Wednesday, April 4, 2007

Mengamalkan Wirid Tanpa Guru

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya senantiasa mengamalkan banyak wirid; antara lain Asma al-Husna, shalawat Nariyah, shalawat Munfarijiyyah, shalawat Thibbiyah, ayat Kursi dan sebagainya. Terus terang, kami dapatkan wirid ini semua dari buku, bukan dari seorang guru. Saya tertarik karena khasiat atau manfaat wirid-wirid itu yang begitu besar. Pertanyaan kami, mungkinkan amal saya diterima Allah padahal ilmu tersebut tidak kami dapatkan melalui seorang guru. Apa karena tanpa seorang guru itu sehingga agaknya tujuan kami menjadi tersendat, tak seperti manfaat yang dituliskan dalam buku tersebut? Tolong, apakah ada jalan keluarnya dalam mengamalkan wirid-wirid itu tanpa ijazah dan guru. Terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Aminullah Hasan

Jawaban:

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Sebelumnya perlu diketahui, kegiatan itu tidak bisa dikategorikan tarekat. Itu memiliki arti sebagai nilai tambah yang menjadi kewajiban, di luar shalat lima waktu. Sudah selayaknya pendekatan kepada Allah tidak terbatas hanya pada shalat lima waktu. Karena ia memiliki kemampuan untuk mendorong kekhusyukan, kebutuhan dan keperluan kita kepada Allah (Swt). Selainnya, hal itu berarti melatih pendekatan agar serangkaian wirid yang kita lakukan itu, bisa memperkuat kedudukan kita dalam shalat. Ini penting, karena shalat adalah kegiatan pertama yang dipertanyakan setelah hari Kiamat nanti.

Selain akhlak dan adab, keutamaan shalat dinilai melalui kekhusyukan. Dan kekhusyukan tanpa dilatih dengan membaca serangkaian wirid dan sebagainya itu, akan sulit tercapai. Dengan bacaan itu kita akan lebih banyak mendekatkan diri kepada Allah selain hanya pada saat shalat lima waktu.

Menjawab pertanyaan Anda, dalam satu sisi, niat ibadah itu tidak ada yang tercela. Semua baik, tapi afdalnya kita harus berjalan dalam aturan yang baik berdasarkan pelajaran yang diterima. Karena sesuatu yang tidak tepat dari yang sebenarnya, sama artinya dengan membeli obat tanpa resep. Tahu khasiat obat-obatan tapi tidak mengetahui cara menggunakannya. Buku-buku itu seperti buku obat-obatan. Kalau meramu sendiri, sesuai dengan buku, itu artinya sekadar teori. Buku tidak pernah menceritakan orang-orang yang pernah memi-num obat itu.

Karena itu, perlulah kiranya seorang guru. Apalagi makna dalam doa yang keluar dari Hadist atau perintah Allah, tidak dapat ditafsirkan semudah itu. Untuk dapat dimaknai, harus sesuai dengan asbab an-nuzul (sebab-sebab turunnya Al-Qur'an) dan asbab al-wurud (Hadist). Jadi mana mungkin akan menempatkan dhômir (keterangan) atau (landasan). Atau minimal secara jamaknya akan tepat bila memiliki guru, terkecuali shalawat Nabi. Maka praktis, yang lainnya itu sulit. Jadi, sebaiknya semua itu menggunakan guru.

3 comments:

muhammad.azis muslim said...

menurut saya tanpa guru sah2 aja yg pntg fasih,tau maksut dan tujuan,walaupun dari buku,kata romo yai sya'roni kudus,kalu dibuku sudah ada tata cra dan aturan nya berarti sudah di ijazahkan,tjuan mencari ijazah atau guru adalah supaya tau kaifiyah atau tata cara.jadi tidak apapa..info lbh lanjut sms ja 085226489268.yakin lah..para wali kalu berdzikir juga harus cri guru?gak kn?dzkir itu beda dg membaca

Unknown said...

"مَن لا شيخَ له؛ فشيخُه الشيطان"

Unknown said...

(KISAH SUKSES MENJADI SARJANA DENGAN MEMBELI IJAZAH)
Assalamu Alaikum wr-wb, Saya ingin berbagi cerita kepada anda semua khsusnya untuk temen2 yang tidak mempunyai pekerjaan karna tdk memiliki ijazah.sy dulunya juga hampir sama dengan temen2 semua tdk memiliki pekerjaan tetap,kasarnya saya seorang pengangguran, seiring waktu berlalu dengan tdk sengaja sy bertemu dengan teman lama pernah satu sekolah waktu masih SMP,dan teman saya ini sekarang ternyata sdh menjadi pengawai tetap di salah satu kantor pemerintah di kab TEGAL prov JATENG. Dengan melhat keadaan saya sekarang ini diapun mengusulkan untuk membeli ijazah di salah satu perusahaan yang bekerja sama dengan pihak pemerintah untuk membantu mereka yang putus sekolah,karena dulunya dia juga hanya seorang pengangguran lulusan SMP yang akhirnya dengan memebeli Ijazah dia telah memiliki pekerjaan tetap. Gak lama kemudia sayapun iseng mencoba untuk membeli ijazah dan akhirnya saya juga mencapai impian saya dengan memiliki pekerjaan tetap dengan membeli ijazah dari PT. Marta Dinata. Ijazah dari PT. Marta Dinata adalah ijazah asli dan resmi dari universitas dan sekolah tinggi di seluruh Indonesia, karena itu Ijazah ini bisa di gunakan di semua universitas dan pendaftaran pekerjaan (Perusahaan, PNS, Polri, TNI, dsb).
terimakasih kepada PT. Marta Dinata, karena saya sudah memiliki pekerjaan tetap di salah satu kantor pemerintah.Oleh karena itu bagi yang berminat, khususnya yang ingin cepat-cepat mendapatkan pekerjaan silahkan langsung hubungi PT.Marta Dinata : 021-5035 7999 / 0822 1914 9195 atau kunjungi website resmi www.ptmartadinata.com