ibunya lewat plasenta (ari-ari).
Namun, begitu dia terlahir ke dunia ini, dia menemukan kenyataan yang berbeda, bahwa dia harus bernafas sendiri. Juga harus mempertahankan hidupnya dengan cara makan dan minum yang tidak pernah dialaminya ketika masih berada di dalam kandungan. Bahkan,dia lantas harus belajar berjalan dan menggerakkan anggota anggota badannya. Dia juga harus mengaktifkan seluruh panca inderanya agar bisa berinteraksi dengan 'dunianya' yang baru. Pendek kata, meskipun masih menggunakan badan yang sama, sang bayi temyata harus hidup di dalam dunia yang berbeda.
Kurang lebih sama. Ketika kita dibangkitkan olehNya di alam Akhirat nanti, kita akan mengalami berbagai macam penyesuaian dengan kehidupan baru itu. Persis seperti mengalami kelahiran kembali.
Badan kita masih sama dengan saat hidup di dunia akan tetapi kemampuannya berbeda, dan lingkungan hidup kita juga sangat berbeda dengan kondisi di sini. Hal ini dikatakan oleh Allah di dalam QS. Ibrahim : 48, bahwa Bumi dan langit pada waktu itu telah diganti dengan yang baru. Kondisinya sangat jauh berbeda, sehingga menyebabkan kita bisa hidup lebih kekal dibandingkan dengan kehidupan di dunia.
Pada waktu itu, banyak hal yang akan mengalami perubahan. Mulai dari lingkungan hidup, ketajaman dan kemampuan indera kita, ketahanan fisik, sampai pada ukuran nilai dan, kebahagiaan yang akan kita alami. Kehidupan kita di sana nanti akan berlangsung selama 15 miliar tahun! Itulah kehidupan yang sesungguhnya.
QS Al Mu’min (40): 39
"Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara), dan sesungguhnya Akhirat itulah negeri yang kekal"
QS. Al Kahfi: 45 - 46
"Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia) kehidupan dunia adalah bagaikan air hujan yang Kami turunkan dari langit. Maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka Bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan"
QS. Thaahaa .(20) : 124-126
"Barangsiapa berpaling dari peringatanKu maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta"
"Berkatalah ia : ya Tuhanku mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulunya aku adalah seorang yang melihat ?”
Allah berfirman : demikianlah telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu pula, pada hari kiamat ini kamupun dilupakan."