Tuesday, February 27, 2007

Aku adalah aku, aku adalah Aku

Perkenankan hamba yang hina ini besesorah tentang tasawuf. Hanya sedikit sekali yang aku ketahui tentang Aku yang sejati, seperti pengetahuan yang diberikan tentang ruh yang hanya sedikit. Aku tak pernah bersatu dengan aku, karena Aku adalah air, sedangkan aku adalah gula. Aku tak pernah bersatu dengan aku, karena Aku adalah listrik, sedangkan aku hanyalah kabel.
Air tanpa gula bukanlah air gula. Kabel tanpa listrik tak akan memberi manfaat bagi alam semesta ini. Bukankah aku kalifah-Mu di alam semesta ini. Sinergi tidak menyatu, tetapi Aku selalu beserta aku. Aku ada maka aku tiada. aku ada maka Aku tiada. "Bukan kau Muhammad, yang memukul/memegang/ memanah, tetapi Aku.".Kadang aku sibuk berfikir, dan tiada rumus " Apabila kau berfikir tentang-Ku, maka Aku akan berfikir tentangmu." tetapi yang ada adalah "Apabila kau berzikir pada-Ku, maka Aku akan berzikir padamu."

Seringkali anak adam ini merindukan akan Allah, tetapi yang dilupakan adalah mensucikan hatinya. Hati adalah singgasana Allah di muka bumi, hati adalah bejana zat Allah dimuka bumi. Sibuk berfikir tak akan membersihkan hati, sibuk bercakap, berargumentasi justru mengeraskan hati.

Allah bukanlah kisah bersambung, karena Beliau adalah Yang Maha Ada, tak perlu banyak mendengar, bercakap, berargumentasi dengan sesama manusia, karena itu akan menyuburkan khayal didalam otak kita. "Tidak akan menampung zat-Ku antara langit dan bumi, kecuali hati hamba-Ku yang suci/lunak/tenang."Carilah wasilah (canel/frekwensi, bukan perantara), carilah Guru Mursyid (yang bukan hanya menunjukkan adanya Allah, tetapi yang mampu menuntun ke-hadirat Allah, seperti Jibril menuntun Muhammad SAW) dan carilah Tarekat(jalan/cara/metode untuk menghampiri Allah, kalau jalan /cara/metode tidak benar, mustahil akan berjumpa dengan Maha Pencipta).

Bersihkan hati, sucikan hati, lunakkan hati dengan metode (tarekat) yang diajarkan oleh Allah (yang benar)melalui Jibril (Guru Mursyid), sehingga mendapatkan canel/frekwensi (wasilah) untuk berkomunikasi /bersinergi dengan Allah SWT.Memang Jibril hanya turun untuk Nabi Muhammad SAW, lalu bagaimana dengan para sahabat? Mereka ber-Mursyid pada Rasulullah. lalu bagaimana kita? Carilah ulama warasatul anbiya, yang sesungguhnya. salah satu cirinya adalah "disembunyikan Allah di tempat yang terang". Beliau tidak dikenal sebagai penghulu agama, kyai, ustadz, ataupun menteri agama. Karena sudah kehendak Allah, Beliau disembunyikan dari mata kepala manusia, tetapi tidak bagi hamba Allah yang sedang ber-jihad melawan nafsunya. Karena Cahaya diatas Cahaya akan menuntun mata hati hamba yang mencari ridho-nya.